Terjemahan Syajaratul–Kaun
(Ibnu ‘Arabi)
Bab 3
Sifat-Sifat Allah S.W.T
Ketika terjadi suatu peristiwa atau bencana yang menimpa pohon ini, maka mereka menengadahkan tangan untuk meminta, merendah ke arah “Arasy untuk meminta kepulihan (kesembuhan), berusaha menjaga dari langkah yang tidak benar., sebab Dzat Yang mewujudkan Pohon ini tidak memiliki arah yang dapat di tunjuk, tidak dapat di tuju di mana atau ke mana, tidak dapat di ketahui dengan cara bagaimana.
Andaikan ‘Arasy bukanlah suatu arah yang dapat di tuju mereka untuk melakukan pengabdian kepada tuhan, menunaikan ketaatannya, tentu mereka akan tersesat dalam tuntutan mereka.
Maka Allah swt, mewujudkan ‘Arasy hanyalah untuk menampakkan Asma’ (nama-nama) dan Sifat-sifat-Nya, sebab di antara Nama-nama-Nya adalah al-Ghafur (Maha Pengampun) sementara di antara Sifat-sifatnya adalah al-Maghfirah (Ampunan), di antara Nama-nama-Nya adalah ar-Rahim (MahaPengasih), Sementara di antara Sifat-sifat-Nya adalah as-Rahmah (Kasih sayang), di antara Nama-nama-Nya adalah al-Karim (Maha Mulia), sementara di antara Sifat-sifat-Nya adalah al-Karam (Kemuliaan).
Maka dahan-dahan dari pohon ini berbeda-beda buahnya pun beraneka ragam. Semua itu untuk menampakan rahasia ampunan-Nya kepada hamba yang berdosa, rahmat-Nya kepada hamba yang berbuat baik, keutamaan-Nya kepada hamba yang taat, keadilan-Nya kepada hamba yang durhaka, Nikmat-Nya kepada si Mukmin, Siksa-Nya kepada si Kafir.
Dalam Wujud-Nya Dia Mahasuci dari ketersentuhan, jauh, bersambung atau berpisah dengan apa yang Dia wujudkan, sebab Dia telah Wujud, Dia bukanlah alam, Dia sekarang tetap sebagaimana semula, Dia tidak tersambung dan juga tidak terpisah dengan alam, sebab sambung dan pisah adalah termasuk sifat-sifat makhluk (huduts) bukan termasuk sifat-sifat Qidam.
Berpisah dan bersambung mengharuskan terjadinya perpindahan dan pergeseran, sedangkan dari perpindahan dan pergeseran akan mengakibatkan perubahan, pergantian dan bahkan kesirnaan. Semua ini adalah sifat-sifat kekurangan dan bukan Sifat-sifat Kesempurnaan (al-Kamal). Dia Mahasuci dan Maha tinggi dari segala apa yang di katakan oleh orang-orang yang zalim dan para atheis.
Kemudian Dia menciptakan Lauh Mahfuzh dan al Qalam ibarat Buku Sang Maha Raja yang di dalamnya terdapat berbagai keputusan hukum. Ada hukum yang di batalkan dan ada pula yang di tetapkan, apa yang di wujudkan dan yang di tiadakan, apa yang keluar dari kebaikan-Nya, pemberian nikmat, pahala dan siksa.
Sedangkan Sidratul-Muntaha adalah ibarat sebatang dahan dari dahan-dahan pohon ini, yang di bawahnya terdapat malaikat yang mengabdi-Nya, melaksanakan keputussan-keputusan hukum-Nya, melaporkan apa yang di bawahnya dari buah pohon.
Di sana kemudian ia menerima salinan Kitab Sang Maha Raja yakni Lauh Mahfuzh. Sementara apa yang terejadi pada Pohon ini, baik penetapan maupun pembatalan, pengurangan maupun penambahan tidak akan terjadi di luar Pohon tersebut.
Sebab masing-masing dari mereka telah memiliki batas yang di pahami, bagian yang telah di tetapkan dan ketentuan yang telah di tentukan.
“Tiada seorangpun di antara kami (malaikat) melainkan mempunyai kedudukan tertentu”
(Qs. As-Shaffat: 164)
Tidak sedikitpun buah dari Pohon ini akan di laporkan ke atas rendah maupun baik, kecil maupun besar. Mulia maupun hina, sedikit maupun banyak kecuali sudah tercatat dalam sebuah Kitab yang tidak mengecualikan yang kecil dan yang besar, yang kesemuanya itu akan di catat di dalamnya. (Lihat Alqur-an surat. Al-Kahfi: 49)
Kemudian Sang Maha Raja memerintahkan mereka untuk di kirimkan ke salah satu dari dua gudang untuk menyimpan buah Pohon itu. Kedua gudang tersebut tidak lain adalah Surga dan Neraka. Buah yang baik akan di simpan di dalam gudang Surga.
“Sekali-kali tidak, sesungguhnya Kitab orang-orang berbakti itu (tersimpan) dalam surga “Illiyyin”
(Qs. Al-Muthaffifin : 18).
Sementara buah yang jelek akan di masukan ke dalam gudang neraka.
“Sekali-kali jangan curang, karena sesungguhnya kitab orang yang durhaka tersimpan dalam neraka Sijjin
(Qs. Al-Muthaffin: 7)
Surga adalah tempat tinggal orang-orang yang berada di kelompok kanan (Ashhabul Yamin) dari Pohon yang di berkahi dan baik. Sedangkan neraka adalah tempat tinggal orang-orang yang berada di kelompok kiri (Ashabusy Syimal) dari Pohon terkutuk yang ada dalam al-Qur’an.
Dia menciptakan dunia yang akan meninggalkan bunganya, sementara akhirat sebagi tempat tinggal buah Pohon tersebut. Sementara itu. Pohon ini di kelilingi oleh dinding Qudrah (Kekuasaan-Nya) yang meliputi segala-galanya.
“Sesungguhnya Dia Maha Meliputi segala sesuatu”
(Qs. Fushilat : 54).
Di kepung oleh lingkaran al-Iradah (Kehendak-Nya), di mana Dia akan melakukan apa yang Dia kehendaki dan memutuskan apa yang Dia inginkan. Ketika pangkal Pohon ini telah kokoh dan cabang-cabangnyapun semakin kuat, maka dua ujungnya akan saling bertemu, yang terakhir bertemu dengan yang pertama.
“Kepada Tuhanmulah di kembalikan kesudahannya (Ketentuan waktunya)”
(Qs. An-Nazi’at :44).
Sebab orang yang permulaannya dengan kata Kun, maka akhirnya pun akan tetap ada. Pohon tersebut sekalipun cabang-cabangnya banyak, tetapi asalnya hanya satu, yaitu sebutir benih Kun. Sehingga akhirnya juga hanya satu, yaitu kata Kun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar