Nur pada hati seorang wali.

 


Di kutif dari Al-Hikam hikmah 162-166 yaitu:

Syeih Abul-Abbas al- Mursy berkata: Andaikan Alloh membuka hakikat kewaliannya seorang wali, niscaya wali itu akan di sembah orang, sebab dia bersifat dengan sifat-sifat Alloh.

Jadi kalau kita tidak mengetahui nurnya ‘Arifin itu bagian dari belas kasihnya Alloh.


Beberapa poin dari kutifan ini:

1. Andaikan Alloh membuka hakikat kewaliannya seorang wali, 

Hakikat kewalian seorang wali itu adalah zat wajibul wujud sendiri (Allah) tapi pengertian ini hanya dapat di mengerti oleh orang yang telah wushul pada Allah, karna mereka sudah menyaksikan sendiri hakikat kesempunaan Allah.


2. niscaya wali itu akan di sembah orang, sebab dia bersifat dengan sifat-sifat Alloh.

Hanya akan ada beberapa orang saja yang sudah kenal betul dengan Allah dan sudah tiada menginginkan apapun selain allahlah yang tidak akan tertipu oleh cahaya kewalian seorang wali, manusia yang masi mengangumi dan mencari kesaktian kekayaan dan karomah akan tertipu oleh cahaya kewalian ini jika cahaya ini di tampakan Allah pada mereka, mereka akan menyembah para wali, baik denga ritual ritual seperti menyembah setan dan iblis, maupun hanya menjilat atau mencari pujian sang wali karna itupun hakikat ya sudah menyembah, mencari pujian manusia itu sama saja dengan menyembah manusia.


3. Jadi kalau kita tidak mengetahui nurnya ‘Arifin itu bagian dari belas kasihnya Alloh.

kebanyakan manusia itu tidak mengenal Allah (dalam belajar mengenal Allahnha mereka hanya main main semata, berpura pura menuju kepada Allah padahal Masi menuju kepada yang lain dari Allah sehingga untuk masuk ke golongan para salikpun mereka tidak berhasil. (di tinjau dari zat mutlaknya allah), dan sedikit sekali yang ingin mengenal Allah yaitu orang yang telah berhasil menjadi salik, dan hanya beberapa saja yang telah sampai pada Allah.

Bagi para salik tidak mengetahui nur Arifin / nurnya para waliullah itu adalah belas kasihnya Allah, karna jika mereka melihat nur itu maka mereka akan berpaling dari Allah dan berubah menyembah sang wali, itulah mengapa kewalian seseorang itu di rahasiakan oleh Allah dan di tutupi dengan berbagai macam kekurangan manusiawinya sehingga dia tidak tampak sebagai wali di mata manusia, hanya di bukakan Allah kepada beberapa orang saja yang sudah menduduki makom tertentu dari makom kewalian yang jika dia melibat cahaya kewalian / cahaya Arifin maka mereka justru bertambah yakin takjub pada Allah dan semakin Istiqomah kepada allah