📓terjemahan kitab sirrul asror
📄penutup
Mengembara di atas jalan kebenaran harus mempunyai kebijaksanaan, kefahaman dan pengertian yang mendalam akan fitnah sesuatu. Ini semua merupakan kelayakan awal yang perlu di milikinya.
“Allah ciptakan hamba bijaksana dan bekemampuan
yang meninggalkan dunia tempat huru hara
mereka ke laut yang hanya ombak menjadi ujian mereka
perbuatan baik adalah kapal yang menempuh gelombang”
.
Orang memasuki jalan ini karna ada pelabuhan yang dia tuju. Perhatiannya tetap teguh pada pelabuhan itu namun tidak mengabaikan pentingnya persiapan untuk pengembaraan ini. Bila dia mempersiapkan diri dia harus waspada dari tipuan oleh rupa yang menawan dan dia tidak membebani dirinya dengan muatan atau menjadikan perhentian atau suasana kerohanian sebagai pelabuhan terakhir.
Orang yang berada pada jalan kerohanian mengatakan segala perbuatan di miliki oleh Yang Menciptakannya, manusia tidak sepenuhnya bertanggung jawab di dalam tangannya perbuatan kelihatan lain dari yang sebenarnya.
Allah berfirman:
“Apakah mereka (merasa) aman (dari) cobaan Allah? Karna tidaklah ada yang merasa aman dari cobaan Allah melainkan kaum yang muflis”.(Surah al-A’raaf, ayat 99).
Inilah dasar bagi jalan ini. meninggalkan semua muatan dan bergantung kepada Allah semata-mata, tidak di bingungkan oleh rangsangan dam cobaan di sepanjang perjalanan.
Dalam hadis Qudsi Allah berfirman:
“Wahai Muhammad! Sampaikan khabar gembira kepada pendosa-pendosa bahwa Aku Maha Pengampun. Tetapi sampaikan kepada mereka yang benar-benar milik-Ku dan ikhlas pada niatnya untuk-Ku bahwa Aku sangat cemburu (terhadap apa yang mereka inginkan yang di samping Aku)”
Kekeramatan yang zahir pada mereka yang hampir dengan Allah dan cobaan kerohanian yang mereka nyatakan adalah benar. Tetapi orang-orang yang seperti ini masih tidak terlepas dari rangsangan Allah dan ujian-Nya merangsang kepada dosa – kadang-kadang mereka di beri keberhasilan jika mereka mulai berbuat dosa, jadi mereka fikir suasana atau keadaan mereka adalah milik mereka dan kekeramatan itu juga milik mereka. Padahal Hanya nabi-nabi dan mukjizat mereka yang bebas dari ujian demikian. takut kehilangan iman ketika tercabut nyawa dari badan adalah satu-satunya penjagaan yang akan menjamin iman pada saat akhir.
Hassan al-Basri pernah berkata bahwa kepada orang yang hampir dengan Allah berhasil melalui ketakutan mereka terhadap Allah. Di dalam diri mereka takut jauh lebih kuat dari pada harapan karna mereka tau bahayanya di perbodoh oleh sifat awal manusia. Tipu daya ini menarik manusia keluar dari jalan tanpa mereka menyedarinya. Dia juga berkata orang yang sehat takut penyakit dan harapannya adalah sedikit, sementara orang yang berpenyakit tidak lagi takut di timpa penyakit dan harapannya untuk sehat bertambah.
Nabi s.a.w bersabda,
“Jika di timbang takut dan harap pada orang beriman kedua-duanya adalah sama”
Dengan rahmat Allah, ketika saat akhir kita, Allah lebihkan harapan kita dari rasa takut. Nabi s.a.w bersabda,
“Semua umatku akan menghembuskan nafas terakhirnya dengan kepercayaan dan harapan kepada rahmat Allah”
karna Allah menjanjikan,
“ampunan-Ku meliputi segala-galanya”, dan,“Rahmat-Ku mendahului murka-Ku”.
Allah Maha Pemurah, Penyayang dan Pengampun, tentu para hamba harus bergantung kepada-Nya. Namun pengembara pada jalan kerohanian harus takut dan menyelamatkan dirinya dari kemurkaan Allah. Untuk itu perlu dia serahkan semua yang di milikinya – dirinya sendiri, kewujudannya – letakkan segala-galanya di kaki-Nya dan berlindung dengan-Nya di dalam-Nya.
.
Wahai pencari.
Duduklah di atas lutut kamu di hadapan Tuhan kamu! Akui dan bertaubat terhadap kesalahan-kesalahan kamu! Tanggalkan dari dirimu segala kewujudan kebendaan! Akui dan bertaubat daru dosa-dosa kamu yang lalu dan nantikan di pintu ampunan-Nya tanpa membawa apa-apa, dalam keadaan berhajat penuh kepada-Nya! Jika kamu lakukan ini tentunya kamu akan menerima rahmat-Nya, berkat-Nya, makrifat-Nya, kasih-Nya dan belas kasihan-Nya; dan semua dosa-dosa kamu dan kekotoran kamu akan hancur dan terlucuti dari dirimu. Karna Dia jualah Maha Besar, Pemurah, Penyayang, Tuhan yang kekal abadi, Maha Berkuasa!
Kami memohon keselamatan dan kesejahteraan ke atas penghulu kami Nabi Muhamamd s.a.w, keturunan baginda, sahabat-sahabat baginda dan sekalian pengikut baginda. Segala puji dan syukur kepunyaan Allah; kami serahkan segala-galanya ke dalam tangan-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar