Terjemahan Syajaratul–Kaun
(Ibnu ‘Arabi)
Bab 11
Orang Tidur Ibarat Mayat
Dalam diri Anda, Allah juga menjadikan sesuatu yang memberi isyarat tentang kematian, hari Kebangkitan, nikmat dan siksa kubur, di mana isyarat tersebut adalah kegiatan tidur Anda dan apa saja yang Anda mimpikan sewaktu tidur.
Dalam mimpi Anda bisa melihat sesuatu yang menyenangkan sehingga sewaktu bangun Andapun masih merasakan kebahagiaan.
Tapi ada pula yang menyedihkan, sehingga Andapun merasa tersiksa. Orang tidur ibarat mayat yang kehilangan perasaan, maka ia tidak mampu melihat, mendengar dan memahami.
Kemudian di jadikan suatu pendengaran, penglihatan dan pemahaman, akhirnya sanggup mendengar, melihat dan memahami. Ia melihat dirinya pergi ke manapun ia inginkan, makan dan minum apa yang ia inginkan. Kondisi ini adalah sama dengan nikmat dan siksa yang di lihat dan di rasakan oelh mayat selama di alam barzah (kubur) antara kematian dengan kebangkitan. Setelah tidur, kemudian Anda di bangunkan oleh Allah, dan bukan atas kehendak atau usaha Anda sendiri.
Kalau Anda sanggup menolak untuk di bangunkan, maka Anda akan sanggup menolak untuk di bangkitkan di hari Kebangkitan nanti. Demikianlah, sangat tidak benar bila orang mengingkari hari Kebangkitan setelah kematian. Mereka adalah orang-orang zindiq, atheisme dan para filosuf. Kita juga dapat menolak pendapat orang-orang Mu’tazillah yang mengingkari adanya nikmat dan siksa kubur.
Perlu anda ketahui bahwa Allah menciptakan makhluk-Nya dalam tiga kelompok, Dia berfirman:
“Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air, maka sebagian dari hewan itu ada yang melata di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki, sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki"
(Alqur-an surat. An-Nur: 45).
Binatang melata di atas perutnya adalah seperti ular dan cacing, sementara yang berjalan dengan dua kaki adalah seperti ayam, sedangkan yang berjalan dengan empat kaki adalah seperti sapi dan kambing. Binatang-binatang tersebut ada yang seperti orang yang dalam posisi sujud, ada pula yang dalam posisi ruku’, dan ada pula yang dalam posisi berdiri tegak seperti pohon dan dinding yang tidak akan sanggup ruku’ dan sujud.
Sementara itu ada yang dalam posisi ruku’ seperti sapi dn kambing yang tidak sanggup sujud dan berdiri. Adapun mereka yang dalam posisi sujud adalah seperti serangga, ular dan cacing, di mana mereka tidak sanggup bangkit. Semuanya memang di ciptakan untuk taat dan menyucikan-Nya.
“Tidak ada sesuatu pun keculi bertasbih dengan memuji kepada-Nya”
(Alqur-an surat. Al-Isra’: 44).
Sementara itu Allah swt. Menciptakan dalam diri Anda suatu kemampuan mengumpulkan cara-cara beribadah dan bertasbihnya makhluk-makhluk lain, serta memberikan kemudahan-kemudahan pada diri Anda. Anda dapat menyembah-Nya dengan berdiri, ruku’ ataupun sujud. Sehingga dalam diri Anda terkumpul suatu kelebihan dari pada makhluk-makhluk lain.
Demikian pula Allah mewajibkan shalat pada diri Anda. Shalat di jadikan suatu bentuk ibadah yang mencakup cara-cara beribadah makhluk-makhluk-Nya yang lain. Maka, demikianlah keutamaan orang-orang yang berdiri, ruku’ dan sujud.
“Engkau adalah maksud dan tujuan dari segala yang wujud, dan engkau adalah seorang hamba khusus untuk apa yang di kehendaki Dzat Yang di sembah.” Inilah makna ucapan kami terdahulu, bahwa Allah menciptakan Adam as. Dengan bentuk nama Muhammad saw. Dan menciptakan alam sesuai dengan tata ruang kondisinya.
Perlu anda ketahui, bahwa alam arwah (atas) di tundukkan untuk manfaat “Pohon Kejadian” di gunakan untuk kemaslahatannya, melakukan apa yang menjadi hak-haknya, karena di dalamnya terdapat keistimewaan “dahan” Muhammad saw. Dan Nur al-Ahmad (Cahaya Muhammad). Maka cahaya yang bersinar di pagi hari sebagai wujud dari kegelapan malam ketiadaan (al-adam) adalah sinar mentari Muhammad di ufuk dahi Adam as.
Malaikat tertunduk sujud kepadanya sembari berkata , “Penguasa tahta ‘Arasy untuk selamanya adalah Muhammad saw” Ketika mereka di perintah untuk memberikan kesaksian, merekapun memberikan kesaksian. Di katakan kepada mereka: Mensyukuri musyahadah ini dengan cara berdiri di atas kaki mujahadah dalam mengabdi “Pohon Kejadian” ini, sementara ini merupakan pangkal dasar pohon tersebut.
Kekuasaan adalah ruasnya. Maka di antara kalian hendaknya ada yang menjadi para malaikat yang bertugas mencatat amal (as-safarah) di mana mereka berusaha menangani lembaran-lembaran suci. Hendaknya di antara kalian terdapat malaikat-malaikat yang berbakti (al-bararah) yang mengelilingi di seputar batas-batas larangan Pohon ini. Hendaknya di antara kalian terdapat malaikat yang sanggup memikul setiap amal orang yang beramal.
Hendaknya di antara kalian terdapat para juru tulis yang sanggup berdiri di depan pintu orang yang bertobat. Hendaknya di antara kalian terdapat malaikat yang mencuci wajah orang yang beristighfar dari kotoran dosa dengan air istighfar dan sanggup memintakan ampunan orang-orang yang ada di muka bumi.
Hendaknya di antara kalian terdapat malaikat yang menjaga amal perbuatan mereka, melindungi apa yang menjadi hak dan kewajiban mereka. Hendaknya di antara kalian terdapat malaikat yang berusha untuk rezeki mereka, agar dapat mencurahkan waktunya untuk beribadah dan taat kepada Sang Pemberi rezeki.
Sehingga ada malaikat yang melepaskan angin, ada pula yang menggiring awan, ada yang melimpahkan air laut, ada yang menurunkan air hujan, ada yang menjaga daerah, ada yang menutup siang dengan kegelapan malam, ada yang menyingkap terangnya siang, ada malaikat yang memperhitungkan amal perbuatan dengan menjaga anggota tubuh dari perbuatan dosa yang menghancurkan amal, ada yang menghilangkan penyakit (bencana), ada yang bertugas menghijaukan perkebunan, dan ada pula malaikat yang bertugas menyalakan api dan menjadikan panas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar