Minggu, 14 November 2021

Bab 4 Ketajaman Mata Hati (Bashirah)

 Terjemahan Syajaratul–Kaun

(Ibnu ‘Arabi)

Bab 4

Ketajaman Mata Hati (Bashirah)



Andaikan Anda sanggup melihat dengan ketajaman mata hati (Bashirah), Anda akan melihat dahan-dahan dan Pohon Thuba (Kebahagiaan Surgawi) yang menggantung pada dahan-dahan dari Pohon Zaqum (Makanan penduduk neraka), segarnya angin yang sepoi-sepoi basah bercampur dengan panasnya hembusan api yang sangat panas, peneduh langit al Washl (Sambunganya hamba dengan Tuhannya) berjejer dengan peneduh dari asap hitam tebal.


Masing-masing orang akan memperoleh bagian yang telah di tentukan, seseorang minum dengan gelas yang sudah di tentukan, sementara yang lain minum dengan gelas yang di segel, dan ada pula yang tidak mendapatkan minuman.


Talkala tampak Wujud (Yang di ibaratkan anak-anak kecil) dari singgasana ketiadaan, lalu mereka di hembus oleh angin segar al-Qudrah (Kekuasaan), di asuh dan di pelihara oleh kelembutan dan belaian al-Hikmah (kebijakan), di hujani oleh awan al-Iradah (Kehendak) dengan berbagai keajaiban ciptaan, maka Wujud itu menumbuhkan berbagai macam dahan yang muncul dari batang Pohon sesuai dengan apa yang telah di tentukan dalam ke-qadimanya.


Dalam unsur dahan tersebut di susun dari sehat dan sakit. Sebab seluruh alam terdiri dari daun unsur yang di keluarkan dari dua bagian yang berasal dari kata Kun. Kedua unsur tersebut adalah kegelapan dan cahaya. Dan seluruh kebaikan berasal dari cahaya, sedangkan seluruh kejelekan berasal dari kegelapan.


Malaikat adalah makhluk Allah yang di wujudkan dari unsur cahaya, sehingga mereka menjadi baik, tidak pernah menentang (maksiat) terhadap apa yang di perintahkan Allah swt. Berbeda dengan setan, mereka di penuhi dengan unsur kegelapan, maka yang muncul adalah kejahatan.


Sementara itu Adam dan anak cucunya di ciptakan dari tanah liat (ath-thin) yang terdiri dari kebaikan dan kejelekan serta manfaat dan bahaya.


Sedangkan dzat (Subyek)nya di ciptakan untuk sanggup menerima pengetahuan dan ketidaktahuan. Jauhar (atau esensi) mana yang sanggup mendominasi dalam diri manusia, maka ia akan masuk dalam kelompok tersebut. Kalau yang menang adalah Jauhar cahayanya dan muncul jiwa spiritual (Ruahniyah) untuk mengalahkan jasmaniah (psikis)nya, maka ia akan sanggup mengungguli para malaikat dan akan melambung tinggi di atas orbit.


Akan tetapi bila yang mendominasi dalam diri manusia adalah Jauhar kegelapan, sementara Jauhar cahayanya kalah dan psikisnya lebih menonjol dari pada spiritualnya, maka ia masih lebih baik dari pada setan.


Ketika Allah “Menggenggam” Adam dari segenggam tanah Kun, maka Dia mengusap bagian atas punggungnya, sehingga ia mampu membedakan yang baik dan yang jelek. Dari punggung Adam, Allah mengeluarkan anak cucunya yang masuk ke dalam kelompok kanan, kemudian mereka mengambil posisi dan berperilaku sebagaimana kelompok kanan.


Dari punggung Adam pula keluar anak cucunya yang masuk ke dalam kelompok kiri, kemudian mereka juga akan mengambil posisi sebagaimana orang-orang kiri. Sehingga tak seorangpun akan menyimpang dari apa yang di kehendaki-Nya. Barang siapa bertanya, Mengapa”? Maka pertanyaan itu salah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar