📓terjemahan kitab fathur robbani.
Shakh Abdul Qodir al-Jailani.
📄Majelis ke 18 Jihad Terhadap Hawa Nafsu Dan Setan"
Pengajian Syeikh Abdul Qodir al-Jailany
Ahad pagi tanggal 16 Dzulqoidah tahun 545 Hijriyah di Pondok,
Beliau berkata:
alloh telah memberikan untukmu berupa dua jihad atau perlawanan sebagai pengabdian kepada allah yaitu: jihat lahiria dan jihat batinia
jihat batin adalah:
1. berusaha untuk memerangi hawa nafsu, tabiat, setan,
2. bertaubat dari maksiat
3. tetap memuliakan alloh dan
4. meninggalkan syahwat yang di haramkan.
jihat lahir yaitu:
1. busaha untuk memerangi orang kafir yang menentang alloh dan Rasul-Nya,
2. menahan kekuatan senjata mereka baik berbentuk pedang, panah dan tombak untuk membunuh mereka, karena jika engkau biarkan mereka pasti akan membunuhmu.
Dari dua bentuk jihad tersebut, jihad batinia ternyata menempati posisi yang lebih berat dari pada yang berbentuk lahiria. Karena hakekatnya adalah penahan nafsu haram dari perubahannya (menjadi halal di batinmu) dan menetapi perintah-perintah syara’ serta meninggalkan larangan-Nya. Maka barang siapa menempati perintah alloh dalam kedua jihad itu niscaya ia peroleh keutamaan dunia dan akhirat.
Luka yang ada pada tubuh orang yang mati syahid itu laksana bercantuk darah dalam tanganmu, itu tidak sakit, dan mati dalam kebenaran jihad untuk dirinya itu menjadi penebus dosa laksana di dahaga meneguk air dingin.
Wahai manusia,
imanilah Al-Qur’an,
beramal-lah menurut ketentuannya, ikhlaslah dalam beramal.
Engkau jangan memperlihatkan amal,
jangan munafik atas amalmu,
jangan cari puji dan makhluk atau pengganti dari mereka.
Karena itulah sedikit sekali orang yang ikhlas, dan berapa banyak orang munafiq. Alangkah malas engkau tunduk kepada alloh, tetapi konstan tunduk di bawah musuh alloh dan musuhmu “setan terlaknat”.
manusia suka berharap agar tidak lepas dari beban yang di berikan oleh alloh. Sungguh perlu engkau mengerti bahwa, sabar atas beban, qodo dan qodar itu sangat lebih baik di banding isi dunia dan akhirat yang di serahkan kepadamu untuk bertasawuf.
Sesaat bersabar,
sesaat bersyukur,
sesaat dekat
sesaat jauh,
sesaat kaya
sesaat fakir,
sesaat sehat
sesaat sakit,
setiap amniah mereka itu menjaga mereka supaya tetap bersama alloh. Demikian suatu hal terpenting bagi mereka.
Anak-anak muridku,
jadilah orang benar maka tentu engkau menjadi baik,
jadilah pembenar dalam hukum tentu engkau menjadi baik dalam keilmuan.
Jadilah kebenaran dalam sirr (rahasia) tentu engkau menjadi benar dalam kenyataan.
Setiap selamat yang ada dalam ketundukan kepada alloh adalah sebagai perwujudan dari pelaksanaan segala perintah dan menjauhi segala larangan-Nya (takwa) dan sabar atas keputusan-Nya (rido)
Barang siapa menuruti alloh niscaya Dia mengabulkan pintanya, dan siapa tunduk kepada alloh, niscaya orang akan tunduk kepadanya.
Wahai manusia kemarilah karena aku membawa nasihat bagimu. Aku pemihak diriku dan kamu meliputi segala apapun yang diriku ada di sana. Aku berpihak pada alloh. Apakah engkau hendak bebas dari kehendak alloh sebagaimana yang terjadi padaku dan kamu. Janganlah menuntut aku, karena aku butuh kamu seperti engkau buruh diriku. Nabi saw. bersabda :
“Tidak sempurna iman seseorang sebelum ia memenuhi kehendak saudaranya muslim seperti ia memenuhi kehendaknya sendiri.”
Nah, demikian realisasi kata pemimpin kita dan pembesar kita, pendahulu para Nabi dan Rosul serta orang-orang benar sejak Adam sampai kiamat. Sungguh tidak di akui kesempurnaan iman bagi orang yang tidak memenuhi pangilan saudaranya muslim seperti ia memenuhi kehendak sendiri. Jika engkau cintai dirimu sendiri tentu engkau pilihkan
sebaik-baik makanan,
sebagus-bagus pakaian,
seindah-indah kediaman,
secantik-cantik paras dan
sebanyak-banyak harta untukmu sendiri.
Tetapi cintamu kepada saudaramu yang muslim kebalikan semua itu. Maka itu artinya engkau telah berdusta saat mengakuan telah memiliki iman yang sempurna itu.
Wahai orang yang jarang berkhayal, ini menjadi bagian tetangga muslim, dan engkau sendiri termasuk keluarga muslim. Engkau punya harta, maka wajib zakat untuknya, bukankah setiap hari engkau peroleh untung yang berlimpah. Juga engkau punya kemampuan yang bertambah melebihi jatah kemampuan yang engkau butuhkan. Tapi mengapa engkau tidak memberikan untuk mereka. Padahal mereka rela memikul kefakiran. Namun jika hawa nafsumu, setan pengendali dirimu tetap membelenggu jangan harap engkau bisa lolos dangan mudah untuk mendahulukan perbuatan yang baik.
jangan kau menjadi pemuja dirimu sendiri, harta, makhluk sekitarmu dan sesuatu yang engkau miliki. Siapa berbesar cinta terhadap dunia atau lebih kuat sifat cinta dunia, sehingga lupa mati dan lupa ingin perjumpaan dengan alloh, tidak butuh memisahkan antara halal dan haram, sungguh ia di samakan dengan orang-orang kafir sebagaimana ucapan mereka :
“Kehidupan ini tiada lain hanyalah kehidupan dunia saja, kita mati dan kita hidup dan tidak ada yang membinasakan kita selain waktu.” (Qs. XLV :24).
Tampaknya engkau seperti bagian dari mereka, bedanya engkau mengaku Islam dan darahmu terjamin oleh dua kalimat syahadat, dan mensejajarkan diri bersama kaum muslimin dalam shalat dan puasa, sebagaimana tradisi kebajikan mereka.
Engkau tampakkan dirimu kepada manusia seakan bertaqwa sedang hatimu cenderung jahat. Hal itu sama sekali tidak berguna bagimu.
Wahai manusia, mana saja sesuatu yang bermanfaat bagimu? lapar dan dahaga di siang hari, tapi di malamnya engkau buka dengan makanan haram. Tampak engkau puasa di siang hari, tapi bermaksiat di malamnya. Wahai pemakan makanan haram, engkau tahan dirimu minum di siang hari tapi engkau sama buka dengan darah kaum muslimin. Tak jarang di antaramu berpuasa tetapi berbuar fasiq di malam hari.
Nabi bersabda :
“Tidak akan terhinakan umatku atas sesuatu yang mereka agungkan di bulan puasa.”
Pengagungannya adalah dengan perbuatan taqwa di bulan itu, dan puasanya semata karena alloh, serta giat memelihara hukum-hukum syariat-Nya.
Anak-anak muridku puasalah, bila tiba saat berbuka berikan sesuatu yang engkau gunakan untuk berbukamu kepada orang fakir. Engkau jangan makan sendiri. Siapa makan sendirian tidak mau mendermakan yang sebagian kepada yang membutuhkan berarti ia takut pada kefakiran. (Dan itu berarti masi syirik dan belum meng-esahkan allah)
Wahai manusia engkau berkenyang diri sedang tetanggamu lapar. Engkau mengaku mukmin, tapi imanmu tidak bersih. Engkau banyak menguasai beraneka makanan sampai engkau dan keluargamu jadi terpandang. Namun ketika ada pengemis berdiri di depan pintumu engkau usir secara kasar. Dalam waktu dekat engkau akan ketahui beritamu, dan tak lama lagi engkau akan berlaku seperti itu, kemudian engkau juga di tolak seperti engkau menolak pengemis itu.
Engkau jangan berdiri seperti itu, mengambil apa yang ada di hadapanmu dan membiarkannya terkumpul di antara dua keadaan. Tawadu’ itu seharusnya engkau jadikan tempat berpijak, dan memberi itu seharusnya asli dari hartamu. Nabi kita muhammad saw. itu selalu memberi peminta dengan tangannya sendiri, memerah sendiri susu kambingnya dan menjahit bajunya sendiri. Barang siapa mengaku pengikut setia beliau, sedang engkau jauh berbeda dengannya, baik kata atau tindakan. Demikian ucapan untukmu jika engkau datang sambil membawa syariat Islam jika tidak jangan mengaku “aku orang Islam”. Peliharalah ketentuan-ketentuan dan hak-hak Islam, yaitu penyerahan diri totalitas di hadapan alloh.
"Jalinan belas kasih antar sesama manusia sehingga engkau di kasihani para penduduk langit" Di katakan selagi engkau masih berdiri bersama nafsu tidak akan sampai ke maqam ini. Selagi engkau masih menjalin bagian darinya berarti engkau masih berada dalam batasan-nya yaitu menjaga kehendak dan mencegah keberuntungannya, dengan cara menjalin kebenaran menurut kelestariannya, dan menjalin hubungan dengannya agar tidak terjadi kerusakan. Adapun haknya adalah sesuatu yang harus terealisasi, berupa makanan, pakaian, minuman dan tempat tinggal, kelezatan dan syahwat. Maka cabutlah haknya sebagaimana di tentukan syara’. Setiap pembagian yang menjurus pada kemampuan untuk menggali ilmu alloh maka pemberian yang demikian itu tidak haram. Duduklah pada pintu syara’, biasakan melayaninya niscaya engkau beruntung. Engkau dengar alloh swt telah berfirman:
“Apa yang datang dari Rasul, maka ambillah dan apa yang di larang darinya, hindarilah.” (Al-Hasyr : 7)
Terimalah dengan riang dan ringan, dan benamkan dirimu padanya. Jika banyak yang anda dapat dari kepastian alloh, sebagaimana ilmu alloh, maka di sanalah anda berada. Jika anda menerima dengan gampang, anda tidak akan hancur, bahkan tidak akan pernah luput dari anugerah pemberianNya.
Hasan al Bashri berkata, “Cukuplah bagi orang beriman, sekadar makanan ringan, cukuplah kurma jelek dan seteguk air.”
Orang beriman itu makan untuk kekuatan tubuh, orang munafik makan untuk menikmati makanan. Orang beriman mengkonsumsi makanan karena ia butuh kekuatan melintasi jalan menuju tempat, di mana tempat itu justru seluruh kebutuhannya tercukupi, karenanya ia makan hanya sekedar supaya kuat saja. Sedang orang munafik memang tidak punya tempat, tidak punya tujuan hidup.
Betapa banyak hari-hari dan bulanmu yang engkau teledor di dalamnya, Usiamu kalian potong tanpa manfaat. Aku melihat kalian tidak teledor dengan duniamu, sementara kalian teledor dengan agamamu. Berbaliklah, kalian akan berpijak pada kebenaran.
Dunia tidak akan abadi bagi siapapun, begitu pula bagimu. Apakah kalian masih punya harapan hidup bersama alloh Azza wa-Jalla?
betapa minimnya pikiranmu. Betapa banyak orang menumpuk dunianya, membangun dunianya, sementara di satu sisi ia merobohkan bangunan akhiratnya, dengan mengumpulkan dunia dan membuang agamanya. Benar-benar dramatis terjadi antara dirinya dan alloh Azza wa-Jalla, ia malah mendendam kepada Tuhannya dan lebih rido kepada makhlukNya. Kalau dia tahu bakal mati dalam waktu dekat, hadir di hadapan alloh, iapun juga di hisab atas seluruh perbuatannya, maka tidak ada yang banyak dari jumlah amalnya.
Dari Luqmanul Hakim ra, berkata pada putranya,
“Wahai anakku, sebagaimana engkau sakit, kalian tidak tahu bagaimana tiba-tibanya penyakit. Demikian pula kalian mati dan kalian tidak tahu bagaimana anda nanti mati.”
😛😛😛😛😛😛😛
Aku peringatkan pada kalian dan aku hindarkan kalian. Tapi kalian tidak pernah perhatikan, tidak pernah menghindari. Kalian malah lari dari kebaikan sibuk dengan dunia. Sebentar lagi anda tua, dan dunia tidak ada gunanya, bahkan semua yang anda kumpulkan jadi bebanmu. Anak-anak semestinya kalian menanggung tugas dan memutuskan kejahatan. Kalimat kejahatan akan bercabang, jika kalian bicara, lalu saling bersahut, datang pula kalimat sepadannya, lalu hadir keburukan di antara kalian. Hanya sedikit makhluk yang mengajak ke pintu alloh Azza wa-Jalla, dan mereka ini sebagai bukti dan argument kebenaran atas mereka. Jika khalayak tidak menerima, maka kaum mukmin akan meraihnya sebagai nikmat, tapi derita bagi kaum munafik, mereka ini adalah musuh-musuh alloh Azza wa-Jalla.
Ya alloh semoga Engkau berikan kebajikan bersama Tauhid, dan sirnakan kami dari makhluk dan selain DiriMu secara total.
Wahai orang yang bertauhid,
wahai orang yang masih musyrik,
sesungguhnya di tangan para makhluk itu tak berarti apa-apa. Sebuah kemuliaan di mata penguasa, para raja, orang-orang kaya, semua itu hakikatnya di tangan alloh SWT. Hati mereka berada di TanganNya, terserah Dia membolak balikkannya.
”Tak ada sesuatu pun yang menyamai alloh dan Dia Maha Mendengar dan Melihat.” (Asy-Syuuro : 11)
Jangan manjakan dirimu, ia bisa memakan jiwamu, seperti orang yang mendidik anjing dan memanjakannya, suatu ketika lengah anjing itu akan memangsanya pula. Jangan kau andalkan senjata nafsumu dan jangan pula mengasah ketajamannya, karena akan mengenai dirimu di wadah kehancuran ketika nafsu mengkhianatimu. Potonglah isi nafsu dan jangan melewati syahwatnya.
Ya alloh tolonglah kami atas nafsu-nafsu kami.
Wahai Tuhan kami, berilah kami kehidupan yang baik di dunia dan kehididupan yang baik di akhirat, dan selamatkanlah kami dari siksa neraka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar