Senin, 15 November 2021

wasiat ke 5 Menjaga diri dari makanan yang tidak halal

 Terjemahan kitab Minah assaniyyah


(Sayyid ‘Abdul Wahhab As-Sya’rani, dari wasiyat tuan gurunya yang ma’rifat billahi Ta’ala yaitu Syaikh Abu Ishaq Ibrahim Al-Matbuliy)



wasiat ke 5

Menjaga diri dari makanan yang tidak halal

 

(وَ) احذر أيضا (مِنْ أكْلِ غَيْرِ الْحَلَالِ)

“Jauhilah olehmu makan makanan yang tidak halal”



فإن أكل غير الحلال يقسى القلب ويظلمه ويحجبه عن دخول حضرة الله تعالى ويخلق الثياب.

 

Karena sesungguhnya memakan makanan yang tidak halal itu dapat mengeraskan hati, menggelapkan hati, menghalangi hati dari menembus pintu hadirat Allah Ta’ala, dan merapuhkan pakaian.

 

قال الإمام أبو حنيفة رحمه الله تعالى : "لو أن عبدا عبد الله تعالى حتى صار مثل هذه السارية ثم أنه لم يدر ما يدخل جوفه أ حلال أم حرام ما تقبل منه"


Imam Abu Hanifah rahimahullahu Ta’ala berkata; “Seandainya seorang hamba ber’ibadah kepada Allah Ta’ala hingga ia menjadi tegak laksana tonggak ini, namun ia tidak menyadari halal atau haramnya yang masuk kedalam perutnya, maka ‘ibadahnya tidak di terima”

 

وقال أبو إسحاق إبراهم بن أدهم رحمه الله تعالى : "أطيب مطعمك وما عليك بعد ذلك أن لا تصوم النهار ولا تقوم الليل" يعني نفلا .

 

Abu Ishaq Ibrahim bin Ad_ham rahimahullahu Ta’ala berkata; “Bersihkanlah makananmu (dari yang tidak halal), maka setelah itu (dalam perjalanan batinmu menuju hadirat allah) tidak ada lagi beban bagimu, tidak harus berpuasa di siang hari dan tidak harus ‘ibadah di malam hari” yakni ‘ibadah sunnat.

 

وقال أبو بكر الترمذى رحمه الله تعالى : "ما منع القوم من الوصول إلا الاستدلال بغير الدليل، والركض فى الطريق على حد الشهوة، وأكل الحرام والشبهات"

 

Abu Bakar At-Turmudzi rahimahullahu Ta’ala berkata; “Tidak sesuatupun yang menghalangi seseorang untuk sampai ke hadirat Allah Ta’ala kecuali;

1) Berdalil dengan yang bukan dalilnya.

2) Tergesa-gesa di dalam menempuh jalan menuju Allah karena menuruti hawa nafsunya.

3) Makan makanan haram dan syubhat”.

 

وقال الإمام سهل رحمه الله تعالى : "من لم يكن مطعمه من حلال لم يكشف عن قلبه حجاب وتسارعت اليه العقوبات ولا تنفعه صلاته ولا صيامه ولا صدقته"

 

Imam Sahl rahimahullahu Ta’ala berkata; “Barang siapa yang makanannya tidak berasal dari barang halal, maka tidaklah tersingkap dari hatinya suatu hijabpun, dan mempercepat datangnya siksa kepadanya, dan tidaklah mermanfa’at baginya shalat, puasa serta shadaqahnya”

 

وقال الإمام سفيان رحمه الله تعالى : "عليكم بأكل الحلال، وإياكم وأكل الحرام فإنى كنت وأنا آكل الحلال أقرأ الآية فيفتح لى سبعون بابا من العلم فلما أكلت من طعام من لا يتورع صرت أقرأ الآية وأرددها فلا يفتح لى باب واحد"

 

Imam Sufyan rahimahullahu Ta’ala berkata; “Hendaklah kalian senantiasa makan makanan halal, dan janganlah sekali-kali kalian makan makanan haram, karena sesungguhnya aku yang senantiasa makan makanan halal, apa bila membaca Al-Qur an, maka terbukalah bagiku 70 pintu ‘ilmu, namun ketika aku makan makanan orang yang tidak wira’i, apa bila aku membaca Al-Qur an walau aku mengulang ulangnya, tidak satu ‘ilmupun yang terbuka bagiku”

 

وقال الشيخ على الشاذلى رحمه الله تعالى : "من أكل الحلال لان قلبه ورق ونار وقل نومه ولم يحجب عن حضرة الله تعالى، ومن أكل غير الحلال قسا قلبه وغلظ وأظلم ويحجب عن حضرة الله تعالى وكثر نومه،

 

Syaikh ‘Aliy As-Sydziliy rahimahullahu Ta’ala berkata: “Barang siapa makan makanan halal, maka hatinya akan menjadi lunak, lembut, bersinar terang, tidurnya sedikit, dan tidak terhijab dari hadirat Allah Ta’ala. Tapi barang siapa makan makanan selain yang halal, maka hatinya akan menjadi keras, kasar, semakin gelap, terhijab dari hadirat Allah Ta’ala, dan banyak tidurnya”

 

وذلك من جملة رحمة الله تعالى، لأن أكل غير الحلال يحرك الأعضاء للمعاصى، فيطلب كل عضو منه أن يعصى فيتفضل الله تعالى عليه بالنوم ليريحه من المعاصى كما أنه يتفضل على الطائع بأكل الحلال ليقيمه بين يديه ليلا ونهارا .

 

Banyak tidur termasuk sebagian dari rahmat Allah Ta’ala. Karena memakan makanan selain yang halal dapat membangkitkan anggota tubuh untuk berbuat maksiat, hingga seluruh tubuh menuntutnya untuk bermaksiat, kemudian Allah memberi anugerah kepadanya berupa tidur agar ia dapat istirahat dari perbuatan maksiat. Demikian itu sebagaimana halnya Allah memberi anugerah kepada orang yang ta’at berupa makan makanan halal agar dapat menegakkan ‘ibadah kepada-Nya siang dan malam.

 

وقال سيدى على الخواص رحمه الله تعالى : "من أكل الحرام وأطال العبادة فهو كالحمام الذى رقد على بيض فاسد فهو يتعب نفسه فى طول المقام ثم لا يفرخ شيئا بل يخرج مذرا،

 

Tuanku ‘Aliy Al-Khowwash rahimahullahu Ta’ala berkata; “Barang siapa yang makan makanan haram dan ia memperbanyak ‘ibadah, maka ia bagaikan merpati yang mengerami telur (yang telah) busuk, ia mempersulit dirinya sendiri diam lama di tempat itu, sementara tidak satu butir telurpun yang dapat menetas, bahkan telur itu mengeluarkan bau busuk.

 

ومن مفسد أكل الحرام استحاله نارا فيذهب شجية الفكر، ولذة الذكر ويحرق نبات إخلاص النيات ويعمى البصر، ويظلم البصر ويوهن الدين والبدن والعقل ويورث الغفلة والنسيان ويمنع من ذوقان الحكم والمعارف،وأطال فى ذلك، ثم قال : "وبالجملة فجميع المعاصى التى يفعلها العبد إنما سببها أكل الحرام، فمن أكل الحرام وطلب أن يعمل الطاعة فقد رام المحال"

 

Dan sebagian dari bahayanya makan makanan haram adalah padamnya cahaya hati, hilangnya ketajaman berfikir, menghilangkan nikmatnya berdzikir, membakar tumbuhnya dengan keikhlasan niat, membutakan mata hati, menggelapkan mata, melemahkan agama, tubuh serta akal fikiran, menyebabkan lalai dan lupa, dan mencegah dari merasakan ni’matnya hikmah, ‘ilmu nafi’ serta ma’rifat billah.

 

وأطال فى ذلك، ثم قال : "وبالجملة فجميع المعاصى التى يفعلها العبد إنما سببها أكل الحرام، فمن أكل الحرام وطلب أن يعمل الطاعة فقد رام المحال"

 

Beliau menjelaskan dengan panjang lebar tentang bahayanya makan makanan haram. Lalu beliau (Tuanku ‘Aliy Al-Khowwash rahimahullahu Ta’ala) berkata; “Secara global semua perbuatan maksiat yang di lakukan seorang hamba, penyebabnya hanyalah makan makanan haram, karena itu barang siapa yang memakan makanan haram kemudian ia mengerjakan ‘amal keta’atan, maka ia benar-benar mengharapkan hal yang mustahil”

 

(تنبيه)

يجب على من أكل شيئا ثم وجد بعده علامة من علامات الحرام أن يأخذ فى القيء إن أمكنه وإلا أخذ فى التوبة والإستغفار.

 

(Peringatan);

Wajib bagi orang yang memakan seuatu, kemudian ia mendapatkan suatu tanda dari tanda-tanda makanan haram untuk memuntahkannya kalau memang memungkinkan, bila tidak, ia wajib bertaubat dan beristighfar.

 

ومن العلامات أن يكون للشرع على ذلك الطعام اعتراض من حيث وضع اليد.

 

Di antara tanda-tanda makanan haram adalah: Makanan tersebut bertentangan dengan syara’ dari segi cara memperolehnya.

 

ومنها وجود الظلمة فى القلب والثقل فى الطبيعة حتى كأن من أكله أكل رصاصا.

 

Di antara ciri telah memakan makanan haram lainya adalah kegelapan dalam hati dan adanya rasa berat pada tabi’atnya hingga ia bagaikan orang yang makan coran timah.

 

ومنها أن يقوم من النوم فيمكث ساعة حتى يستيقظ كما يقع لمن يأكل الربا.

 

Di antaranya; Bila bangun tidur tidak segera beranjak pergi, tapi diam sesaat lalu bangkit sebagaimana yang terjadi pada orang yang makan riba.

 

ومنها أن تلعب النفس فيتقايأه قهرا عليه من غير معالجة.

 

Dan di antaranya; Nafsunya akan mempermainkannya hingga ia harus memuntahkannya dengan paksa tanpa bisa di obati.

 

فاعلم ذلك يا أخى ولا تغفل عن تفتيش هذه اللقمة فإنه العطب ولا تأكل طعام من لا يتورع فى كسبه ولو أنه غضب منك ولا تلتفت اليه ولا لقوله "كسرت خاطرنا"

 

Ketahuilah hal itu wahai saudaraku! Janganlah engkau lalai dari meneliti setiap suapan makananmu, karena sesungguhnya hal itu akan menghancurkanmu. Dan janganlah engkau memakan makanan orang-orang yang tidak wira’i di dalam usahanya, seandainya ia marah kepadamu, janganlah engkau menghiraukannya, dan janganlah engkau memperdulikan perkataan orang yang berkata; “Engkau telah menyakiti perasaanku” (karna tidak memakan makanan itu)

 

وهذا الامر قل من يتنبه له من مشايخ هذا العصر، بل بعضهم يأكل من طعام المساكين وإذا لاموه قال : خفت أن أكسر خاطره، وما عبد الحق تعالى بشيء أفضل من جبر الخواطر، وهذا من الجهل بقواعد الشريعة، ولا فرق حينئذ بينه وبين من عزم عليه شخص بأن يشرب معه الخمر، فلو قال : إنما شربت جبرا لخاطره حددناه ولم نقبل منه عذرا وحكمنا بفسقه، فاعلم ذلك يا أخى.

 

Masalah seperti ini jarang sekali di sadari oleh para guru di zaman sekarang, bahkan sebagian dari mereka ada yang memakan makanan orang-orang awam, dan apa bila orang orang mencelanya, ia berkata: “Aku hawatir akan menyakiti perasaannya” Inilah golongan orang-orang yang bodoh dengan ka’idah-ka’idah agama, ia tidaklah ber’ibadah kepada Allah Ta’ala dengan sesuatu yang lebih utama dari pada menghibur perasaan orang lain. Jika demikian, maka hal itu tidak ada bedanya dengan orang yang minum khamar bersama-sama dengan orang yang mangajaknya. Karena itu seandainya ia berkata: “Aku minum khamar hanya karena menghibur hatinya” maka kami akan menghukumnya, kami tidak mau menerima alasan apapun darinya, dan kami menghukumnya sebab kefasikannya. Ketahuilah hal itu wahai saudaraku!.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar