📓terjemahan kitab fathur robbani.
Shakh Abdul Qodir al-Jailani.
📄Majelis ke 20 "Bicara Tanpa Di sertai Perbuatan"
Pengajian Syeikh Abdul Qodir al-Jailany
Jum’at pagi 21 Dzulqoidah 545 Hijriyah di Madrasah,
Beliau berkata:
Wahai penghuni negeri ini,
sungguh amat banyak sikap munafik terjadi,
-amat sedikit orang yang ikhlas,
-amat banyak orang bicara tanpa di sertai perbuatan,
tanpa amal sedikitpun itu tak berimbang.
bahkan hal ini:
-laksana hujah tanpa penyanggah.
-Bicara tanpa amal seperti rumah tanpa pintu,
-laksana tabungan tanpa pengeluaran dan
-seperti pengakuan pribadi tanpa bukti.
-Gambar tanpa ruh hanyalah patung yang tak punya tangan kaki dan kekuatan.
Besarnya amalmu bagai raga tanpa nyawa, sedang nyawa itu gambaran ikhlas di dalam tauhid dan ketegaran menekuni Kitab alloh di samping sunnah Rasul-Nya.
Janganlah kau lupakan perintah dan larangan, patuhilah ketentuan alloh.
Cobaan dan rintangan yang datang kepada suatu kaum itu seperti bila datang kepadamu, di antara mereka ada yang sabar juga ada yang menjauh dan mengeluh.
Di antara syarat cinta kepada alloh itu terletak pada ketiadaan iradah (kehendak) dalam jiwa dan tidak terepotkan oleh dunia, akhirat atau makhluk lain.
Mahabbah kepada alloh bukan suatu hal yang mudah, ia baru terlaksana sampai seseorang mampu meninggalkan manusia walaupun tetap masih jauh dari alloh dan berapa pula orang yang tidak berbuat seperti itu tetapi dekat dengan alloh
Janganlah suka menghina orang Islam karena ia exsistensi sirr (rahasia-rahasia) alloh. yang menyebabkan putihnya jiwa mereka. Rendahkan dirimu jangan berbesar diri di hadapan hamba-hamba alloh
kenanglah sifat pelupamu, karna ternyata dirimu dalam kelupaan yang sangat besar, seakan kamu telah merasa cukup dan mampu melintasi shirat lalu melihat tempatmu di surga.
Betapa besar penipuan ini,
setiap orang telah berlaku maksiat kepada alloh dengan berbagai kemaksiatan, ia tidak perduli hal itu, tidak pula mau bertobat, ia menduga bahwa hal itu sebagai temanya sejak awal, demikianlah yang tertulis dalam bukumu dengan mencantumkan waktu dan peristiwanya, pencukupan untuk penyiksaan tergantung sedikit banyak perbuatan itu.
Bangunlah wahai pelupa
jagalah wahai penidur
palingkanlah kepada alloh
siapa amat kuat maksiatnya tapi tidak bertaubat atau menyesal sungguh ia datang dengan tujuan kafir.
Camkanlah
Rizki menurut ketentuan pembagiannya, jika sudah terbagi ia tidak bertambah atau menyusut, tidak bisa di percepat atau di perlambat. Rupanya engkau masih ragu jaminan alloh, betapa engkau mencintai dunia dan mencari sesuatu yang tidak di bagikan, kebodohanmu hanya mencegahmu agar datang kepada Ulama, sedang penyaksianmu suatu kebaikan yang hanya menakutkan dirimu jika sampai mengurangi keuntunganmu,
Renungkan, siapakah yang memberi makan dirimu kala masih berada dalam perut ibumu?
Setelah lahir? anehnya engkau bergantung pada:
-diri sendiri dan orang lain,
-uangmu,
-perdaganganmu,
-perusahaanmu dan
-pemimpin negerimu.
Setiap orang yang bergantung kepada mereka maka kau pertuhankan; setiap orang yang kau takuti atau kau harap maka kau pertuhankan; setiap orang yang kau lihat berkait dengan dlar (sengsara) dan Naf’ (manfaat) dan kau tidak lihat bahwa alloh berlaku atas dirimu maka kau pertuhankan; sedikit amat kau ketahui rahasiamu. Tunggu, niscaya alloh akan mencabut pendengaran, penglihatan, keperkasaan, hartamu dan seluruh ciptaan yang mengeraskan hati mereka atasmu dan mengokohkan kuasa mereka atasmu, memperhinakan dirimu di masa tuamu, mengunci pintu di hadapanmu dari satu pintu yang tembus ke pintu lain tanpa memberi sesuatu makanan sedikit pun padamu; jika engkau menyerunya niscaya tak akan di dengar. Semua ini sebab syirikmu kepada-Nya dan ketergantunganmu bukan kepada-Nya, pencarian nikmat selain kepada-Nya dan permintaan tolong melalui jalur maksiat.
Nah, demikian yang terlihat berbagai jenis itu terjadi, sedang hal itu menjadi tidak yang wajar bagi pelaku maksiat. Tetapi di antara mereka tetap terdapat sosok manusia bila melihat perkara yang di susul taubat; maka untuknya alloh memandang dengan rahmat, amalannya dengan kemuliaan dan kelembutan.
Wahai makhluk alloh bertaubatlah, wahai ulama; wahai fuqoha, wahai ahli zihud, wahai ahli ibadah, tiada di antaramu kecuali orang yang butuh aku sebagai jalur pertaubatan orang tua-orang tua mu. Bila pada usia permulaan dirimu merasa berat terbukalah bagiku pada akhirnya – menjelang matimu; bila engkau ragu atas pendapatan harta seseorang maka tunggulah keluarganya. Bila terdapat nafkah yang dikeluarkan kepada sanak keluarga, kaum fakir serta kebaikan lain maka bisa diketahui harta tersebut bersumber dari yang halal.
Anak-anak muridku setiap sesuatu yang kau lihat dari arah kebaikan, sedang kau mencintainya, maka hal itu sebagai cinta yang kecil, karena kau masih berjinak dengannya. Cinta sejati adalah cinta yang tak menggoyahkan cinta alloh; karena ia dilihat melalui mata hati, itulah cinta kaum shiddiqun ahli ruhani; cinta mereka bukan sekedar iman, bahkan disertai yakin; kalau mata terbuka dari tabir penutup mata hati, maka mereka pun mampu menembus apa yang ada dalam ghaib atau melihat sesuatu yang tidak mungkin mampu disingkap orang lain.
Wahai alloh limpahkan kepada kami cinta-Mu bersama ampunan dan afiat; kamu akan tinggal di dunia sampai batas waktu yang ditentukan alloh, tidak seorang pun mampu menolak jika sudah dilimpahkan untukmu. Saat izin datang kepada orang yang menguasainya itu menyebabkan ketaqwaan atas sesama manusia dan runtuh akal mereka sedang engkau tersenyum bersamanya, engkau saksikan orang yang mencari sesuatu yang tidak dibagikan alloh, dan sebagian lagi ada orang yang mencari bahagianya tanpa mendapat izin dari alloh.
Wahai manusia teramat pagi engkau menerima nikmat alloh ketika berada dalam perut ibumu, setelah di lahirkan kamu diberi kesehatan, kekuatan, keperkasaan dan memberi rizki berupa taat kepada-Nya menjadi Muslim pengikut Nabi Muhammad saw. Jika engkau merasa nikmat datang darinya lenyaplah kecintaan terhadap makhluk dari hati; berubah menjadi arif kepada alloh, mencitai-Nya, melihat dengan mata hati kepada-Nya; dari jalur ini engkau bisa melihat ihsan dan isa’ah (baik dan buruk) bersumber menurut penjelasan-Nya, tidak tetap pandangan orang-orang yang berbaik kepada-Nya dan keburukan yang datang dari manusia. Bila tampak ikhsan dari mereka ia melihat bahwa hal itu terjadi karena ketentuan alloh, dan jika isa’ah tampak dari mereka, maka ia lihat hal itu terjadi karena penerapan alloh dalam pandangannya berpindah dari ciptaan kepada Sang Maha Pencipta, bersama dengan peristiwa itu ia dilimpahi syara’ hak alloh – dan tidak menertawakan hukum-hukum-Nya.
Hati orang-orang arif tidak bergeming meloncat-loncat dari satu tingkah ke tingkah lain, praktis, sehingga kezuhudannya terhadap ciptaan semakin bertambah kuat, lalu meninggalkan mereka berpaling dari mereka sebaliknya amat suka alloh sembari memperkuat ketaqwaan kepada-Nya. Segala sesuatu yang terambil dari makhluk sama lenyap lalu sumber pengambilannya itu tetap dari alloh. Akal yang dalam syariat allah semakin terpateri antar dirinya dengan ciptaan bahkan ditambah akal lain yaitu akal pelimpahan alloh.
Wahai pemburu makhluk, wahai pemusyrik mereka; takutlah jika mati datang menimpamu sedang dalam jiwamu terdapat sesuatu; alloh tidak akan membuka pintu-Nya untuk ruhmu dan alloh tidak akan melihatnya, karena ia berbuat durhaka setiap kali menggantungkan kemusyrikan kepada-Nya.
Peliharalah kesunyian (khalwat) dari cengkeraman nafsu, dari makhluk, kemudian khalwat dari dunia, lalu kahlwat dari akhirat, kemudian khalwat dari selain alloh. Bila engkau berkehendak kahlwat bersama alloh, maka kosongkan dirimu dari segala perwujudan dan angan angan-mu.
Celaka kamu, Engkau duduk dalam tempat sujudmu sedang hatimu melayang-layang menyinggahi makhluk sambil menanti kedatangan mereka dan pemberiannya. Sia-sialah masa ibadahmu, sama artinya kau jadikan untuk dirimu gambar tanpa arti.
Janganlah dirimu mengikuti sesuatu yang tidak mengikutkan alloh; jika tidak ada ikatan dari alloh dan tidak sebagai ketentuan-Nya atasmu bukanlah dari ciptaan. Bila engkau ingin sesuatu bergegaslah ke sana, jika kau tak punya batin yang bersih atau hati yang sunyi, selain kepada alloh maka pengasingan diri itu tak membawa manfaat.
Wahai alloh limpahkanlah manfaat kepada kami atas ucapan yang aku ucapkan, dan limpahkan manfaat kepada mereka atas ketekunan mereka mendengarkan ucapanku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar