di kutif dari alhikam hikmah 28 yaitu:
Syeih Abu Hasan asy-Syadzily rodhiallohu anhu berkata: "Jika engkau ingin mendapat apa yang telah di capai oleh waliyulloh, maka hendaknya engkau mengabaikan semua manusia, kecuali orang-orang yang menunjukkan kepadamu jalan menuju Alloh, dengan isyarat yang tepat atau perbuatan yang tidak bertentangan dengan Kitabulloh dan Sunnaturrosul, dan abaikan dunia tetapi jangan mengabaikan sebagian untuk mendapat bagian yang lain, sebaliknya hendaknya engkau menjadi hamba Alloh yang di perintah mengabaikan musuh-Nya. Apabila engkau telah dapat melakukan dua sifat itu, yakni: Mengabaikan manusia dan dunia, maka tetaplah tunduk kepada hukum ajaran Alloh dengan Istiqomah dan selalu tunduk serta Istighfar."
Dari keterangan di atas maka terdapat beberapa potongan:
1. Jika engkau ingin mendapat apa yang telah di capai oleh waliyulloh, maka hendaknya engkau mengabaikan semua manusia, kecuali orang-orang yang menunjukkan kepadamu jalan menuju Alloh, dengan isyarat yang tepat atau perbuatan yang tidak bertentangan dengan Kitabulloh dan Sunnaturrosul.
Inilah cara bersuluk yang sebenarnya, bukan seperti orang jaman sekarang, yang bersuluknya berbeda, memang menyepi tapi amalanya yang bermasalah karna yang mereka amalkan adalah meditasi, tapa Brata, tapa Geni, yoga, dan lain lain, maka jika kita ikut ikutan seperti itu maka Suluk macam apakah itu?? Rosul tidak mengajarkan, dan para wali tidak melakukan, dan hasil yang di dapat dari itu semua adalah ilmu kesaktian atau kekayaan yang berasal dari setan.
Pelajarilah apa apa yang rosul lakukan sewaktu dia sengaja menyepi di gua, dan walaupun seperti itu yang rosul lakukanpun tetap mengesahkan Allah, puasa, zikir, shalat, sekalipun tidak sedang menyepi dan berada di tengah tengah umatnya,
2. dan abaikan dunia tetapi jangan mengabaikan sebagian untuk mendapat bagian yang lain,
Ini maksudnya sama dengan ucapan tidak perlu meninggalkan aktifitas keseharian (kerja mencari nafka) dan melulu beribadah kepada Allah, sehingga dia ingin bertanya perkara itu kepada gurunya tapi sebelum dia bertanya justru gurunya menjelaskan bahwa ada seseorang yang ingin belajar kepadanya, dan ingin meninggalkan kesehariannya, tapi gurunya berkata, tidak perlu, karna yang telah di takdirka akan tetap kau dapatkan.
Maksudnya adalah tetap belajar dan mengikuti pengajian tasawuf, tapi tidak perlu sampai seperti di orang orang di jaman itu yang sampai meninggalkan semu aktifitasnya demi untuk belajar dan beribada dan mengenal kepada Allah. Karna sambil melakukan perkejaan kesehatian yang di sertai dengan suluk dan terus mengikuti pengajian dan bimbingan guru juga tetap bisa sampai / wushul pada Allah, asal niatnya tidak kepada selain Allah dan bersuluknya benar.
3. sebaliknya hendaknya engkau menjadi hamba Alloh yang di perintah mengabaikan musuh-Nya.
Jangan salah mengartikan kalimat itu.
Pahami dulu matang matang. Karna yang di maksud musuh di sana itu adalah semua manusia yang tidak mengenal Allah (sekalipun KTPnya Islam) dan perintahnya adalah mengabaikan, sekali lagi perintahnya adalah mengabaikan (bukan membunuh, mengebom, menembak, dan lain lain)
Menghangatkan itu maksudnya adalah jangan terpengaruh terhadap polah pikir mereka yang hanya berdasarkan rasa cinta mereka kepada dunia semata dan sekularisme yang mereka anut itu, dan jangan mengikuti perbuatan apapun yang mereka lakukan yang berlawanan dengan etika kita kepada Allah (takdim) kita harus tetap ber Etika kepada Allah kapanpun, di manapun, dan sedang bersama siapapun.
4. Apabila engkau telah dapat melakukan dua sifat itu, yakni: Mengabaikan manusia dan dunia, maka tetaplah tunduk kepada hukum ajaran Alloh dengan Istiqomah dan selalu tunduk serta Istighfar."
Karna jika kita tidak Istikomah maka kita akan turun kembali ke keadaan hati yang gelap, seperti sebelum kita mengenal Allah dulu, sehingga di kala itu kaget bagaikan orang yang sudah bisa melihat tapi tiba tiba mengalami kebutaan, dan kesengsaraan itu akan sangat terasa, orang orang yang belum mengenal Allah itu semua hidup di dalam kesengsaraan batin itu, tapi mereka tidak menyadarinya, karna sudah sejak lama mereka merasakan itu sehingga mereka menganggap bahwa itu adalah perkara biasa.
Tapi bagi orang yang sudah pernah merasa syurga dunia yaitu melihat dan bersama Allah maka jika dia terpisah dari Allah maka dia akan bagaikan di dalam neraka.
Melihat Allah adalah syurga dunia,
Tidak melihat Allah adalah neraka dunia.