Terjemahan Syajaratul–Kaun
(Ibnu ‘Arabi)
Bab 6
Alam Bawah Dan Alam Langit
Allah menciptakan Adam as. Dalam bentuk nama Muhammad saw. Oleh karenanya kepada Adam as. Bulat seperti bulatnya huruf Mim pertama, sedangkan tangan dan lambungnya seperti huruf Mim kedua, dan kedua kakinya merenggang seperti huruf dal. Maka sempurnalah penciptaan Adam dengan bentuk nama Muhammad saw.
Kami mengatakan bahwa Dia menciptakan berbagai alam sesuai dengan bentuk tata ruang Muhammad, sebab pada dasarnya alam di bedakan menjadi dua alam Muluk dan Malakut,
Alam Muluk adalah seperti alam jasmaniah, sedangkan alam Malakut seperti alam Ruhaniahnya.
Kepadatan alam bawah seperti kepadatan alam jasmaniahnya, sedangkan kelembutan alam atas seperti kelembutan alam ruhaniahnya. Gunung-gunung di atas bumi yang di jadikan sebagai paku bumi ibarat gunung tulang yang di jadikan penyangga dan kekuatan tubuhnya.
Sedangkan sungai yang meluap dan mengalir serta yang tidak mengalir, yang tawar dan yang asin adalah ibarat darah yang mengalir melalui berbagai urat dan pembuluh darah, dan yang tenang dalam saluran-saluran anggota tubuh serta berbagai macam cairan yang ada dalam tubuh.
Ada yang tawar yaitu air ludah, di mana makanan dan minuman bila di olah dengannya akan menjadi baik. Ada pula yang asin, yaitu air mata untuk melindungi biji mata. Ada pula yang pahit, yaitu air telinga untuk melindungi telinga dari gangguan serangga dan binatang-binatang kecil lain yang mungkin masuk ke telinga.
Kemudian dalam “bumi” tubuhnya ada tanah yang mungkin di tumbuhi tumbuh-tumbuhan seperti tanah yang subur. Di samping itu ada pula bumi yang kadar air dan garamnya tinggi, sehingga tidak mungkin dapat di tumbuhi tumbuh-tumbuhan. Di bumi juga terdapat lautan besar yang menjadi muara berbagai sungai dan saluran-saluran air untuk di manfaatkan menusia.
Demikian pula dalam bumi tubuhnya juga terdapat urat yang kuat dan menjadi sumber utama, seperti urat jantung yang mengalirkan darah dan menjadi sumber utama berbagai urat yang di alirkan ke seluruh tubuh.
Kemudian alam atas adalah alam langit, di mana Allah menjadikan matahari sebagai lampu penerang yang menyinari penduduk bumi. Demikian pula ruh (jiwa) di jadikan dalam tubuh manusia untuk menyinarinya. Andaikan jiwa hilang karena mati, tentu tubuh manusia akan gelap seperti gelapnya sebagian darah bumi ketika tidak di sinari matahari.
Kemudian Allah menjadikan akal manusia ibarat bulan yang mengambil cahayanya pada orbit langit. Pada waktu tertentu ia kecil kemudian semakin besar dan di saat yang lain ia kemudian kembali menjadi kecil lagi. Awalnya adalah bulan sabit sebagaimana permulaan akal anak kecil, kemudian semakin besar dan semakin dewasa seperti besarnya bulan purnama pada malam kesempurnaannya, kemudian tampak semakin berkurang lagi. Ini ibarat akal manusia ketika mencapai usia empat puluhan, kemudian kemampuannya semakin berkurang kembali.
Di langit, Allah juga menjadikan lima bintang yang terus beredar. Ini ibarat pancaindera: Indera perasa, pencium, penglihatan, pendengar dan peraba. Kemudian di alam langit, Allah juga menjadikan ‘Arasy dan Kursi. “Arasy Dia jadikan sebagai arah pusat tujuan hati para hamba dan sebagai tempat sasaran penengadahan tangan, dan bukan menjadi tempat Dzat-Nya, bukan pula sebagai tempat duduk Sifat-sifat-Nya, sebab, as-Rahman (Maha Pengasih) adalah Nama-Nya, sedangkan Istiwa’ adalah sifat-Nya.
Sementara Nanam dan Sifat-Nya berada pada Dzat-Nya. Sedangkan ‘Arasy adalah salah satu dari makhluk-Nya, yang tidak bersambung maupun bersentuhan dengan-Nya, tidak pula yang memukul dan di butuhkan-Nya.
Adapun Kursi adalah suatu tempat yang memuat berbagai rahasia dan gudang bebagai cahaya-Nya, tempat penitipan apa yang ada dalam lingkup Kursi-Nya yang luasnya cukup untuk langit dan bumi. Maka Allah menjadikan dada yang kedudukannya sama dengan Kursi, karena di situ pula akan di peroleh berbagai ilmu pengetahuan yang muncul, ibarat halaman yang ada di depan pintu hati.
Menyangkut jiwa (an-Nafs), terdapat dua daun pintu yang menuju kepadanya ada kebaikan yang muncul dari hati nurani dan ada pula kejelekan yang muncul dari nafsu. Ini semua terjadi di dalam dada, dan dari dada pula ia keluar menuju anggota tubuh.
Inilah makna firman Allah swt:
“Dan di lahirkan apa yang ada dalam dada”
(Alqur-an surat. Al-‘Adiyat : 10).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar