📓terjemahan kitab sirrul asror
📄bab 24. Pengikut pengikut jalan kerohanian.
Orang-orang yang mengikuti jalan kerohanian terbagi kepada dua bagian atau golongan.
Golongan pertama ialah yang termasuk ke dalam kumpulan Sunnis; mereka yang mengikuti peraturan al-quran dan amalan serta peraturan yang berasal dari kelakuan dan perbuatan Rasulullah s.a.w.
Mereka ikuti peraturan ini dalam
perkataan,
perbuatan,
pemikiran
perasaan,
dan mereka mengikuti maksud batin agama yaitu mereka mengerti bukan ikut secara taklid buta. Mereka beramal dan hidup menurut peraturan agama, merasainya dan menikmatinya, bukan semata-mata menanggung sesuatu yang di paksakan atas mereka.
Inilah jalan kerohanian yang mereka ikuti.
Inilah persaudaraan hamba-hamba Allah yang berkasih sayang. Segian dari mereka di janjikan syurga tanpa hisab, yang lain akan menderita sedikit azab hari kiamat dan kemudian masuk syurga. Namun ada juga sebagian yang memasuku neraka dalam waktu singkat untuk menyucikannya dari dosa sebelum masuk syurga. Tiada yang akan kekal di dalam neraka. Yang akan kekal di dalam neraka ialah orang kafir dan munafik.
Golongan kedua terdiri dari kumpulan-kumpulan yang bida'ah.
Nabi s.a.w telah memberi peringatan,“ Kamu, seperti Bani Israil sebelum kamu, seperti umat Isa anak Maryam, akan di bagi bagi dan di pisah pisahkan di antara satu sama lain. Sebagaimana mereka yang mengarang ngarang dan mengubah-ubah, kamu juga akan mengadakan bida'ah. Jika kau lalui waktu bersama mereka, penentangan dan dosa, kamu akan jadi seperti mereka dan berbuat yang sama. Jika mereka masuk ke dalam lobang ular yang berbisa maka kamu juga akan mengikuti mereka.
Kamu harus tau Bani Israil terpecah pada 71 kumpulan. Kesemuanya dalam kesesatan kecuali satu.
Dan orang Nasrani terpecah pada 72 kumpulan, dan semuanya sesat kecuali satu.
Aku bimbang umatku akan di pecahkan kepada tujuh puluh tiga kumpulan. Ini terjadi karna mereka mengubah yang benar menjadi yang salah dan yang haram menjadi yang halal menurut pertimbangan mereka sendiri, untuk muslihat dan keuntungan mereka, semua kumpulan itu akan ke neraka, kecuali satu dan kumpulan yang satu itu akan selamat.
”Bila di tanya siapakah yang satu di selamatkan itu baginda bersabda,
“Mereka yang mengikuti kepercayaan dan perbuatanku serta para sahabatku”
Di bawah ini di nyatakan sebagian dari jalan bida'ah yang di pegang dan di ikuti oleh orang-orang yang mengakui diri mereka orang kerohanian yaitu:
Hululiyya / haliyyah
percaya pada penjelmaan (Allah) dalam bentuk makhluk atau manusia (rengkarnasi ketuhanan yaitu turunnya tuhan ke bumi dalam dunia ini dalam wujud manusia), mendakwakan halal melihat tubuh dan wajah yang cantik, termasuk perempuan atau lelaki, siapa saja termasuk isteri-isteri atau suami-suami, anak-anak perempuan atau saudara-saudara perempuan orang lain. Mereka juga bercampur dan menari bersama-sama. Ini jelas bertentangan dengan peraturan Islam yang menjaga kesucian dan kehormatan di dalam peraturan tersebut.
Hululiyya mencari kerasukan zauk dengan cara menari, menyanyi, menjerit dan bertepuk tangan. Mereka mendakwa syeikh mereka berada dalam suasana di atas batasan hukum agama (terbebas dari hukum syariat agama). Jelas sekali mereka terpental jauh dari perjalanan Nabi s.a.w yang dalam tindak tanduk mematuhi hukum agama.
Awliya’iyya
mendakwa mereka berada dalam kehampiran dengan Allah dan mengatakan bila hamba hampir dengan Tuhan semua kewajipan agama terangkat dari mereka. Seterusnya mereka mendakwa seorang wali, orang yang hampir dengan Allah, menjadi sahabat akrab-Nya, mempunyai kedudukan yang lebih tinggi dari nabi. Mereka mengatakan ilmu sampai kepada Rasulullah s.a.w melalui Jibrail sementara wali menerima ilmu secara langsung dari Tuhan. Pandangan salah tentang suasana mereka dan apa yang mereka sifatkan kepada diri mereka adalah dosa mereka yang paling besar yang membawa mereka kepada bidaah dan kekufuran.
Syamuraniyya
percaya dunia ini kekal abadi, dan siapa yang mengucapkan perkataan abadi akan terlepas dari tuntutan agama, apa lagi mereka tidak ada hukum halal dan haram. Mereka menggunakan alat musik dalam upacara ibadat mereka. Mereka tidak memisahkan lelaki dengan perempuan (mirip taradisi ibada agamanya orang India). Mereka tidak membedakan dua hal itu. Mereka adalah kumpulan kafir yang tidak bisa bisa di perbaiki lagi.
Hubiyya
mengatakan bila manusia sampai ke peringkat cinta mereka bebas dari semua kewajipan agama. Mereka tidak menutup kemaluan mereka.
Huriyya
seperti Haliyya, menjerit, menyanyi, menari dan bertepuk tangan, mereka menjadi kerasukan dan di dalam suasana kerasukan itu mereka mendakwa mengadakan hubungan jenis dengan bidadari. bila keluar dari kerasukan mereka mandi junub. Mereka di musnahkan oleh kebohongan mereka sendiri.
Ibahiyya
enggan mengajak kepada kebaikan dan enggan melarang kemungkaran. Mereka menghukumkan haram sebagai halal. Mereka memperlakukan pendapat ini kepada kaum perempuan. Bagi mereka semua perempuan halal bagi semua lelaki.
Mutakasiliyya
menjadikan prinsip kemalasan dan meminta sedekah dari rumah ke rumah sebagai cara mendapatkan keperluan harian mereka. Mereka mendakwa telah meninggalkan segala hal ihwal dunia. Mereka gagal dan terus gagal di dalam kemalasan mereka.
Mutajahiliyya
berpura-pura jahil dan dengan sengaja berpakaian tidak sopan, coba menunjukkan dan berkelakuan seperti orang kafir, sedangkan Allah berfirman, “Jangan cenderung kepada yang berbuat dosa”. (Surah Hud, ayat 113).
Nabi s.a.w bersabda,
“Sesiapa yang coba berahlak seperti satu kaum dia di anggap salah seorang dari mereka”
Wafiqiyya
mendakwa hanya Allah yang kenal Allah. Jadi, mereka membuang jalan kebenaran. Kejahilan yang di sengajakan membawa mereka kepada kemusnahan.
Ilhamiyya
berpegang dan mengharapkan ilham, meninggalkan ilmu pengetahuan, melarang belajar, dan berkata Quran adalah hijab bagi mereka, dan fikiran puisi adalah Quran mereka. Mereka meninggalkan Quran dan meninggalkan solat sebaliknya mengajarkan anak-anak mereka untuk berpuisi.
Pemimpin-pemimpin dan guru-guru dari kumpulan Sunni mengatakan para sahabat, dengan berkat kehadiran Rasulullah s.a.w di tengah-tengah mereka, berada dalam suasana zauk dan ghairah kerohanian yang sangat tinggi. Pada zaman kemudian peringkat kerohanian yang demikian tidak tercapai lagi oleh orang ramai dan ia menjadi semakin hilang. Yang masih tinggal di turunkan kepada pewaris-pewaris kerohanian pada jalan kebenaran Ilahi, yang kemudian terbagi pada banyak cabang-cabang. Ia berpecah pada terlalu banyak kumpulan sehingga kebijaksanaan dan tenaganya menjadi berkurang dan berserakan. segala yang tinggal hanyalah rupa yang di baluti oleh pakaian guru kerohanian tanpa makna, kekuatan dan tenaga di bawah pakaian tersebut. Walaupun dalam suasana kosong itu ia masih juga berpecah dan berganda, bertukar menjadi bidaah. Sebagian menjadi Qalandari peminta sedekah yang mengembara. Yang lain menjadi Haydari dan berpura-pura menjadi wira. Yang lainya juga menamakan diri mereka Adhami dan berpura-pura mengikuti wali Allah Ibrahim Adham yang meninggalkan takhta kerajaan dunia ini. Masih banyak lagi yang lain.
Dalam zaman kita mereka yang mengikuti jalan kebenaran sesuai dengan hukum agama menjadi semakin berkuranga, Pengikut-pengikut yang benar pada jalan ini bisa di kenali melalui dua kenyataan.
Pertama, kenyataan zahir, yang menunjukkan keadaan kehidupan harian mereka yang di bentengi oleh hukum dan amalan agama.
Kedua kenyataan kerohanian, contoh teladan yang di ikuti, dari si pembimbing Sesungguhnya tiada yang lain untuk di ikuti melainkan Nabi Muhamamd s.a.w, yang menjadi teladan, yang pada satu masa dahulu baginda sendiri berada dalam suasana mencari dan kebenaranlah yang baginda cari. Tanpa ragu-ragu roh suci baginda saja yang menjadi pelantaranya. Itulah undang-undang yang harus di patuhi oleh orang yang beriman untuk meneruskan kehidupan agama dalam kehidupan. Cara lain, wali yang memiliki pusaka kerohanian Nabi s.a.w bisa memberkati si pencari dengan kewujudan kebendaannya. Sesungguhnya syaitan tidak bisa mengambil rupa Nabi s.a.w.
Waspadalah wahai pengembara pada jalan kerohanian, orang buta tidak boleh memimpin orang buta. Perhatian, kamu harus bersungguh-sungguh agar kamu dapat membedakan dari kebaikan yang paling kecil sampai pada kejahatan yang paling kecil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar