Terjemahan kitab Al-mashaya Lil Ibnu arobi
(Wasiat / pesan pesan Ibnu arobi)
Bab 9 Wasiat Ihwal Berhati-Hati Agar Tidak Memahami Ahli Tauhid
Berhati-hatilah engkau agar jangan memusuhi ahli la illaha illa Allah, karena ia memiliki pertolongan yang umum dari Allah. Mereka adalah para wali Allah. Jika mereka melakukan kesalahan dan mendatangkan ke bumi ini kesalahan yang tidak menyebabkan mereka menyekutukan Allah sedikit pun, maka Allah menemui mereka dengan membawa ampunan. Barangsiapa yang telah ditetapkan pertolongan atas dirinya, maka ia tidak boleh diperangi.
Barangsiapa memusuhi Allah, maka Allah pasti mengingat balasannya di dunia dan akhirat. Dan setiap orang yang tidak Allah beritahukan permusuhannya kepada-Nya, janganlah engkau jadikan musuh. Setidaknya jika engkau tidak mengenalinya, maka biarkanlah urusannya. Jika terbukti bahwa ia musuh Allah, yang sudah pasti orang musyrik, maka berlepas dirilah darinya, sebagaimana dilakukan nabi Ibrahim a.s., kepada bapaknya Azar.
Allah SWT berfirman:
"Tatkala jelas bagi Ibrahim bahwa bapaknya adalah musuh Allah, maka Ibrahim berlepas diri darinya"
(QS. At-Tawbah, 9 : 114).
Timbanganmu ini adalah firman Allah SWT:
"Kamu tidak akan mendapati suatu kaum yang beriman kepada Allah dari Hari Akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu adalah bapak-bapak mereka"
(QS. Al-Mujadilah, 58:22).
Sebagaimana dilakukan Ibrahim a.s.:
"Atau anak-anak, saudara-saudara atau keluarga mereka"
(QS. Al-Mujadilah : 58:22).
Ketika engkau tidak mengetahui hal itu, sebisa mungkin janganlah memusuhi hamba-hamba Allah, dan jangan pula memusuhinya karena apa yang diucapkannya. Engkau hanya boleh membenci perbuatannya, bukan dirinya. Sementara itu, yang dibenci dari musuh Allah adalah dirinya. Bedakanlah antara orang yang engkau benci perbuatannya, yaitu orang Mukmin, atau yang tidak engkau ketahui kesudahan orang non-Muslim pada waktu itu.
Berhati-hatilah terhadap firman Allah di dalam hadis sahih: “Barangsiapa memusuhi wali-Ku maka pasti Aku memaklumkan perang kepadanya.” Jika ia tidak mengetahui perihal dirinya dan lantas memusuhinya, maka berarti ia tidak memenuhi hak Allah dalam penciptaannya. Sebab, ia tidak mengetahui ilmu Allah tentang dirinya dan Allah pun tidak menjelaskannya kepadanya, sehingga ia pun berlepas diri darinya serta menjadikannya sebagai musuh. Jika ia mengetahui keadaan lahiriah dirinya, sekalupun ia musuh Allah dan engkau tidak mengetahuinya, maka bersahabatlah dengannya untuk menegakkan hak Allah dan janganlah memusuhinya.
Di sisi Allah, Nama Ilahi yang tampak pun membantahmu. Karena itu, janganlah engkau jadikan hujjah Allah atas keburukanmu, sebab engkau akan binasa. Allah memiliki hujjah yang pasti. Pergaulilah hamba-hamba Allah dengan penuh kasih sayang persis sebagaimana Allah memberikan rezeki kepada orang-orang kafir dan musyrik di antara mereka melalui pengetahuan-Nya ihwal keadaan mereka itu. Allah SWT tidak memberikan rezeki kepada mereka kecuali karena pengetahuan-Nya, yang mereka berada di dalamnya.
Mereka tidak ada di dalamnya karena mereka, melainkan karena diri-Nya, sebagaimana telah kami sebutkan dengan ungkapan yang umum bahwa Allah SWT adalah Pencipta segala sesuatu. Sementara itu, kekufuran dan kemusyrikan mereka tercipta dalam diri mereka. Dengan ungkapan yang khusus, tidak ada satu hukum pun dalam maujud kecuali dengan apa yang ditetapkan atasnya dalam ketiadaan. Melalui eksistensi itu, Allah pun mengetahuinya. Maka Allah memiliki hujjah yang pasti atas setiap orang manakala terjadi perselisihan dan perdebatan. Serahkanlah segala urusan kepada-Nya, dan ketahuilah bahwa engkau berada dalam apa yang ditetapkan oleh-Nya.
Tebarkanlah kasih sayangmu kepada seluruh hewan dan makhluk. Jangan engkau katakan:
“Tumbuh-tumbuhan dan benda-benda mati ini tidak memiliki kebaikan.”
Bahkan mereka memiliki banyak kebaikan. Engkaulah yang tidak memiliki kebaikan. Maka biarkanlah yang ada ini apa adanya dan kasihilah dengan kasih sayang pencipta wujudnya jangan engkau pandang apa yang ada padanya pada waktu itu sampai jelas bagimu siapa orang-orang yang benar dan engkau ketahui siapa orang-orang yang berdusta.
Maka ketika itu, pastikanlah pada dirimu untuk menjadikan mereka sebagai musuh perintah Allah bagimu, di mana Allah telah mencegahmu dari mengambil musuh-Nya sebagai pemimpin, yang engau cintai jika keyakinan yang lemah memaksamu berhubungan dengan mereka, maka jauhilah mereka tanpa menaruh kecintaan sedikit pun kepada mereka. Tetapi, untuk menolak kejahatan yang berasal darimu secara damai, serahkanlah urusan kepada-Nya dan bergantunglah dalam setiap keadaan kepada-Nya sampai engkau menemuinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar