Rabu, 17 November 2021

Bab 17. BEKAM RASULULLAH SAW

Kepribadian dan Budi Pekerti Rasulullah saw.

Muhammad bin `Isa bin Saurah bin Musa bin ad-Dhahhak as-Sulami. (Imam at-Tirmidzi)

Bab 17. BEKAM RASULULLAH SAW



"Rasulullah saw. berbekam, yang membekamnya adalah Abu Thaibah, maka beliau memerintahkan untuk memberinya dua sha'* makanan. Rasulullah saw. berbicara  kepada  tuannya  (tuan  tukang  bekam),  lalu  mereka  mengugurkan kharajnya*." Rasulullah saw. bersabda :"Sesungguhnya cara pengobatan kalian yang paling afdhal ialah berbekam." Atau (perawi ragu) :"Sesungguhnya cara pengobatan kalian yang utama adalah berbekam."


(Diriwayatkan oleh `Ali bin Hujr, dari Isma'il bin Ja'far, dari Humaid, yang bersumber dari


Anas bin Malik r.a.)







•      Abu Thaibah adalah nama panggilan bagi Nafi', ia adalah budak Bani Haritsah atau budak


kepunyaan Abu Mas'ud al Anshari.


•      Sha'(gantang) adlah takaran. Satu Sha'sama dengan empat mud, sedangkan satu mud sama dengan tujuh ons.


•      Kharaj ialah suatu kesepakatan antara tuan dengan budak untuk membayar kepada tuannya sejumlah uang, sewaktu budak tidak bekerja pada tuannya.


Dalam peristiwa ini Abu Thaibah seharusnya membayar tiga Sha', tapi karena ia telah membayar dua Sha', hasil membekam Rasulullah saw. Maka yang satu Sha'lagi digugurkan oleh tuannya


setelah Rasulullah saw. berbicara dengan tuannya.



"Nabi saw. berbekam dan memerintahkan kepadaku (untuk membayar), maka kuberikan pada tukang bekam upahnya."


(Diriwayatkan oleh `Amr bin `Ali, dari Abu Daud, dari Waraqa' bin `Umar, dari `Abdil A'la, dari Abi Jamilah, yang bersumber dari `Ali k.w.)



"Rasulullah saw. pernah berbekam pada dua urat leher dan tengkuk. Beliau berbekam pada tanggal 17,19, dan 21."


(Diriwayatkan  oleh  `Abdul  Quddus  bin  Muhammad  al  `Athar  al  Bashri,  dari  `Amr  bin


`Ashim, dari Hamman, dan diriwayatkan pula oleh Jarir bin Hazm, keduanya menerimanya dari Qatadah, yang bersumber dari Anas bin Malik r.a.)



"Rasulullah saw. bersabda :"Barangsiapa berbekam pada tanggal 17,19 dan 21, tentulah tindakannya itu jadi penyembuh bagi setiap penyakit."


(Riwayat Abu Daud)





KEHIDUPAN RASULULLAH SAW



"Kami berada di samping abu Hurairah r.a. sedang ia memakai dua lembar kain kattan* yang dicelup bahan Lumpur merah. Lalu ia membuang ingusnya pada salah  satu  dari  dua  kainnya  itu.  Ia  berkata  :  "Bakh,  Bakh*".  Abu  Hurairah membuang ingusnya pada kain kattan itu. Selanjutnya ia bercerita :"Sungguh, aku  teringat kembali ketika  aku  tersungkur  diantara  mimbar  Rasulullah  saw. dengan kamar `Aisyah r.a. karena pingsan. Tiba-tiba datang seorang laki-laki lantas ia letakkan kakinya di atas leherku. Ia mengira aku dalam keadaan gila. Sebenarnya aku tidak gila, tapi kejadian itu hanyalah kelaparan."


(Diriwayatkan oleh Qutaibah bin Sa'id, dari Hammad bin Zaid, dari Ayyub, yang bersumber dari Muhammad bin Sirin*)


•      Kain Kattan ialah kain yang terbuat dari serat kayu. Atau kain yang dibuat dengan cara kasar, biasanya disebut kain rami.


•      bakh, bakh ialah kalimat yang sering digunakan oleh orang Arab untuk menyatakan rasa kagum, atau rasa senang, atau tidak menyenangi sesuatu. Pada hadist ini, kalimat bakh, bakh  berarti  suatu  isyarat  terhadap  pernyataan  kurang  senang,  atau  keadaan  yang menyedihkan.


•     Muhammad bin Sirin al Bashri adalah maula (budak yang dibebaskan) Anas bin Malik r.a.








"Rasulullah  saw.  tidak  pernah  kenyang  makan  roti,  dan  tiada  pula  dengan


daging, kecuali dalam keadaan dlaffaf."


(Diriwayatkan oleh Qutaibah, dari Ja'far bin Sulaiman ad Dluba'I, yang bersumber dari


Malik bin Dinar r.a.)



Malik bin Dinar selanjutnya berkata: "Aku bertanya kepada seorang laki-laki dari pedusunan:  "Apa  yang  dimaksud  dengan  dlaffaf?"  Ia  menjawab:  "Makan bersama  orang  banyak."  "Sesungguhnya  kami,  keluarga  Muhammad  saw. pernah selama sebulan tidak menyalakan api (tidak menanak apapun) kecuali korma dan air."


(Diriwayatkan oleh Harun bin Ishaq, dari `Ubadah, dari Hisyam bin `Urwah, dari ayahnya yang bersumber dari `Aisyah r.a.)



"Rasulullah saw. bersabda: "Sesungguhnya aku dijadikan takut oleh Allah dan tiada seorangpun yang diberi rasa takut sebagaimana aku. Sungguh, aku telah ditimpa cobaan di jalan Allah, dan tiada seorangpun yang mendapat cobaan sebagaimana aku. Sungguh merupakan pengalaman bagiku, yaitu selama tiga puluh hari tiga puluh malam, aku dan bilal tidak mendapatkan makanan yang pantas dimakan orang yang mempunyai rongga perut. Waktu itu hanya ada sedikit makanan yang disembunyikan pada ketiak bilal."


(Diriwayatkan oleh `Abdullah bin `Abdurrahman, dari Rauh bin Aslam Abu Hatim al Bashri, dari Hammad bin Salamah, dari Tsabit, yang bersumber dari Anas r.a.)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar