📓terjemahan kitab sirrul asror
📄Bab 11: Tabir (hijab) cahaya dan kegelapan
Allah berfirman:
"Siapa yang buta di dunia buta juga di akhirat surat" bani isro il ayat 72
Bukan buta mata yang di kepala tetapi buta mata yang di hati itulah yang menghalangi seseorang melihat cahaya hari akhirat.
Firman Allah:
"Bukan mata yang buta tapi yang buta mata yang di dalam dada"
Hati menjadi buta di sebabkan oleh kelalaian yang membuat seseorang lupa kepada Allah dan lupa kepada kewajiban mereka, tujuan mereka, ikrar mereka pada Allah adalah ketika mereka masih berada di dalam dunia. Penyebab utama kelalaian adalah kejahilan terhadap hakikat (kebenaran) undang-undang dan peraturan Tuhan. yang menyebabkan seseorang itu terus di dalam kejahilan ialah kegelapan yang menyeluruh menutupinya dari luar dan sepenuhnya menguasai batinnya.
Sebagian dari nilai-nilai itu yang mendatangkan kegelapan ialah sifat-sifat
👉angkuh,
👉sombong,
👉megah,
👉dengki,
👉bakhil,
👉dendam,
👉bohong,
👉mengumpat,
👉fitnah
👉dan sifat keji lainya.
Sifat-sifat yang keji itulah yang merendahkan ciptaan Tuhan yang sangat baik sehingga jatuh kepada tingkatan yang paling rendah.
Untuk bebas dari kejahatan itu dia harus menyucikan sehingga cahaya menyinarkan cermin hatinya. Penyucian ini di lakukan dengan:
👉belajar sehingga mendapatkan pengetahuan,
👉dengan beramal menurut pengetahuan itu,
👉dengan usaha dan keberanian melawan ego diri,
👉menghapuskan yang berbilang pada diri (yaitu kedirian atau kelakuan yang di tandai sifat saitoni atau sifat buruk yang di sebut sebagai ego) dan
👉mencapai keesaan.
Jadikanlah semua itu menjadi kebiasaan sehingga hati menjadi hidup dengan cahaya keesaan allah – dan dengan cahaya keesaan itu mata hati yang suci akan melihat hakikat sifat-sifat Allah di sekeliling allah dan diri allah
Hanya setelah itu baru kamu ingat rumah kediamanmu yang sebenar benarnya yang darinya kamu datang. Kemudian kamu akan ada rasa rindu dan keinginan untuk kembali ke rumah kediaman itu, dengan pertolongan Yang Maha Mengasihani maka roh suci pada diri kamu akan menyatu dengan-Nya.
Bila sifat-sifat kegelapan terangkat (hilang dari tempatnya di dalam hati) maka cahaya yang mengambil alih tempatnya dan orang yang memiliki mata rohani akan melihat. Dia akan mengenali apa yang dia lihat dengan cahaya nama-nama sifat Ilahiah. Kemudian dirinya di banjiri oleh cahaya dan berganti menjadi cahaya.
(Tapi) Cahaya ini masih berupa hijab menutupi cahaya suci Zat, tetapi waktu (penghijaban)nya akan habis bila ini juga akan terangkat (di bukakan oleh Allah), (sehingga) yang tinggal hanya cahaya suci Zat itu sendiri.
Hati mempunyai dua mata,
👉satu yang sempat dan
👉satu lagi yang luas.
Dengan mata yang sempat seseorang bisa melihat kenyataan sifat-sifat dan nama-nama Allah. Penglihatan ini berkelanjutan sepanjang perkembangan kerohaniannya.
Dan Mata yang luas melihat hanya kepada apa yang di jadikan kelihatan oleh cahaya keesahan dan yang esa. Hanya bila seseorang sampai kepada wilaya kehampiran dengan Allah dia akan melihat, di dalam alam penghabisan bagi nyatanya Zat Allah, Yang Esa dan Mutlak.
Bagi yang mencapai makom-makom ini ketika masih di dalam dunia.
di dalam kehidupan ini kamu harus membersihkan diri kamu dari
Sifat sifat keduniaan yang egois dan ke-egoan (yaitu mengaku ngaku). Jarak antara mengembaraanmu di dalam kenaikan kamu ke arah makom-makom tersebut bergantung kepada sejauh mana kamu mengasingkan diri dari hawa nafsu yang rendah dan dari ego dirimu.
Pencapaian kamu pada hakikat yang kamu inginkan bukanlah seperti barang kebendaan sampai ke tempat kebendaan. Ia juga bukan ilmu yang membawa seseorang pada sesuatu menjadi tau yang sebelumnya tidak tau, juga bukan pertimbangan yang memperoleh apa yang di fikirkan, bukan juga khayalan yang menyatu dengan apa yang di khayalkan.
Hakikat yang kamu ingin capai ialah kesadaran tentang ketiadaan (kekosongan) kamu dari segala sesuatu kecuali Zat Allah. Pencapaian ini adalah perubahan suasana yang terjadi dan bukan perubahan pada sesuatu yang nyata.
Di sana tiada jarak,
tiada dekat atau jauh,
tiada kesampaian,
tiada ukuran,
tiada arah,
tiada ruang.
Dia Maha Besar, segala puji untuk-Nya. Dia Maha Pengampun.
Dia menjadi nyata dalam apa yang Dia sembunyikan dari kamu.
Dia menyatakan Diri-Nya sebagaimana Dia meletakkan tirai di antara Dia dengan kamu.
Pengenalan tentang DiriNya tersembunyi di dalam ketidak-adaanya (berupa hijab hijab) adalah upaya mengenali-Nya.
Jika ada di antara kamu yang sampai kepada cahaya yang di terangkan dalam buku ini ketika kamu masih berada di dalam dunia maka lakukanlah muhasabah (hisab) terhadap diri kamu, buku catatan kamu tentang amalan kamu. Hanya di bawah cahaya kamu bisa melihat apa yang kamu sudah lakukan dan sedang kamu lakukan. buat hitungan kamu, seimbangkan hitungan itu. Kamu akan membaca buku catatan kamu di hadapan Tuhan kamu pada hari pembalasan. Itu adalah muktamad. Kamu tidak ada peluang mengimbanginya di sana. Jika kamu lakukan di sini ketika kamu masih ada masa kamu akan termasuk ke dalam golongan yang di selamatkan. Jika tidak azab dan siksa menjadi bagian kamu di akhirat. Hidup ini akan berakhir. Di sana ada azab kubur, ada hari pembalasan, ada neraka yang menimbang semuanya sampai pada dosa yang paling kecil dan kebaikan yang paling kecil. Kemudian ada jambatan yang lebih halus dari rambut dan lebih tajam dari pedang, penghujungnya ialah taman, sementara di bawahnya ialah neraka yang penuh dengan siksaan, penderitaan, dan semua itu kekal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar