Minggu, 14 November 2021

Bab 3 Wasiat Ihwal Menghindari Maksiat Kepada Allah

 Terjemahan kitab Al-mashaya Lil Ibnu arobi

(Wasiat / pesan pesan Ibnu arobi)



Bab 3 Wasiat Ihwal Menghindari Maksiat Kepada Allah



Jika engkau berbuat maksiat kepada Allah di suatu tempat, janganlah beranjak dari tempat itu sampai engkau melakukan ketaatan dan menegakkan ibadah. Sebab, sebagaimana Dia menyaksikan keburukanmu, maka begitu pulalah jika di minta untuk memberi kesaksian Diapun akan menyaksikan kebaikanmu.


Namun ketika itu, engkau justru tidak melakukannya. Maka seperti itu pulalah halnya dengan pakaianmu. Jika engkau berbuat maksiat kepada Allah dengan mengenakan baju tertentu, maka beribadahlah kepada Allah dengan baju itu, sebagaimana telah ku katakan kepadamu. Demikian pula halnya dengan segala sesuatu yang sudah memisahkan diri darimu, seperti mencukur kumis, memotong bulu kemaluan dan kuku, mencukur rambut, serta membersihkan kotoran.


Janganlah engkau lakukan semua itu kecuali engkau berada dalam keadaan suci dan berzikir kepada Allah SWT. Sebab, semuanya itu akan di tanyakan kepadamu, bagaimana yang demikian itu meninggalkanmu. Sekurang-kurangnya, ibadah yang bisa engkau lakukan untuk semuai ini ialah hendaknya engkau memohon kepada Allah agar Dia mengampunimu atas perintah-Nya, hingga engkau bisa menunaikan kewajibamu dalam rangka memenuhi perintah Allah SWT.


Firman Allah SWT:

Dan Tuhanmu berfirman: ‘Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Ku perkenankan bagimu.’


Dia memerintahkan agar engkau berdoa kepada-Nya. Kemudian di dalam ayat ini pula Dia berfirman:

"Sesungguhnya engkau yang menyombongkan diri dari beribadah kepada-Ku, yakni orang-orang yang menyombongkan diri di atas kehinaannya. Dan yang di maksudkan dengan ibadah di sini adalah berdoa. Bedoa di namakan ibadah, dan ibadah adalah merendahkan diri. Mereka akan masuk neraka jahanam dalam keadaan terhina"

(QS. Ghafir : 56-60).


Jika mereka mengerjakan apa yang di perintahkan, maka Allah memperkenankan mereka masuk surga sebagai orang-orang yang mulia.


Pada suatu hari di waktu sahur, dengan tergesa-gesa, aku masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Di situ ku dapati ada Najm ad-Din Abu al-Ma’ali bin al-Lahib. Ia adalah sahabat ku. Di panggilnya seorang tukang cukur untuk mencukur rambutnya. Maka, akupun berseru kepadanya, “Wahai Abu al-Ma’ali!” Tiba-tiba ia menjawab seruanku sebelum aku melanjutkan ucapanku.


Katanya, “Aku sudah bersuci dan mengerti maksudmu” Aku heran dengan kehadirannya di tempat itu. Ia begitu cepat memahami maksudku mengerti apa yang mesti di lakukan di tempat itu, dan menghubungkan situasi di tempat itu dengan pengetahuannya tentang apa yang ku maksudkan. Lalu, aku berkata kepadanya, “Semoga Allah memberkahimu. Demi Allah, aku memanggilmu hanya untuk memberitahumu agar engkau bersuci dan berzikir ketika memotong dan mencukur rambutmu.” Iapun mendoakanku, dan kemudian mencukur rambutnya.


Hal semacam ini telah di lupakan manusia. Malahan mereka mengatakan, “Apa bila engkau berbuat maksiat kepada Allah di suatu tempat, pergi dan menyingkirlah dari situ” Yang demikian ini di sebabkan mereka merasa khawatir kepadamu kalau-kalau tempat itu mengingatkanmu kepada kemaksiatan yang telah engkau lakukan sehingga engkau akan mengenang kambali manisnya kemaksiatan itu. Dengan begitu, dosamu akan makin bertambah . mereka berkata begitu lantaran di dorong oleh rasa kasih sayangnya kepada sesama manusia.


Namun suatu pengetahuan yang agung telah berlalu dari mereka. Maka taatlah kepada Allah di tempat itu dan di saat engkau pergi dari tempat itu. Gabungkanlah antara apa yang mereka katakan dan apa yang ku wasiatkan kepadamu. Setiap kali engkau mengingat kesalahan yang telah engkau lalukan, maka bertobatlah setelah itu dan mohonlah ampunan kepada Allah.


Berzikirlah kepada Allah setiap kali engkau melakukan perbuatan maksiat. Rasulullah saw. Bersabda:

“Iringilah kejelekan itu dengan kebaikan, karena (kebaikan) itu akan menghapus keburukan” “Sesungguhnya, kebaikan menghilangkan keburukan"

(Qs. Hud, 11:113).


Namun, hendaknya engkau menimbang-nimbang hal itu, agar engkau mengetahui banyaknya keburukan dan kebaikan yang telah engkau lakukan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar