Kamis, 18 November 2021

PERMASALAHAN 16. IMAN ITU ADALAJ MAKHLUK ATAUKAH BUKAN?

Terjemahan kitab qotrul ghoits.


PERMASALAHAN 16.

IMAN ITU ADALAJ MAKHLUK ATAUKAH BUKAN?

Jika ditanyakan kepadamu: “Apakah iman makhluk atau bukan?”.

Maka hendaklah kamu berkata: Iman adalah hidayat dari Allah, membenarkan dengan hati terhadap apa yang telah di bawa olah Nabi saw. dari Allah, dan iqrar dengan kalimat syahadat dengan lisan. Hidayat adalah penciptaan Allah, dan ia qadim. Adapun tashdiq (membenarkan) dan iqrar keduanya adalah perbuatan hamba dan ia muhdats (yang di ciptakan / baru, dengan di baca fathah huruf Dal-nya), yaitu yang ada setelah tiada, dan tiap-tiap apa-apa yang datangnya dari yang qadim adalah qadim, sedang tiap-tiap apa yang datangnya dari yang muhdats adalah muhdats.

Syekh Abu Mu’in mengatakan, tidak boleh di katakan bahwa iman adalah makhluk atau bukan makhluk, akan tetapi boleh di katakan bahwa iman dari hamba adalah iqrar dengan lisan serta membenarkan dengan hati, dan iman dari Allah adalah hidayat dan taufiq. Sebagian ulama’ mengatakan, tidak boleh mengatakan bahwa iman adalah sebuah nama hidayat dan taufiq, walaupun iman tidak akan ada kecuali dengan keduanya, karena seorang hamba adalah yang di peintah terhadap iman, dan perintah hanya ada pada apa yang masuk di bawah kekuatan hamba, dan sesuatu yang seperti itu adalah makhluk. Bajuri mengatakan, yang tepat, iman adalah makhluk, karena iman adakalanya membenarkannya hati, atau membenarkannya hati serta iqrar dengan lisan, dan kedua-duanya adalah makhluk, dan apa yang telah di katakan bahwa iman adalah qadim dengan mempertimbangkan terhadap hidayat, itu keluar dari hakikat iman, atas sesungguhnya hidayat adalah hadits (baru), Namun jika kita melihat terhadap bahwa iman adalah dengan qado’ yang azali maka sah saja jika di katakan bahwa iman adalah qadim.

Muhammad Khalil berkata, dengan menukil dari Syamsi Ar-Ramli, iman menurut Jumhurul Muhaqqiqin adalah membenarkannya hati terhadap apa yang telah di ketahui secara pasti yang di bawa Rasulullah saw. dari Allah. Adapun iqrar dengan lisan, maka itu hanya merupakan syarat untuk memenuhi hukum-hukum dalam agama. Di katakan, iman adalah iqrar dan membenarkan secara bersamaan, dikatakan juga, iman adalah iqrar dan amal-amal. Dan atas tiap-tiap qaul ini, semuanya adalah makhluk, karena hal tersebut adalah perbuatan hamba yang di ciptakan.

Firman Allah:

وَاللَّهُ خَلَقَكُمْ وَمَا تَعْمَلُونَ

“Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat itu”

Adapun perkataan Abul Laits As-Samarqandi pada jawaban; “Apakah iman adalah makhluk atau bukan?” dengan jawaban; “Iman adalah iqrar dan hidayat. Iqrar adalah pekerjaan hamba dan ia makhluk, dan hidayat adalah penciptaan Allah dan ia bukan makhluk”, maka hal ini mendapat toleransi, karena hidayat Allah pada hamba adalah sebab keimanan, bukan juz (bagian) dari iman, dan yang di tanyakan adalah nafsul iman (dzat/esensi iman), bukan iman beserta sebabnya secara bersamaan.

“WAllahu A’lamu, wa shallahu ‘ala Sayyidina Muhammadin wa alihi wa Shahbihi wa sallama, wal hamdulillahi Rabbil ‘alamina



Tidak ada komentar:

Posting Komentar