Terjemahan Syajaratul–Kaun
(Ibnu ‘Arabi)
Bab 2
Benih Pohon Kun
Ketika di panggil di hari kesaksian di depan mata para saksi untuk di minta kesaksian.
“Bukankah Aku ini Tuhan kalian?”
(Qs. Al-A’raf : 172).
Maka masing-masing akan memberikan kesaksian sesuai dengan kadar yang ia saksikan dan ia dengar, kemudian semuanya sepakat menjawab, “Benar, tentu Engkau Tuhan kami” Akan tetapi perbedaan itu terjadi dari sisi kesaksian mereka.
Orang yang menyaksikan-Nya dengan Keindahan Dzat-Nya, maka ia akan memberikan kesaksian bahwa tidak ada sesuatupun yang sama dengan-Nya.
Orang yang menyaksikan-Nya dengan Keindahan Sifat-sifat-Nya, ia akan memberikan kesaksian, bahwa tidak ada Tuhan selain Dia. Yang menjadi Raja lagi Maha suci.
Sementara orang yang menyaksikan-Nya dengan keindahan yang ada pada Makhluk-Nya, maka kesaksian mereka akan berbeda-beda akibat perbedaan yang mereka saksikan.
Sekelompok orang menjadikan-Nya terbatas, kelompok lain mengangggapnya tidak ada, sementara kelompok yang lain lagi menjadikan-Nya batu karang yang keras. Dalam hal ini, seluruhnya pada satu kebijakan hukum.
“Katakanlah ‘Sekali kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah di tetapkan oleh Allah bagi kami”
(Qs.at.Taubah : 51).
Kebijakan hukum di atas hanya dapat di ketahui pada rahasia yang tersimpan dalam kata Kun, yang akan berputra pada titik lingkarannya, yang tertanam kokoh pada pangkal benihnya.
Ketika sebutir benih ini merupakan bibit Pohon Alam dan cikal bakal buah dan makna bentuknya, maka saya sangat berkeinginan untuk menjadikan apa yang di bentuk ini suatu contoh dan apa yang di wujudkan ini menjadi suatu gambaran. Sementara berbagai ucapan (firman), pekerjaan dan kondisi yang muncul di dalamnya kita jadikan suatu cara untuk mencari kesimpulan (Pengertian).
Kemudian saya mencontohkan sebatang pohon yang tumbuh dari sebutir benih Kun. Sementara segala yang terjadi di alam ini dari berbagai fenomena baru, seperti kekurangan, kelebihan, pertumbuhan, apa yang tidak dapat di saksikan oleh mata (Ghaib) dan apa yang dapat di saksikan (Syahadah), kufur dan iman, apa yang muncul dari berbagai kegiatan, pembersihan kondisi dan tingkah laku, apa yang muncul dari ucapan-ucapan yang indah, kerinduan, perasaan, berbagai pengetahuan yang rumit, apa yang tumbuh dari kedekatannya orang-orang yang dekat dengan Tuhan (al-Muqarrabin), kedudukan orang-orang yang bertaqwa (al-Muttaqin), derajat orang-orang yang jujur (as-Shiddiqin), berbisik (munajat) nya orang-orang arif (al-‘Arifin) dan Musyahadah-nya orang-orang yang cinta kepada Allah (al-Muhibbin).
Semua itu merupakan buah yang di hasilkan oleh pohon ini dan mayang serbuk yang di munculkan oleh Pohon Alam ini.
Pertama kali yang di munculkan oleh Pohon yang berasal dari benih Kun ini adalah tiga dahan. Satu dahan mengarah ke sebelah kanan. Mereka adalah kelompk orang-orang yang berada di sebelah kanan (Ashabul yamin). Dahan yang kedua mengarah ke sebelah kiri.
Mereka adalah orang-orang yang berada pada kelompok kiri. Sementara dahan yang ke tiga lurus menjulang tinggi. Mereka adalah para pendahulu yang memiliki kedekatan dengan Allah (as-Sabiqun al-Muqarrabun).
Tatkala dahan itu kokoh dengan batangnya dan menjulang tinggi, muncul dari ranting-ranting bagian atas dan bagian bawah suatu alam bentuk dan alam makna, sementara kulit dan tutup bagian luar yang tampak adalah alam al-Mulk, sedangkan isi yang terpendam dan inti makna-maknanya yang tersembunyi adalah alam malakut.
Sementara itu, air yang mengalir melalui jaringan-jaringan urat nadi yang dapat menunjang hidup tumbuh dan tingginya pohon ini, memunculkan putik bunga, memekarkan bunga dan mematangkan buahnya adalah alam Jabarut yang merupakan rahasia dari kata Kun.
Kemudian pohon itu di kepung oleh dinding dan di batasi oleh batas-batas dan garis-garis tertentu.
Batas-batas tersebut adalah arah: Atas, bawah, kanan, kiri, depan dan belakang.
Bagian atas, maka pembatasnya adalah bagian atas, yang bawah batasnya adalah bagian bawah. Sedangkan garis-garis pembatasnya adalah apa yang ada di dalamnya, dari berbagai orbit dan benda-benda langit, para penguasa, berbagai ketentuan hukum, jejak para pendahulu dan para tokoh.
Maka tujuh lapis langit ibarat daun yang di gunakan berteduh, sementara bintang gemintang yang bersinar ibarat bunga yang ada di atas ufuk, malam dan siang ibarat dua helai selendang yang berbeda.
Salah satunya berwarna hitam kelam yang di kenakan untuk menghalangi pandangan mata, sementara yang lain berwarna putih yang di kenakan untuk menampakkan diri (tajalli), kepada orang-orang yang sanggup melihatnya. “Arasy rumah yang menyimpan segala kekayaan dan senjata Pohon ini. Dari rumah ini di peroleh berbagai manfaat yang menunjang kebaikan Pohon. di tempat itu pula Pohon ini di kendalikan dan para pelayannya di atur.
“Dan engkau akan melihat malaikat-malaikat melingkar berputra di sekeliling “Arasy bertasbih sambil memuji Tuhannya“
(Alqur-an surat. Az-Zumar: 75).
Ke’Arasy mereka menuju, ke sana mereka bermaksud, di sekitarnya mereka mengitari, di mana pun mereka berada maka mereka memberikan isyarat ke ‘Arasy.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar