Senin, 15 November 2021

wasiat ke 17 Jangan lalai dari zikir

 Terjemahan kitab Minah assaniyyah


(Sayyid ‘Abdul Wahhab As-Sya’rani, dari wasiyat tuan gurunya yang ma’rifat billahi Ta’ala yaitu Syaikh Abu Ishaq Ibrahim Al-Matbuliy)



wasiat ke 17

Jangan lalai dari zikir


ولا تترك الذكر


(فَإِنَّهُ عُمْدَةُ الطَّرِيْقِ وَأَكْبَرُ مِنَ الصَّلَاةِ)


Dan janganlah engkau meninggalkan dzikir,


(karena sesungguhnya dzikir adalah sandaran utama dalam menempuh jalan menuju Allah lebih utama dari pada shalat).


قال الأستاذ أبو على الدقاق رحمه الله تعالى : "الذكر ركن قوي فى طريق الله تعالى" بل هو العمدة فى هذا الطريق، ولا يصل أحد إلى الله تعالى إلا بدوام الذكر .


Al-Ustadz Abu ‘Aliy Ad-Daqqoq rahimahullahu Ta’ala berkata; “Dzikir adalah unsur yang paling kuat dalam menempuh jalan menuju Allah Ta’ala”. Bahkan dzikir merupakan sandaran utama dalam jalan ini. Dan seseorang tidak akan sampai menuju Allah Ta’ala kecuali dengan terus-menerus berdzikir.


وقال الشيخ أبو المواهب الشاذلي رحمه الله تعالى : إنما كان ذكر الله أكبر من الصلاة لأن الصلاة وإن كانت عظيمة، فقد لا تجوز فى بعض الأوقات بخلاف الذكر، فإنه مستدام فى عموم الحالات .


Syaikh Abu Al-Mawahib As-Syadziliy rahimahullahu Ta’ala berkata; “Dzikir lebih utama dari pada shalat, karena walaupun shalat itu merupakan perkara yang agung, shalat terkadang di larang dalam waktu-waktu tertentu, berbeda dengan dzikir, sesungguhnya dzikir selamanya di perintahkan dalam setiap keadaan”

(Solat yang di maksud di sini adalah solat jasad, semata bukan sholat da'im karna belum mencapai tingkatan sholat da'im)


وقال أيضا : اختلفوا أيما أفضل الذكر سرا أو جهرا، والذى أقول به أن الذكر جهرا أفضل لمن غلبت عليه القوة من أهل البداية، والذكر سرا أفضل لمن غلبت عليه الجمعية من أهل النهاية .


Beliau juga berkata; “Para ‘ulama’ berbeda pendapat tentang berdzikir yang lebih utama, apakah berdzikir secara samar atau berdzikir dengan suara keras?. Mengenai hal itu aku akan mengemukakan suatu pernyataan; Bahwa berdzikir dengan suara keras adalah lebih utama bagi orang yang terkalahkan oleh suatu kekuatan dari kalangan pemula, dan berdzikir dengan suara keras adalah lebih utama bagi orang yang mampu mengalahkan suatu karamaian dari kalangan orang-orang yang telah mencapai maqam puncak” (jadi zikir di sini hanya sekedar zikir bertasbih karna belum mencapai zikir batin)


وقال أيضا : أفضل صيغ الذكر للمريد قول "لا إله إلا الله" ما دام له هوى، فإذا فنيت أهويته كان ذكر الجلالة أنفع له، لأن ما تم هناك ما يغني حقيقة ، فافهم .


Beliau (Syaikh Abu Al-Mawahib As-Syadziliy rahimahullahu Ta’ala) juga berkata; “Bentuk dzikir yang paling utama bagi murid adalah kalimat “LA-ILA-HA ILLALLAH” selama hawa nafsunya masih bersemayam dalam hatinya, bila telah sirna, maka berdzikir dengan kalimat Jalalah (ALLAH) adalah lebih bermanfa’at baginya, karena sesuatu yang telah sempurna pada hakikatnya merupakan perkara yang telah cukup”


(وَ) اعلم أن الذكر (مَنْسُوْبُ الْوِلَايَةِ) أي مرسوم من الله تعالى للعبد كمراسم ملوك الدنيا بالوظائف ولله المثل الأعلى فمن وفق لدوام ذكر الله تعالى فقد أعطي المرسوم بأنه ولي الله تعالى ومن سلب ذلك فقد عزل عن الولاية ، فافهم .


Ketahuilah bahwa (dzikir merupakan tanda-tanda kewalian), maksudnya merupakan ciri-ciri kewalian yang Allah Ta’ala berikan kepada seorang hamba sebagaimana ciri-ciri raja di bumi berupa ke di siplinan, dan Allah mempunyai sifat Yang Maha Tinggi. Barang siapa yang mendapatkan pertolongan untuk terus-menerus berdzikir kepada Allah Ta’ala, maka ia benar-benar di beri tanda bahwa ia adalah wali Allah Ta’ala, dan barang siapa yang terhalang dari berdzikir secara terus-menerus, maka ia benar-benar terlepas dari kewalian. Fahamilah!.


(وَ) اعلم أن الذكر (أَسْرَعُ فِى الْفَتْحِ مِنْ سَائِرِ الْعِبَادَاتِ)


Dan ketahuilah bahwa (dzikir merupakan kunci yang paling cepat dalam membuka hati dari pada ‘ibadah-‘ibadah lainnya).


قال سيدى على المرصفى رحمه الله تعالى : قد عجز الأشياخ فلم يجدوا للمريد دواء أسرع فى جلاء قلبه من مداومة الذكر، فحكم الذكر فى الجلاء للقلب كحكم الحصى فى النحاس، وحكم غير الذكر فى سائر العبادات كحكم الصابون فى النحاس، وذلك يحتاج إلى طول زمن .


Tuanku ‘Aliy Al-Murshifiy rahimahullahu Ta’ala berkata; “Para guru (thariqat) merasa kesulitan, mereka tidak menemukan obat yang lebih manjur dalam membersihkan hati murid-muridnya dari pada dzikir secara terus-menerus. Dengan begitu, fungsi dzikir dalam hal membersihkan hati sama seperti fungsi kerikil dalam hal membersihkan tembaga, dan ‘ibadah-‘ibadah selain dzikir bagaikan sabun dalam hal membersihkan tembaga, ia membutuhkan waktu lama untuk dapat membersihkannya”.


وقال أيضا : السالك من طريق الذكر كالطائر المجد إلى حضرات القرب، والسالك من غير طريق الذكر كالزمن الذى يزحف تارة ويسكن أخرى مع بعد المقصد فربما قطع مثل هذا عمره كله ولم يصل إلى مقصده .


Beliau juga berkata; “Orang yang menempuh jalan menuju Allah Ta’ala (Salik) malalui jalur dzikir laksana burung yang terbang cepat menuju hadirat yang dekat, sedangkan Salik melalui jalur selain dzikir bagaikan orang yang lumpuh, sekali waktu merangkak dan sekali waktu diam, sementara tujuannya sangat jauh, maka terkadang ia dapat menghabiskan seluruh masa hidupnya namun tidak pernah berhasil mencapai tujuan”.


وأجمعوا على أن الفتح فى الليل أقرب منه فى النهار،


Para ‘ulama sepakat bahwa terbukanya hati di waktu malam lebih cepat dari pada di waktu siang.


وقالوا : كل من لم يذكر الله تعالى من غروب الشمس إلى الصباح فى مجلس واحد ما عدا وقت الصلاة فلا يجيء منه شيء فى الطريق،


Mereka berkata; Setiap orang yang tidak berdzikir kepada Allah Ta’ala sejak terbenamnya matahari hingga shubuh dalam satu majlis selain waktu shalat, maka ia tidak akan mencapai sesuatu pun dalam perjalanannya.


وقالوا : من لم يحصل له من الذكر حال قوي وحضور مع الله تعالى فليس له قطع المجلس . فافهم .


Dan mereka berkata; “Barang siapa yang berdzikir, namun tidak menghasilkan kekuatan hati dan hadlirnya hati bersama Allah Ta’ala, maka tidak ada pilihan baginya untuk berhenti berdzikir”. Fahamilah!


(وَ) اعلم أنه (لَا يَصِلُ أَحَدٌ إِلَى الْحَضْرَةِ) الإلهية (إِلَّا بِهِ) أي بالذكر .


ketahuilah bahwa (seseorang tidak akan mencapai hadirat Ilahiy kecuali dengan dzikir).


قال سيدى أبو المدين التلمسانى رحمه الله تعالى : من دامت أذكاره صفت أسراره، ومن صفت أسراره كان فى حضرة الله تعالى قراره وإيضاح ذلك أن الحق تعالى لا يقرب إلى حضرته إلا من استحيا منه حق الحياء، ولا يصح لأحد أن يستحي كذلك إلا إن حصل له الكشف ورفع الحجاب، ولا يصح له الكشف ورفع الحجاب إلا بملازمة الذكر، وهذا طريق يصل بها المريد بسرعة، والمراد بحضرة الله تعالى حيث أطلقت فى لسان القوم : شهود العبد أنه بين يدي الله تعالى فما دام هذا مشهده فهو فى حضرة الله تعالى، فإذا حجب عن هذا المشهد فقد خرج منها . فافهم .


Tuanku Abu Madin At-Tilmisaniy rahimahullahu Ta’ala berkata; “Barang siapa yang terus menerus berdzikir, maka hatinya akan menjadi bening, dan barang siapa yang bening hatinya, ia senantiasa berada di hadirat Allah Ta’ala”. Lebih jelasnya yaitu; Tidak akan dapat mendekat ke hadirat Allah Al-Haqq Ta’ala kecuali orang yang memiliki rasa malu kepada-Nya dengan malu yang sebenar-benarnya, seseorang tidak akan memiliki rasa mulu yang sebenar-benarnya kecuali hatinya telah tersingkap dan hijabnya telah terangkat, dan seseorang tidak akan tersingkap hatinya dan hijabnya tidak akan terangkat kecuali dengan dzikir secara terus-menerus. Inilah jalan yang dapat mengantarkan seorang murid pada hadirat Allah Ta’ala dengan cepat. Adapun yang di maksud dengan “Hadlratillahi Ta’ala” (hadirat Allah Ta’ala) sekiranya di lukiskan dengan kata-kata adalah; Seorang hamba menyaksikan bahwa dirinya berada dihadapan Allah Ta’ala, maka selama hal ini menjadi penyaksiannya, selama itu pula ia berada di hadirat Allah Ta’ala, namun apa bila ia terhalang dari penyaksian ini, maka ia telah keluar dari hadirat Allah Ta’ala. Fahamilah!.


(وَ) اعلم أنه (لَا يَحْصُلُ) لأحد (الْكَشْفُ وَالْإِخْلَاصُ) الكامل (إِلَّا بِهِ)


أي بالذكر وقد تقدم أن الكشف لا يحصل إلا به,


Dan ketahuilah bahwa (seseorang tidak akan mendapatkan kasyaf (tersingkapnya hati) dan ikhlash yang sempurna kecuali dengan dzikir).


Di atas telah di jelaskan bahwa kasyaf tidak akan di raih kecuali dengan dzikir.


والكشف على نوعين : حسي، وخيالي . فالخيالي : أن يغمض العبد عينيه عند رؤية شخص أو رؤية فعل، فإن بقي له الكشف فهو خيالي، وإن زال فليعلم أن الإدراك قد تعلق بما كان مخصوصا، ومن كشف له عما يفعله الناس فى قعور بيوتهم فهو كشف شيطاني يجب عليه التوبة منه فورا،


Kasyaf ada dua macam, yaitu; Kasyaf Hissiy dan kasyaf Khayaliy.


Kasyaf Khayaliy adalah seorang hamba yang memejamkan kedua matanya ketika melihat seseorang atau ketika melihat gerak gerik seseorang, apa bila ia masih dapat melihatnya, maka itu adalah kasyaf khayaliy, dan apa bila hilang dari penglihatannya (tidak dapat melihat apapun), maka ketahuilah bahwa penglihatannya memiliki hubungan dengan sesuatu yang khusus. Barang siapa yang mampu melihat apa yang di lakukan seseorang di dalam rumahnya, maka itu adalah kasyaf syaithaniyah, ia harus segera bertaubat dari kasyaf sesatnya itu.


وإيضاح قولهم : الكامل لا كشف له أي لأنه مشغول بأداء أوامر ربه تعالى التى عليه فى كل نفس فلا تدعه الأوامر المتوجه إليه يتفرغ لغيرها .


Penjelasan mengenai pernyataan ‘ulama’ yang berupa; “Insan kamil tidak lagi memiliki kasyaf”. Maksudnya; Karena ia di sibukkan dengan menunaikan perintah-perintah Allah Ta’ala yang di wajibkan kepadanya dalam setiap hembusan nafasnya, sehinnga perintah-perintah yang di hadapinya tidak menyisakan kesempatan sedikitpun untuk yang lainnya.


وأما كون الإخلاص الكامل لا يحصل إلا بالذكر فهو كذلك وقد رووه فى رسائلهم . فقالوا : إن أول ما يتجلى للعبد إذا اشتغل بالذكر توحيد الفعل لله تعالى وتوحيد الملك لله تعالى وتوحيد الوجود لله تعالى، فإذا تجلى له توحيد الفعل لله خرج كشفا ويقينا عن شهود كون الفعل له وخرج به أيضا عن طلب الثواب عليه وعن الكبر والعجب والرياء ودخل فى قضاء الإخلاص الكامل، فافهم .


Adapun yang di maksud “Ikhlash yang sempurna yang tidak akan di  dapatkan kecuali dengan dzikir”, para ‘ulama’ telah meriwayatkannya dalam beberapa risalahnya. Dan mereka berkata; Sesungguhnya pertama-tama yang akan tampak bagi seorang hamba apa bila menyibukkan diri dengan berdzikir adalah ke Esaan perbuatan bagi Allah Ta’ala, ke Esaan kekuasaan bagi Allah Ta’ala dan ke Esaan shifat wujud bagi Allah Ta’ala. Lalu ketika ke Esaan perbuatan bagi Allah Ta’ala telah tampak baginya, maka timbullah kasyaf dan keyaqinan akan penyaksian adanya perbuatan bagi-Nya, (adanya kekuasaan bagi-Nya dan adanya shifat wujud bagi-Nya), dan juga hilanglah tuntutan pahala kepada-Nya, kesombongan, ‘ujub dan riya’, hingga akhirnya ia memiliki keikhlasan yang sempurna. Fahamilah!.


وأكثر من ذكر الله تعالى (فَإِنَّهُ بِهِ تَنْزِلُ الرَّحْمَةُ) لحديث الطبراني : "لا يقعد قوم يذكرون الله تعالى إلا حفتهم الملائكة وغشيتهم الرحمة وذكرهم الله تعالى فيمن عنده".


Dan banyak-banyaklah berdzikir kepada Allah Ta’ala, (karena dzikir dapat menyebabkan turunnya rahmat). Berdasarkan hadits riwayat Imam At-Thabraniy; “Tidaklah suatu kaum yang duduk berkumpul berdzikir kepada Allah Ta’ala, kecuali para malaikat akan mengelilingi mereka, di limpahkan kepada mereka rahmat, dan Allah Ta’ala akan menyebut-nyebut mereka di hadapan para makhluk yang ada di sisi-Nya”.


وقالوا : أول ما تنزل الرحمة على مجالس الذكر، فافهم .


Dan para ‘ulama’ berkata; “Rahmat pertama-tama akan turun pada majlis-majlis dzikir”. Fahamilah!.


(وَ) اعلم أن بذكر الله تعالى (يَزُوْلُ الْغَمُّ) الواقع للناس فى هذه الدار، فإن الهم والغم فيها إنما هو بقدر الغفله عن الله تعالى، فمن أراد دوام السرور فليداوم على الذكر، فلا يلومن العبد إلا نفسه إذا ترادفت عليه الهموم والغموم، فإن ذلك إنما هو جزاء بقدر إعراضه عن ربه عز وجل . فافهم .


Ketahuilah bahwa dengan berdzikir kepada Allah Ta’ala, (kesedihan yang terjadi pada manusia di dunia ini akan hilang), karena kesusahan dan kesedihan tidaklah terjadi kecuali sebatas kelalaiannya dari mengingat Allah Ta’ala. Maka barang siapa yang menginginkan kebahagiaan yang lestari, hendaklah ia melestarikan dzikir, dan jangan salahkan siapa-siapa selain dirinya sendiri apa bila kesedihan dan kesusahan datang silih berganti, karena demikian itu hanyalah sebagai balasan yang setimpal dengan berpalingnya dari Tuhannya ‘Azza wa Jalla. Fahamilah!.


واعلم أن بذكر الله تعالى تذهب القسوة عن القلب . قال الحكيم  أبو محمد الترمذى رحمه الله تعالى : "ذكر الله تعالى يرطب القلب ويلينه ، فإذا خلا عن الذكر أصابته حرارة النفس ونار الشهوة فقسا ويبس وامتنعت الأعضاء عن الطاعة". فافهم .


Ketahuilah bahwa dengan berdzikir kepada Allah Ta’ala dapat melunakkan hati.


Al-Hakim Abu Muhammad At-Turmudzi rahimahullahu Ta’ala berkata: “Berdzikir kapada Allah Ta’ala dapat membasahi dan melunakkan hati, apa bila seseorang kosong dari dzikir, maka panasnya nafsu dan api syahwat akan menimpanya hingga hatinya menjadi keras, kering dan seluruh anggota tubuhnya enggan menjalankan ketaatan”. Fahamilah!.


واعلم أن بمداومة ذكر الله تعالى تخمد الأمراض الباطنة من كبر وعجب ورياء وحسد وسوء ظن وحقد وغل ومكر وحب محمدة وغير ذلك . فافهم .


Ketahuilah bahwa dengan terus menerus berdzikir kepada Allah Ta’ala dapat menyembuhkan penyakit bathin seperti sombong, ‘ujub (bangga), riya’, dengki, buruk sangka, dendam, tipu daya, senang dipuji dan lain-lainnya. Fahamilah!.


واعلم أن بمداومة ذكر الله تعالى تنقطع الخواطر الشيطانية .


Dan ketahuilah bahwa dengan terus menerus berdzikir kepada Allah Ta’ala dapat menghilangkan bisikan syaithan.


والفرق بينها وبين الخواطر النفسانية أن خواطر الشيطان أكثره يدعو إلى المعاصي، وخاطر النفس أكثره يدعو إلى اتباع الشهوة,


Perbedaan antara bisikan syaithan dengan bisikan nafsu adalah; Bisikan syaitan lebih banyak mengajak pada kema’shiyatan, sedangkan bisikan nafsu lebih banyak mengajak untuk menuruti keinginan hawa nafsu.


وفرقوا بينهما أيضا بأن النفس إذا طالبتك بشيء ألحت فلا تزال ولا ترجع ولو بعد حين حتى تصل إلى مرادها إلا أن يدوم صدق المجاهدة . وأما الشيطان إذا دعاك إلى زلة فخالفته فاته ذلك ويوسوس بزلة أخرى، لأن جميع المخالفات عنده سواء .


ومعنى الخاطر خطاب يرد على الضمائر .


Dan para ‘ulama’ juga mengemukakan perbedaan antara bisikan syaitan dengan bisikan nafsu yaitu; Bisikan nafsu apa bila mengajakmu pada sesuatu, maka ajakannya terus berulang-ulang, tidak pernah berhenti mengajak dan tidak pernah putus asa sehingga ajakannya terpenuhi walaupun dalam waktu yang cukup lama, terkecuali bagi orang yang terus-menerus memeranginya dengan sungguh-sungguh. Sedangkan bisikan syaithan apa bila mengajakmu pada kemaksiatan dan kamu menolaknya, maka ia akan meninggalkan ajakannya itu dan ia akan mengajak pada kema’shiyatan yang lain karena semua kemaksiatan baginya adalah sama.


Adapun ma’na kata; “ Al-Khathir” adalah bisikan yang kembali pada hati.


واعلم أن بذكر الله تعالى تدفع الآفات .


Ketahuilah bahwa dengan berdzikir kepada Allah Ta’ala dapat menolak marabahaya.


قال الإمام ذو النون المصري رحمه الله تعالى : من ذكر الله تعالى حفظه من كل شيء .


Imam Dzun-Nun Al-Mishriy rahimahullahu Ta’al berkata; “Barang siapa yang berdzikir kepada Allah Ta’ala, maka Dia akan melindunginya dari setiap sesuatu”


وقالوا : الذكر سيف المريدين به يقاتلون أعداءهم من الجن والإنس وبه يد فعون الآفات التى تطرقهم،


Para ‘Ulama’ berkata; “Dzikir adalah pedang bagi setiap murid, dengan dzikir ia dapat memerangi musuh-musuhnya dari golongan jin dan manusia, dan dengan dzikir ia dapat menolak marabahaya yang akan menimpanya”


وقالوا إن البلاء إذا نزل على قوم وفيهم ذاكر حاد عنه البلاء،


Para ‘Ulama’ berkata; “Sesungguhnya apa bila suatu bencana menimpa suatu kaum dan di sana terdapat orang yang berdzikir, maka bencana tersebut akan menjauh darinya”


وقالوا : إن الذكر إذا تمكن من القلب صار الشيطان يصرع إذا دنا من الذاكر كما يصرع الإنسان إذا دنا منه الشيطان فتجتمع عليه الشياطين . فيقولون : ما باله؟ فيقال : إنه دنا من ذاكر فصرع .


Dan para ‘ulama’ berkata; “Sesungguhnya apa bila dzikir telah bersemayam di hati, syaithan akan pingsan apa bila mendekat pada orang yang berdzikir sebagaimana manusia akan pingsan apa bila melihat syaithan mendekatinya, kemudian syaitan-syaitan berkumpul dan bertanya; Apa yang terjadi? Syaitan yang lain menjawab; Ia pingsan karena mendekat pada orang yang berdzikir”


فاعلم ذلك يا أخي وأكثر من ذكر الله تعالى فإنه يمنع الشيطان من ركوبنا .


Ketahuilah hal itu wahai saudaraku, dan perbanyaklah berdzikir kepada Allah Ta’ala, karena sesungguhnya dzikir dapat mengusir syaithan dari setiap kendaraan kita.


قال الشيخ أفضل الدين رحمه الله تعالى : إن الشيطان يركب أحدنا كلما غفل عن ذكر الله تعالى فإنه دائما واقف بجاه قلب العبد، فكلما غفل عن ذكر الله تعالى استحوذ عليه، وكلما ذكر الله تعالى نزل عنه، فلو كشف لأحدنا لرأى إبليس يركبه كما يركب أحدنا الحمار ويصرفها كيف شاء طول الليل والنهار كلما غفل وينزل عنه كلما ذكر الله تعالى


Syaikh Afdhalud-Din rahimahullahu Ta’ala berkata; “Sesungguhnya syaitan akan menunggangi salah seorang dari kita bilamana ia lalai dari berdzikir kepada Allah Ta’ala, dan syaitan selamanya berdiri menghadap pada hati seorang hamba, manakala ia lalai dari berdzikir kepada Allah Ta’ala syaithan akan mengalahkannya, dan ketika ia berdzikir kepada Allah Ta’ala syaithan akan pergi darinya. Kalau seandainya mata hati salah seorang dari kita terbuka, niscaya ia akan melihat iblis menungganginya sebagaimana salah seorang dari kita menunggangi himar, dan syaitan akan mengendalikannya sesuka hatinya sepanjang siang dan malam setiap kali ia lalai dari berdzikir kepada Allah Ta’ala, dan akan pergi apa bila ia berdzikir kepada Allah Ta’ala”


وأجمع القوم على أن الذكر مفتاح الغيب وجاذب الخير وأنيس المستوحش وجامع لشتات صاحبه، وإذا غلب على الذاكر امتزج بروج الذاكر حب اسم المذكور حتى أن بعض الذاكرين وقع على رأسه حجر فقطر الدم على الأرض واكتتب الله الله، فلو لم يكن من شرف الذكر إلا أنه لا يوقت بوقت لكان ذلك كفاية فى شرفه . وأجمعوا على أنه لا ينبغى تركه ولو مع الغفلة . فافهم .


Para ‘ulama’ sepakat bahwa dzikir adalah kunci keghaiban, dapat mendatangkan kebaikan,  menghibur hati yang gelisah, dan menyatukan berceria berainya hati orang yang berdzikir. Apa bila dzikir telah menguasai orang yang berdzikir, maka rasa cinta kepada Dzat yang di dzikirkan akan menyatu dalam ruh orang yang berdzikir, sehingga ada sebagian orang yang berdzikir, tiba-tiba sebongkah batu jatuh mengenai kepalanya, lalu meneteskan darah ketanah dan darah itu membentuk lafadz “ALLAH, ALLAH”. Ini merupakan keutamaan dzikir, kalau saja dzikir tidak memiliki keutamaan lain selain tidak di batasinya dengan waktu, kiranya itu saja sudah cukup utama. Dan ‘ulama’ sepakat bahwa tidak sepantasnya seorang hamba meninggalkan dzikir walaupun dalam keadaan lalai (hatinya) Fahamilah!.


واعلم أن فوائد الذكر لا تنحصر لأن الذاكر يصير جليس الحق تعالى من الأسرار والعلوم كلما ذكر لأنها حضرة لا يرد عليها أحد ويفارقها بغير مدد، لكن مع الحضور،


Ketahuilah bahwa faidah-faidah dzikir tidak dapat terhitung, karena orang yang berdzikir ketika itu menjadi satu majlis dengan Allah Al-Haqq Ta’ala dalam samudera rahasia dan ‘ilmu, karena hal tersebut merupakan suasana yang tidak seorang pun dapat sampai kesana dan tidak dapat memilah-milahnya tanpa pertolongan. Namun demikian itu harus di sertai hadirnya hati.


فيقال لمن ادعى أنه حضر بقلبه فى ذكره مع ربه تعالى : ما ذا أتحفك وأعطاك فى هذا المجلس؟


فإن قال : ما أعطانى شيأ . قلنا له : وأنت الآ خر لم تحضر معه فى ذكره، فاتخذ لك شيخا يزيل عنك الموانع المانعة لك عن الحضور، فإن لم يجد له شيخا، قلنا له : أكثر من ذكر الله تعالى باللفظ حتى يصير الحق تعالى مشهودك وهناك يصح الفتح، لأن الذكر لله تعالى حقيقة هو استصحاب شهود العبد أنه بين يدي ربه تعالى, والذكر باللسان إنما هو وسيلة إليه، فإذا حصل له الشهود استغنى عن ذكر اللسان فلا يذكر باللسان إلا فى محل يقتدى به فيه لا غير، لأن حضرة شهود الحق تعالى حضرة بهت وخرس يستغنى عن الذكر إذ هو بمنزلة الدليل، فإذا حصلت الجمعية بالمدلول استغنى العبد عن الدليل . فاعلم ذلك فإنه نفيس .


Jika di  katakan kepada orang yang mengaku bahwa hatinya dapat hadir bersama Tuhannya Ta’ala dalam dzikirnya; “Apa yang Dia berikan kepadamu dalam majlis itu?”


Lalu apa bila ia menjawab; “Dia tidak memberi sesuatu apapun kepadaku”. Maka aku akan berkata padanya; “Engkau ingat pada yang lain, hatimu tidak hadir bersama-Nya di saat berdzikir, karena itu carilah olehmu seorang guru yang dapat menghilangkan darimu beberapa perkara yang menghalangi hadirnya hatimu”. Dan apa bila ia tidak menemukan seorang guru pun, aku akan menyarankan kepadanya; Banyak-banyaklah berdzikir kepada Allah Ta’ala dengan lisan hingga Allah Al-Haqq Ta’ala menjadi perkara yang engkau saksikan, di sanalah nanti terbukanya hati yang sah, karena berdzikir kapada Allah Ta’ala hakikatnya adalah lestarinya penyaksian seorang hamba bahwa ia berada di hadapan Tuhannya Ta’ala, sedangkan berdzikir dengan lisan hanya sebagai perantara menuju penyaksian bahwa ia berada di hadapan-Nya (syuhud), bila telah berhasil syuhud, ia tidak perlu lagi berdzikir dengan lisan kecuali pada suatu tempat yang di sana ia sebagai orang di ikuti, bukan yang lainnya, karena suasana penyaksian bahwa dirinya berada di hadapan Allah Al-Haqq Ta’ala adalah suasana yang membingungkan dan membisukan yang ia tidak butuh lagi pada dzikir, karena dzikir ibarat suatu petunjuk, maka apabila semua yang d itunjukkan telah berhasil di capai, seorang hamba tidak butuh lagi pada petunjuk. Ketahuilah, karena hal itu adalah perkara yang indah.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar