wasiat ke 6 Menghindari watak malu

Terjemahan kitab Minah assaniyyah


(Sayyid ‘Abdul Wahhab As-Sya’rani, dari wasiyat tuan gurunya yang ma’rifat billahi Ta’ala yaitu Syaikh Abu Ishaq Ibrahim Al-Matbuliy)



wasiat ke 6

Menghindari watak malu



(وَ) احذر أيضا (مِنَ الْحَيَاءِ الطَّبِيْعِى)


فإنه معدود من جملة الكبر عند القوم


 


“Hindarilah olehmu rasa malu yang sebangsa watak”


Karena hal itu termasuk sebagian dari kesombongan menurut para ‘ulama’.


 


وقد أشار سيدى عمر بن الفارض رحمه الله تعالى اليه بقوله :


تمسك بأيال الهوى واخلع الحيا # وخل سبيل الناسكين وإن جلو


 


Tuanku ‘Umar bin Farid rahimahullahu Ta’ala berkata di dalam sya’irnya:

“Peganglah olehmu ekor hawa nafsu, buanglah rasa malu, berbaurlah di jalan orang-orang ahli ‘ibadah walau (dia) berkedudukan tinggi”

(Penjelasan admin:

Maksudnya adalah jangan minder, jangan karna kau merasa di makom rendah lalu kau tidak ingin berbaur dengan orang orang yang makomnya tinggi. Yang bermakam tinggi ini maksudnya adalah para orang orang Arif, para wali, para guru tarekat, dan yang di kaji ini adalah dalam hal makom di sisi allah, bukan orang orang yang sombong yang merasa sudah di makom tinggi lalu tidak ingin bercampur baur dengan orang yang di anggapnya rendah, orang seperti ini adalah mengikut iblis. Dan juga bukan orang yang sombong cuma karna harta tahta dan titel gelas dan sebagainya, jangan salah mengerti ini)

 


(وَهُوَ) اى الحياء الطبيعى (أَنْ يَسْتَحِىَ الشَّخْصُ أَنْ يَذْكُرَ اللهَ تَعَالَى بِرَفْعِ الصّْوتِ) بحضرة الناس، وأكثر من يترك ذلك بحضرة الناس أصحاب الأنفس كالقضاء والمباشرين والشيوخ وغيرهم، فإذا كلف أحدهم أن يذكر الله تعالى بحضرة الناس حصل عنده خجل كأنه ارتكب معصية فمثل هؤلاء يجب عليهم الذكر برفع الصوت حتى يخرجوا عن الكبر،


 


Yang di maksud malu sebangsa watak ialah; Seseorang merasa malu untuk berdzikir kepada Allah Ta’ala dengan suara keras di hadapan orang-orang. Kebanyakan orang yang meninggalkan berdzikir dengan suara keras di hadapan orang-orang adalah orang yang memiliki kemuliaan seperti para qadli (hakim), orang-orang yang memberikan kegembiraan, para guru dan lain-lainya. Maka apa bila salah seorang dari mereka memaksakan diri untuk berdzikir kepada Allah Ta’ala dengan suara keras di hadapan orang-orang, ia merasa malu seolah-olah ia melakukan kema’shiyatan. Maka Mestinya orang-orang seperti mereka harus berdzikir dengan suara keras hingga mereka dapat keluar dar shifat sombong.



وكان سيدى محمد رحمه الله تعالى يأمر أصحابه برفع الصوت بالذكر فى الأسواق والشوارع والمواضع الخربة المهجورة، ويقول "اذكروا الله تعالى فى هذه الأماكن حتى تشهدكم يوم القيامة وتخرقوا ناموس طبع النفس فإنكم فى حجاب ما لم تخرقوه" فاعلم ذلك يا أخى.


 


Tuanku Syaikh Muhammad rahimahullahu Ta’ala memerintahkan kepada murid-muridnya untuk berdzikir dengan suara yang keras di pasar-pasar, di jalan umum dan di tempat kosong tak berpenghuni. Beliau berkata; “Berdzikirlah kalian kepada Allah Ta’ala di tempat-tempat seperti ini sehingga tempat-tempat itu menjadi saksi kalian kelak pada hari kiamat, dan bakarlah tirai penghalang yang berupa tabi’at hawa nafsu, karena sesungguhnya kalian akan tetap terhijab selama kalian belum membakarnya” Ketahuilah hal itu wahai saudaraku!.