📓terjemahan kitab sirrul asror
📄Bab 14: penyucian diri
Dua jenis penyucian:
👉Pertama zahir, di tentukan oleh peraturan agama dan di lakukan dengan membasuh tubuh badan dengan air yang bersih.
👉Keduanya ialah penyucian batin, di peroleh dengan menyadari kekotoran di dalam diri, menyedari dosanya dan bertaubat dengan ikhlas. Penyucian batin memerlukan perjalanan kerohanian dan di bimbing oleh guru kerohanian.
Menurut hukum dan peraturan agama, seseorang menjadi tidak suci dan wuduk menjadi batal jika keluar sesuatu dari rongga badan. Ini perlu di perbaharui dengan wuduk. Dalam hal
👉keluar mani
👉keluar darah haid atau nifas.
Maka mandi wajib di perlukan penyucian itu. Dalam hal lain, bagian tubuh lain yang berbedah
👉tangan,
👉lengan,
👉muka
👉dan kaki
mesti di basuh. Mengenai pembaharuan wuduk Nabi s.a.w bersabda,
"Pada setiap pembaruan wuduk Allah perbaharui kepercayaan hamba-Nya yang cahaya iman gelap hingga memancar dengan lebih bercahaya"
"Mengulangi bersuci dengan wuduk adalah cahaya di atas cahaya".
Kesucian batin juga bisa hilang, mungkin lebih sering dari kesucian zahir, dengan sifat buruk, buruk perangai, perbuatan dan sifat yang merusakkan seperti
👉sombong,
👉takabur,
👉menipu,
👉mengumpat,
👉fitnah,
👉dengki
👉dan marah.
.
Perbuatan yang di lakukan secara sadar dan tidak sedar jika tetap terus di ulangi maka akan memberi efek pada roh. perbuatan itu seperti:
👉mulut yang memakan makanan haram,
👉bibir yang berdusta,
👉telinga yang mendengar umpatan dan fitnah,
👉tangan yang memukul,
👉kaki yang membawa kepada kejahatan.
👉Zina juga suatu dosa, bukan saja bersetubuh. Karna zina bukan cuma sebatas bersetubuh saja.
Nabi s.a.w bersabda,
"Mata juga bisa berzina"
Bila kesucian batin di tanamkan demikian dan wuduk kerohanian batal, membaharui wuduk demikian adalah dengan taubat yang ikhlas, yang di lakukan dengan
👉menyedari kesalahan sendiri,
👉dengan penyesalan yang mendalam di sertai oleh tangisan (yang menjadi air yang membasuh kekotoran jiwa),
👉dengan bersungguh sungguh tidak akan mengulangi kesalahan tersebut dengan berhasrat meninggalkan semua kesalahan, dengan memohon ampunan Allah, dan dengan berdoa agar allah mencegahnya dari melakukan dosa kembali.
Shalat adalah menghadap Tuhan. Berwuduk, berada di dalam keadaan suci, menjadi syarat untuk Shalat. Orang arif tahu penyucian zahir saja tidak memadai, karna Allah melihat jauh ke dalam lubuk hati, yang perlu di beri wuduk dengan cara bertaubat.
Firman Allah (yang merupakan dalil zhohir dalam penyucian batin) yang berbunyi:
"Inilah apa yang di janjikan untuk kamu, untuk tiap-tiap orang yang bertaubat, yang menjaga (batas-batas)".(Surah Qaaf, ayat 32).
👉Penyucian tubuh dan wuduk zahir itu terikat dengan waktu karna tidur juga membatalkan wuduk. Penyucian ini terikat dengan siang dan malam bagi kehidupan di dalam dunia.
👉Penyucian alam batin, wuduk bagi diri yang tidak kelihatan, tidak di tentukan oleh waktu Ia untuk seluruh kehidupan - bukan saja kehidupan sementara di dunia tetapi juga kehidupan abadi di akhirat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar