📓terjemahan kitab sirrul asror
📄Bab 22: doa dan zikir yang berhubungan dengan jalan suluk
siapa yang memilih untuk memisahkan dirinya dari dunia supaya dia dapat menghampiri Allah hendaklah tahu ibadat-ibadat seperti doa dan zikir yang sesuai untuk tujuan tersebut.
Melakukan ibadat tersebut memerlukan suasana yang suci dan sebaik-baiknya berada di dalam keadaan berpuasa.
Kamar khalwat biasanya sangat dekat dengan masjid karna syarat bagi salik harus meninggalkan kamar khalwatnya lima kali sehari untuk mengerjakan solat berjemaah dan pada saat itu hendaklah menjaga dirinya tidak menonjolkan diri tapi justru menyembunyikan diri dan tidak berkata-kata walau sepatah perkataan pun.
siapa yang di dalam suluk hendaklah mengambil langkah tegas untuk lebih menghayati dan mematuhi
prinsip-prinsip,
dasar-dasar dan
syarat-syarat shalat berjemaah.
Setiap malam, ketika tengah malam, salik harus bangun untuk mengerjakan shalat tahajjud, di suasana bangun sepenuhnya di setelah bangun dari tidur. Shalat tahajjud membawa simbol kebangkitan setelah mati. Bila seseorang berhasil bangun untuk melakukan shalat tahajjud maka dia adalah Pemilik hati dan pikiran bersih. Agar suasana bangun ini tidak rusak dia tidak seharusnya melibatkan diri dengan kegiatan harian seperti makan dan minum.
Sebaiknya menganggap bangun tidur sebagai menyadari di bangkitkan kembali dari kelalaian pada kesedaran,
ucapkan:
“Alhamduli-Llahi ahyani ba’da ma amatani wa-ilaihin-nusyur"
Segala puji bagi Allah yang membangkitkanku setelah mengambil hidupku.
Setelah mati semua akan di bangkitkan dan kembali kepada-Nya”.
Kemudian bacakan sepuluh ayat terakhir surah al-‘Imraan, yaitu ayat 190 – 200. Sesudah itu mengambil wuduk dan berdoa:
“Kemenangan untuk Allah! Segala puji untuk-Mu. Tidak ada yang lain dari padaMu yang layak menerima ibadat. aku bertaubat dari dosaku. Ampunilah dosaku, maafkan kehadiranku (keakuanmu), terimalah taubatku. Engkau Maha Pengampun, Engkau suka memaafkan. Wahai Tuhanku! Masukkan aku ke dalam golongan mereka yang menyedari kesalahan mereka dan masukkan aku ke dalam golongan hamba-hambaMu yang shaleh
👉yang memiliki kesabaran,
👉yang bersyukur,
👉yang mengingat Engkau dan
👉yang memuji Engkau malam dan siang”.
Kemudian angkatlah pandangan ke langit dan lakukan pengakuan:
“Aku bersaksi tiada Tuhan melainkan Allah, Esa, tiada sekutu,
dan aku bersaksi Muhamamd adalah hamba Allah dan Rasul-Nya.
aku berlindung dengan keampunan-Mu dari azab-Mu. aku berlindung pada keredaan-Mu dari murka-Mu. aku berlindung padaMu dariMu. Aku tidak mampu mengenali-Mu sebagaimana Engkau kenali Diri-Mu. Aku tidak mampu memujiMu sebagaimana seharusnya. aku adalah hamba-Mu, aku adalah anak hamba-Mu. Dahiku yang Engkau tuliskan takdir adalah dalam tangan-Mu. Perintah-Mu berlari menyertai aku. Apa yang Engkau tentukan untukku adalah baik bagiku. aku serahkan kepada-Mu tanganku dan kekuatan yang Engkau letakkan padanya. aku buka diriku di hadapan-Mu, membuka semua dosaku. Tiada Tuhan kecuali Engkau, dan Engkau Maha Pengampun, aku yang zalim, aku yang berbuat kejahatan, aku menzalimi diriku. Untukku karna aku adalah hambaMu ampunilah dosa-dosaku. Engkau jualah Tuhan, hanya Engkau yang bisah mengampunkan”
Kemudian menghadap ke arah kiblat dan ucapkan:
“Allah Maha Besar! Segala puji untuk-Nya. Aku ingat dan membesarkan-Nya”.
Kemudian ucapkan sepuluh kali:
“Segala kemenangan buat Allah”.
Kemudian ucapkan sepuluh kali:
“Segala puji dan syukur untuk Allah”.
Kemudian ucapkan sepuluh kali:
“Tiada Tuhan melainkan Allah”.
Kemudian lakukan shalat sepuluh rakaat, dua rakaat satu salam. Nabi s.a.w bersabda,
“shalat malam dua rakaat”.
Allah memuji orang yang shalat malam.
“Dan di sebagian malam hendaklah engkau shalat tahajjud sebagai shalat sunat untukmu, supaya Tuhanmu membangkitkanmu di satu tempat yang terpuji”.(Surah Bani Israil, ayat 79).
“Renggang rusuk-rusuk mereka dari tempat tidur, dalam keadaan menyeru Tuhan mereka dengan takut dan penuh harapan, dan sebagian dari apa yang Kami karuniakan itu mereka belanjakan”.(Surah as-Sajadah, ayat 16 & 17).
Kemudian pada akhir malam bangun kembali untuk mengerjakan shalat witir tiga rakaat, shalat yang menutup semua shalat shalat pada hari itu. Pada rakaat ketiga selepas al-Faatihah bacakan satu surah dari Quran, kemudian angkatkan tangan seperti pada permulaan shalat sambil ucapkan “Allahu Akbar!” dan bacakan doa qunut. Kemudian selesaikan shalat seperti biasa.
Setelah matahari terbit orang yang di dalam suluk perlu melakukan shalat isyraq, shalat yang menerangi, dua rakaat. Sesudah itu melakukan shalat istihadha’ dua rakaat, mencari perlindungan dan keselamatan dari syaitan. Pada rakaat pertama selepas al-Faatihah bacakan surah al-Falaq. Dalam rakaat kedua setelah itu al-Faatihah bacakan surah an-Nas.
Untuk mempersiapkan diri untuk hari itu lakukan shalat sunat istikharah, shalat meminta petunjuk Allah untuk keputusan yang benar pada hari itu. Pada tiap rakaat setelah al-Faatihah bacakan ayat al-Kursi. Kemudian tujuh kali surah al-Ikhlas. Kemudian pagi itu lakukan shalat dhuha, shalat kesalihan dan kedamaian hati. Lakukan enam rakaat. Bacakan surah asy-Syams dan surah ad-Dhuha. Dan iringi dengan dua rakaat kaffarat, shalat penebusan terhadap kekotoran yang mengenai seseorang yang di sadari ataupun yang di sadari. Tersentuh dengan kekotoran walaupun secara tidak sengaja masih berdosa, masi di hukum. Ini bisa terjadi walaupun di dalam suluk, misalnya melalui keperluan tubuh. Nabi s.a.w bersabda,
“waspadalah dari najis – walaupun ketika kamu kencing, usahakan satu tetespun tidak mengenai kamu karna itu adalah menimbulkan siksaan di dalam kubur”
Setiap rakaat, setelah membaca al-Faatihah bacakan surah al-Kausar tujuh kali.
Satu lagi shalat panjang, walaupun empat rakaat harus di lakukan dalam satu hari waktu khalwat atau suluk. Ini adalah shalat tasbih – shalat penyucian atau pemujaan. Jika seseorang mengikuti mazhab Hanafi dia melakukannya empat rakaat satu salam. Jika dia berfahaman Syafi’i dilakukannya dua rakaat satu salam, dua kali. Ini jika di lakukan di siang hari. Jika di lakukan malam hari Hanafi dan Syafi’e sependapat, dua rakaat satu salam, dua kali.
Nabi s.a.w memberitahu mengenai shalat ini kepada bapak saudara baginda, Ibnu Abbas,
“Wahai bapa saudaraku yang ku kasihi. Ingatlah aku akan berikan kepada kamu satu pemberian. Perhatikanlah aku akan Sampaikan kepada kamu satu yang sangat baik. Ingatlah aku akan berikan kepada kamu kehidupan dan harapan baru. Ingatlah aku akan berikan kepada kamu sesuatu yang bernilai sepuluh dari perbuatan-perbuatan yang baik. Jika kamu kerjakan apa yang aku beritahu dan ajarkan kepada kamu Allah akan ampunkan dosa-dosa kamu yang lalu dan yang akan datang, yang lama dan yang baru, yang kecil dan yang besar. Lakukan secara di sadari atau tidak, secara tersembunyi atau terbuka”.
“Engkau kerjakan shalat empat rakaat. Pada tiap-tiap rakaat selepas al-Faatihah kamu bacakan satu surah dari Quran. Ketika kamu berdiri bacakan lima belas kali:
Subhana Llahi il-hamdu li-Llahi la ilaha illa Llahu wa-Llahu akbar, wa-la hawla wa-la quwwata illa billahil l-‘Ali I-‘Azim.
Bila kamu rukuk, tangan di atas lutut, bacakan sepuluh kali.
Ketika berdiri ulanginya sepuluh kali lagi.
Ketika kamu sujud bacakan sepuluh kali. Bila kamu bangun dari sujud bacakan sepuluh kali.
Ketika duduk bacakan sepuluh kali.
Sujud lagi bacakan sepuluh kali.
Duduk lagi bacakan sepuluh kali. Kemudian bangun untuk rakaat kedua. Lakukan serupa untuk rakaat yang lain sehingga empat rakaat”.
“Jika kamu mampu lakukan shalat ini setiap hari. Jika tidak lakukan sekali sebulan. Jika tidak mampu juga lakukan sekali setahun. Jika masih tidak mampu lakukan sekali seumur hidup”.
Jadi, empat rakaat itu tasbih di ucapkan sebanyak tiga ratus kali. Sebagaimana Nabi s.a.w ajarkan kepada bapa saudara baginda Ibnu Abbas, dianjurkan juga kepada orang yang bersuluk melakukan shalat tersebut.
Selain dari tugas tersebut orang yang di dalam suluk juga dianjurkan membaca Quran sekurang-kurangnya sebanyak 200 ayat sehari. Dia juga hendaklah mengingati Allah secara terus menerus dan menurut suasana rohani termasuk menyebut nama-nama-Nya yang indah secara kuat atau diam yaitu di dalam hati. Ingatan di dalam hati secara diam hanya berawal bila hati kembali bangun dan hidup. Bahasa zikir ini adalah perkataan rahasia yang tersembunyi.
Setiap orang mengingati Allah menurut upayanya masing-masing.
Allah berfirman:
“Hendaklah kamu sebut Dia sebagaimana Dia pimpin kamu”. (Surah al-Baqarah, ayat 198).
Ingatlah kepada-Nya menurut kemampuan kamu. Pada setiap tahap kerohanian ingatan itu berbeda-beda. Ia mempunyai satu nama lagi, ia mempunyai satu sifat lagi, satu cara lagi. Hanya orang yang di tahap itu tahu zikir yang sesuai.
Orang yang di dalam suluk juga di anjurkan membaca surah al-Ikhlas seratus kali sehari. Perlu juga membaca Selawat seratus kali sehari. Dia juga perlu membaca doa ini sebanyak seratus kali:
“Astaghfiru Llah al-‘Azim, la ilaha illa Huwa l-Hayy ul-Qayyum – mimma qaddamtu wa-ma akhkhartu wa-ma ‘alantu wa-ma asrartu wa-ma anta a’lamu bihi minni. Anta l-Muqaddimu wa-antal Muakhkhiru wa-anta ‘ala kulli syai in Qadir”.
Seterusnya lakukan ibadat-ibadat yang telah di nyatakan, gunakan untuk membaca Quran dan ibdah lainya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar