📓terjemahan kitab sirrul asror
📄Bab 9: syarat yang di perlukan dalam melakukan zikir.
Salah satu syarat seseorang untuk berzikir ialah berada di dalam keadaan
berwuduk
basuh dan bersihkan tubuh badan dan sucikan hati. Pada peringkat permulaan, supaya zikir itu terasa, harus di sebut kuat-kuat perkataan dan ayat yang di jadikan zikir yaitu kalimah tauhid, dan sifat-sifat Allah.
Bila perkataan tersebut di ucapkan usahakan agar hati kamu berada di dalam kesedaran (tidak lalai). Dengan cara ini hati mendengar ucapan zikir dan di terangi oleh yang di zikirkan (yaitu Allah). Ia menerima tenaga dan menjadi hidup bukan saja hidup di dunia ini bahkan juga hidup abadi di akhirat.
Firman Allah:
"Mereka tidak akan merasakan padanya kematian hanya kematian pertama dan dia pelihara mereka dari azab jahanam" surat addukon ayat 56
Nabi s.a.w menceritakan bahwa keadaan orang mukmin yang mencapai yang hak melalui zikir dengan sabdahnya:
"Orang mukmin tidak mati mereka hanya meninggalkan kehidupan yang sementara ini dan pergi ke kehidupan yang abadi"
Dan di sana mereka tetap melakukan ibadah (yaitu zikir hati dalam perasaan ubuddiyyah ) sebagaimana yang mereka lakukan dalam dunia.
Nabi s.a.w bersabda,
"Nabi nabi dan orang-orang yang hampir dengan allah terus beribadah di dalam kubur seperti yang mereka lakukan di dalam rumah mereka"
maksudnya adalah penyerahan dan merendahkan diri rohani kepada Allah bukan shalat yang lima waktu sehari semalam. Tawaduk yang di dalam diri, dengan diam, adalah nilai utama yang menunjukkan iman yang sejati.
Makrifat tidak di capai oleh manusia dengan usaha (seperti beramal ibadah) tetapi ia adalah anugerah dari Allah. Setelah di naikkan kepada makam tersebut orang arif menjadi akrab dengan rahasia-rahasia Allah. Allah membawa orang itu pada rahasia-rahasia-Nya bila hati orang itu hidup dan sadar dengan zikir atau ingat pada-Nya dan jika hati yang sadar itu bersedia menerima yang hak maka selanjutnya
Nabi s.a.w bersabda,
"Mataku tidur tetapi hatiku tidak tidur)"
Suatu yang penting menyangkut makrifat dan hakikat di terangkan oleh nabi Saw dengan sabdanya berikut:
"Jika seseorang berniat mempelajari dan beramal menurut keinginannya tapi mati sebelum mencapai tujuannya maka alloh akan melantik dua malaikat sebagai guru yang mengajar nya ilmu ma'rifat sampai ke hari kiamat dan orang itu dibangkitkan dari kuburnya sebagai orang arif yang telah memperoleh hakikat"
Dua malaikat di sini menunjukkan roh Nabi Muhammad s.a.w dan cahaya cinta yang menghubungkan insan dengan Allah.
Pentingnya niat dan hajat selanjutnya di ceritakan oleh Nabi s.a.w melalui sabdahnya:
"Banyak orang-orang yang berniat belajar tapi mati ketika masih dalam kejahilanya tetapi mereka bangkit dari kubur pada hari pembalasan sebagai orang arif banyak ahli ilmu yang dibangkitkan pada hari itu dalam keadaan rusak ahlaknya hilang segalanya dan jahil keseluruhan nya"
Mereka adalah orang-orang yang merasa besar karena ilmu mereka, yang menuntut ilmu karna muslihat duniawi dan berbuat dosa. Mereka di beri peringatan:
"Dan (ingatlah mereka) hari yang akan dimasukkan orang-orang kafir ke neraka dan dikatakan kamu telah habiskan bagian kamu yang baik di dalam kehidupan dunia dan kamu telah bersukaria dengannya maka pada hari ini kamu akan dibalas dengan azab yang terjadi lantaran kamu pernah berbuat sombong di dunia secara tidak benar dan lantaran kamu telah melampaui batas" surat Ahqaaf ayat 20
Nabi s.a.w bersabda,
"Setiap amal bergantung pada niat. niat dan tujuan orang beriman lebih baik dan lebih bernilai di pandangan allah daripada amalan nian orang yang tidak beriman yang lebih buruk dari yang tampak sebagai amalan nya".
Niat adalah dasar dari semua amalan. Nabi s.a.w bersabdah:
"Adalah baik membina kerja demi kebaikan di atas niat yang baik dan dosa jika perbuatan yang di bina di atas niat yang jahat'
Firman allah
مَنْ كَانَ يُرِيْدُ حَرْثَ الْاٰخِرَةِ نَزِدْ لَهٗ فِيْ حَرْثِهٖۚ وَمَنْ كَانَ يُرِيْدُ حَرْثَ الدُّنْيَا نُؤْتِهٖ مِنْهَاۙ وَمَا لَهٗ فِى الْاٰخِرَةِ مِنْ نَّصِيْبٍ
mang kāna yurīdu ḥarṡal-ākhirati nazid lahụ fī ḥarṡih, wa mang kāna yurīdu ḥarṡad-dun-yā nu'tihī min-hā wa mā lahụ fil-ākhirati min naṣīb
Artinya:
Barangsiapa menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambahkan keuntungan itu baginya dan barangsiapa menghendaki keuntungan di dunia Kami berikan kepadanya sebagian darinya (keuntungan dunia), tetapi dia tidak akan mendapat bagian di akhirat. (QS. Asy Syura : 20)
Cara terbaik ialah mencari guru kerohanian (yaitu guru yang sudah Mursyid yang sudah di makam wali karna sudah sangat mengenal Allah menurut ilmu hakikat) inilah yang akan membawa hati menjadi hidup.
Ini akan menyelamatkan kamu di akhirat. Ini adalah suatu yang penting, ini harus di lakukan segera ketika masih hidup. Dunia ini kebun akhirat (ladang untuk bertanam. Orang yang tidak menanam di sini maka tidak bisa menuai di sana (di akhirat). Jadi, bercocok tanamlah di dalam dunia ini dengan benih yang di perlukan untuk kesejahteraan hidup di sini dan juga di akhirat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar