Minggu, 14 November 2021

Bab 5 Wasiat Ihwal Zikir Kepada Allah

 Terjemahan kitab Al-mashaya Lil Ibnu arobi

(Wasiat / pesan pesan Ibnu arobi)


Bab 5 Wasiat Ihwal Zikir Kepada Allah



Hendaknya engkau berzikir kepada Allah dalam keadaan sembunyi maupun terang-terangan, dalam keadaan sendiri maupun bersama orang lain. Allah SWT berfirman: 

"Ingatlah kepada-Ku, niscara Aku akan ingat kepadamu"

(Alquran surat. Al-Baqarah/2: 152)


jawaban atas zikir hamba kepada allah adalah zikir Allah kepadanya.


Kesengsaraan apakah yang lebih besar di derita seorang hamba selain dosa? Dalam keadaan sempit, beliau berdoa: “Alhamdulillah al-mun’im al-Mufdhil ) Segala Puji bagi Allah yang memberi nikmat dan memberi keutamaan).

Jika engkau merasakan hatimu selalu melantunkan zikir kepada Allah dalam segala keadaan, niscaya hatimu akan di terangi dengan cahaya zikir.


Cahaya itu akan memberikan kepadamu al-hasyaf (penyingkapan kegaiban). Sebab, dengan cahaya itu akan tersingkaplah segala sesuatu. Jika penyingkapan itu tampak, maka nampaklah pula rasa malu yang menyertainya. Buktimu atas hal itu adalah perasaan malumu kepada tetangga dan kepada orang-orang yang engkau lihat memiliki hak dan kemampuan. Tidak pelak lagi (tidak dapat di pungkiri lagi), keimanan memberikan kepadamu pengagungan atas hakmu.


Pembicaraan kami hanyalah tentang orang-orang Mukmin, dan wasiat kami hanyalah di peruntukan bagi setiap Muslim yang beriman kepada Allah dan kepada segala sesuatu yang datang dari sisi-Nya. 

Allah berfirman dalam hadis yang sahih, 

“Aku bersamanya yakni bersama seorang hamba ketika ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku dalam kesendirian,maka Aku pun mengingatnya dalam kesendirian-Ku. Dan jika ia mengingat-Ku dalam keramaian, maka Akupun mengingatnya dalam keramaian yang lebih baik”


Allah SWT berfirman:

"Dan laki-laki dan Perempuan yang banyak mengingat Allah"

(QS. Al-Ahzab, 33 : 35).


Dan zikir yang paling agung adalah mengingat Allah dalam keadaan apapun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar