Syeikh Ibn ‘Atho’illah as-Sakandary ra
التوكل والأخذ بالأسباب
انعطاف: انظر إلى قوله صلى الله عليه وسلم:(لو توكلتم على الله حق توكله، لرزقكم كما يرزق الطير، تغدو خماصا وتروح بطانا). تراه يدل على الأمر بالتوكل على الله تعالى، لا على نفي الأسباب، بل يدل على إثباتها لقوله عليه الصلاة والسلام: تغدو خماصا وتروح بطانا. فقد أثبت لها غدوها ورواحها وهو سببها، ونفى عنها الادخار، فكأنه صلى الله عليه وسلم يقول: لو توكلتم على الله حق توكله، لما ادخرتم ولأغناكم التوكل على الله عن الادخار معه ورزقتم كما يرزق الطير، تؤتى برزق يومها، ولا تدخر لغدها، ثقة منها، بأن الله تعالى لا يضيعها، فأنتم أيها المؤمنون أولى بذلك. فأفاد عليه السلام: أن الادخار، إنما هو من ضعف اليقين، فان قلت: أكل ادخار هذا حكمه، أو هو مختلف الحال.
Rosululloh saw. bersabda, “Kalau kalian bertawakkal kepada Alloh dengan tawakal yang sebenarnya, tentu Alloh akan memberi kalian rizeki sebagaimana Dia memberikan rizeki kepada burung. seekor burung pergi dipagi hari dalam keadaan lapar dan kembali disore hari dalam keadaan kenyang”.
Hadits diatas memerintahkan kita bertawakkal kepada Alloh swt. namun tawakal tidak berarti menafikan usaha. Hadits itu justru menegaskan pentingnya usaha. “pergi dipagi hari dalam keadaan lapar dan kembali disore hari dalam keadaan kenyang”. ada selang antara kepergian dipagi hari dan kepulangan disore hari. jeda waktu itulah yang mesti dipergunakan untuk berusaha(mencari sebab).
disamping itu Rosululloh menolak sikap menumpuk harta. Seolah-olah ia bersabda, “Seandainya kalian bertawakkal kepada Alloh dengan benar, tentu kalian tidak akan menyimpan harta. Tawakkal membuatmu merasa tidak perlu menyimpannya, dan meyakinkanmu bahwa kau akan diberi rizeki sebagaimana burung, Burung diberi rizeki untuk hari itu dan tidak menyimpannya untuk hari esok, karena percaya bahwa Alloh tidak akan menelantarkannya. jadi wahai kaum beriman, kalian tentu lebih layak melakukan hal itu dibanding burung”.
Hadits ini juga mengisyaratkan bahwa menyimpan harta merupakan ungkapan/tanda dari lemahnya iman. mungkin kau bertanya, “Apakah semua orang yang menyimpan harta berarti lemah imannya ataukah keadaan seseorang berbada-beda? “(jawabnya di bab berikutnya)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar