Jumat, 12 November 2021

Bab 15: sholat zhahir dan sholat batin.

 📓terjemahan kitab sirrul asror

📄Bab 15: sholat  zhahir dan sholat batin.


Lima kali sehari semalam, pada masa yang telah di tentukan, sholat di wajibkan kepada semua umat Muslim yang baligh dan mampu. Ini di perintahkan oleh Allah:

حَافِظُوْا عَلَى الصَّلَوٰتِ وَالصَّلٰوةِ الْوُسْطٰى وَقُوْمُوْا لِلّٰهِ قٰنِتِيْنَ 


ḥāfiẓụ 'alaṣ-ṣalawāti waṣ-ṣalātil-wusṭā wa qụmụ lillāhi qānitīn


Artinya:

Peliharalah semua salat dan salat wustha. Dan laksanakanlah (salat) karena Allah dengan khusyuk. (QS. Al Baqarah : 238)

Atau jika di artikan dalam tata bahasa Melayu:

"Kerjakan sembahyang dengan tetap dan akan sembahyang yang lebih penting". (Surah al-Baqaraah, ayat 238).


Sholat menurut peraturan agama (rukun sholat) terdiri dari

👉berdiri,

👉membaca Quran,

👉rukuk,

👉sujud,

👉duduk,

👉membaca dengan kedengaran

👉beberapa doa.

Pergerakan dan perbuatan ini melibatkan bagian-bagian tubuh, bacaan di ucap dan di dengar melibatkan pancaindera dan deria, ini adalah sholat zahir. Karna shalat zahir ini di lakukan berulang-ulang, di dalam setiap lima waktu sehari, 


bagian pertama menurut perintah Allah

"Dirikan shalat", adalah lebih dari satu. 


Bagian kedua perintah Allah"

Di utamakan shalat pertengahan

"merujuk pada sholat hati, karna hati berada di tengah-tengah pada kejadian manusia. Tujuan sholat ini adalah mendapatkan kesejahteraan pada hati. Hati berada di tengah-tengah, antara kanan dengan kiri, antara hadapan dengan belakang, antara atas dengan bawah, antara kebaikan dan keburukan. Hati adalah pusat, titik pengimbang, penengah. Nabi s.a.w bersabda,

"Hati anak Adam berada di antara dua jari Yang Maha Penyayang. Dia balikkan ke arah mana yang Dia kehendaki".

Dua jari Allah adalah sifat kekerasan-Nya yang berkuasa menghukum dan sifat keindahan-Nya dan pengasih-Nya yang memberi rahmat dan nikmat.


Shalat yang sebenarnya adalah sholat hati. Jika hati lalai dari shalat maka shalat zahirnya tidak akan teratur. Bila ini terjadi kesejahteraan dan kedamaian diri zahir yang di harapkan tidak akan di peroleh. Sebab itu Nabi s.a.w bersabda,

"Amalan shalat harus dengan hati yang husu'"

Shalat adalah penyerahan yang di cipta kepada Pencipta. Ia adalah pertemuan di antara hamba dengan Tuannya. Tempat pertemuan itu ialah hati. Jika hati tertutup, lalai dan mati, maka dari sholat itu tidak ada kebaikan yang sampai kepada diri zahir, karna hati adalah intipati atau hakikat atau zat bagi jasad, semua yang lain bergantung kepadanya.

Nabi s.a.w bersabda,

"Ada segumpal daging di dalam tubuh manusia, jika ia baik maka baiklah semua anggota tetapi jika ia jahat maka jahat pula anggota. Ketahuilah, itulah hati"


Sholat yang di perintahkan oleh agama (syariat) di lakukan pada waktu tertentu, lima kali sehari semalam. Sebaiknya di lakukan di dalam masjid secara berjema'ah, menghadap ka'abah, mengikut imam yang tidak munafik dan tidak ria' (ikhlas semata mata karna allah dan tanpa mengharap imbalan apapun dari allah)

sedangkan Waktu sholat batin tidak terbatas waktu dan tidak ada kesudahan, di dalam kehidupan ini dan juga di akhirat. Masjid bagi sholat batin ini ialah hati. Jemaahnya ialah bakat-bakat kerohanian, yang mengingat dan mengucapkan nama-nama Allah Yang Esa di dalam bahasa alam batin. Imamnya ialah kehendak yang tidak dapat di batasi (yaitu kehendak Allah karna diri sudah tanpa kehendak), arah kiblatnya ialah keesaan Allah, keabadian-Nya dan keindahan-Nya.

(tidak berpatokan pada mata angin) 


Hati yang sejati adalah yang melakukan sholat batin. Hati yang seperti ini tidak tidur dan tidak mati. Hati dan roh yang seperti ini berada di dalam solat yang terus menerus, dan manusia yang memiliki hati yang seperti ini sudah tiada bedanya antara dia dalam jaga atau dalam tidur karna sentiasa berbuat kebaktian kepada allah. Solat batin yang di lakukan oleh hati adalah keseluruhan kehidupannya. Tiada lagi bunyi bacaan, berdiri, rukuk, sujud atau duduk. Pembimbingnya atau imam solat itu adalah Rasulullah s.a.w sendiri. Baginda berkata pada Allah Yang Maha Tinggi,

"Engkau yang kami sembah dan Engkau jualah yang kami minta pertolongan".(Surah Fatihaah, ayat 4).


Ayat suci ini di tafsirkan sebagai tanda manusia sempurna, yang melewati atau melepaskan dari kekosongan yaitu hilang dari segala kebendaan, kepada suasana keesaan. Hati yang sempurna demikian menerima rahmat yang besar dari Ilahi. Satu dari rahmat itu di nyatakan oleh Nabi s.a.w,

"Nabi-nabi dan yang di kasihi Allah meneruskan ibadat mereka di dalam kubur seperti yang mereka lakukan di dalam rumah mereka ketika mereka hidup di dalam dunia"

Maksudnya adalah kehidupan abadi hati itu meneruskan penyerahan diri kepada Allah Yang Maha Tinggi.

Bila diri zhahir sholat maka diri batin juga harus solat  sehingga kedua sholat itu berpadu menjadi lengkap dan sempurna. Ganjarannya besar. Ia membawa seseorang secara kerohanian pada kehampiran dengan Allah, dan secara zahir pada peringkat yang paling tinggi mampu di capai. Dalam alam nyata mereka menjadi hamba Allah yang taat. Suasana dalam hati mereka adalah orang arif yang memperoleh makrifat yang benar tentang Allah. Jika sholat zahir tidak bersatu dengan solat batin maka itu di nilai kurang. Ganjarannya hanyalah pada pangkat atau kedudukan, tapi tidak membawa seseorang hampir dengan Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar