Terjemahan Syajaratul–Kaun
(Ibnu ‘Arabi)
Bab 12
Perbedaan Iblis Dan Adam
Ketika tempat tinggal telah terbentangkan dan gelas Iradah-Nya telah melingkar, maka yang pertama kali di hadirkan kepada Dzat Yang Maha menghadirkannya adalah iblis. Ia berlagak dan berkedok dengan baju tasbih dan penyucian, akan tetapi di penuhi dengan rekayasa dan penipuan.
Ketika ia datang di hadapan Dzat Yang Menghadirkannya, menyaksikan keindahan pemandangan tersebut dan bersikukuh dalam kedurhakaannya, menyimpan dendam, meremehkan dan menghina kebenaran air dan tanah. Ketika di katakan kepadanya, “Bersujudlah kepadanya dalam kejernihan hatimu, “ ia pun tiak mau bersujud dengan menyombongkan diri dan melewati batas kepandaian. Akhirnya ia tidak bisa bersahabat dengan orang-orang pintar dan tenggelam dalam kegelapan duka dan kegundahan.
Ketika semakin geisah dan ancaman Tuhan mencambuknya sangat berat, maka ia meminta pertolongan kepada-Nya dengan tutur kata yang mengancam anak cucu Adam.
“Dan aku benar-benar akan menyesatkan mereka, dan akan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka dan akan menyuruh mereka (memotong telinga binatang ternak)”
(Alqur-an surat. An-Nisa’ :119).
Akan tetapi Qadar (Ketentuan) Tuhan menjawabnya, bahwa mereka akan di beri jaminan keamanan dari ancamannya.
“Sesungguhnya hamba-hamba-Ku tidak ada kekuasaan bagimu terhadap mereka, kecuali orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang sesat”
(Qs. Al-Hijr :42).
Maka ia tetap meminta kepada Sang Maha Raja untuk di tunda kematiannya. Allah mengabulkan permintaannya agar ia menjadi pemimpin dan pembimbing orang-orang kafir menuju ke neraka. Sebagai tongkat bersandar orang-orang yang berdosa. Ketika salah seorang di antara mereka tergelincir, Allah telah berfirman:
“Hanya saja mereka di geleincirkan oleh setan,”
(Qs. Ali Imran : 155).
Kalau ia bertaubat, Allah telah berfirman:
“Ini adalah termasuk perbuatan setan”
(Qs. Al-Washash :15).
Ketika Adam dan iblis saling bertarung tentang akibat yang di timbulkan kemaksiatan, maka yang ini meninggalkan apa yang di perintahkannya, sementara yang itu melakukan apa yang di larang. Yang mempertemukan keduanya adalah al-Qadar (Ketentuan) Yang Mahakuasa, Sebab, Dia-lah Yang menentukan Dia memerintahkan, sementara Dia menginginkan sebaliknya apa yang Dia perintahkan. Maka apa yang di anugerahkan oleh perintah akan di hanguskan oleh Kehendak-Nya.
Tatkala mereka hendak saling menyerang akibat kemaksiatan, maka si iblis di kendalikan agar tidak menyerangnya. Sementara si iblis yang celaka ini telah mengikat tali tendanya dan memasang di halaman depan yang di jadikan tempat tinggalnya.
Adapun Adam as. Tetap merindukan tempat tinggal surga yang abadi. Siang malam senantiasa meminta, lalu kembali menyalahkan dan menyesali dirinya. Ia berdoa di antara makhluk yang berdoa dengan penuh penyesalan:
“Ya Tuhan kami, kami menganiaya diri kami, Kalau Engkau tidak mengampuni dan memberi belas kasih kepada diri kami, tentu kami termasuk orang-orang yang rugi”
(Alqur-an surat. Al-A’raf :23).
Ia pun menerima kabar gembira dengan kehilangan rasa duka yang menyelimuti dirinya.
“Maka Adam menerima kalimat dari Tuhannya, maka Allah menerima taubatnya”
(Alqur-an surat. Al-Baqarah:37).
Sementara si iblis yang celaka, maka kuda-kuda liar tanpa kendali terus meluncur kepadanya untuk memberikan kabar gembira tentang di usirnya dari surga dan di jauhkan dari-Nya. Ia di usir dengan perintah: “Turunlah kalian, sebagaimana di antara kalian akan menjadi musuh yang lain.” (Alqur-an surat. Al-Baqarah :36).
Addampun menjadi gundah gulana dan hampir merobek-robek rajutan harapannya, kemudian ia berkata: “Tuhanku, saya telah menenggak getir pahitnya mendaki bukit, maka lindungilah saya dari panasnya putus harapan dari nikmat-Mu dalam menuruni terjalnya perintah-Mu: Maka di jawab: “ Tidak mengapa bagimu, sampai engkau pada pemisahan dua kelompok: Kelompok yang masuk surga dan kelompok yang masuk neraka” Adam mengambil posisi ke sebalah kanan, sementara iblis mengambil posisi ke sebalah kiri.
Namun karena mereka pernah bersahabat dan berkumpul, maka persahabatan tersebut akan memberikan pengaruh. Tempat dan perjalanannya adalah mengambil posisi sebelah kiri Adam. Maka asal mula lembaran sebelah kiri akan memberikan pengaruh pada orang-orang yang dekat dengannya, sehingga mereka senantiasa dalam kegelapan yang selalu menyimpang. Akhirnya mereka kufur karena kedekatnnya dan sejajar dengan iblis.
Sementara orang-orang yang masih dalam lembaran kanan, berada dalam cahaya Ma’rifat Adam, sehingga mereka selamat dari kegelapan iblis, karena mereka jauh darinya dan lebih memilih bertetangga dan berdampingan dengan orang-orang kafir yang senantiasa berada dalam kegelapan dari pada berdampingan dengan iblis. Mereka adalah orang-orang yang masuk dalam lembaran kiri. Pengaruh tersebut di munculkan dalam sifat-sifatnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar