Zikir kepada Allah itu adalah makanan bagi jiwa, dan memuji Allah itu menjadi minuman jiwa, sedang malu kepada Allah menjadi pakaian bagi jiwa, Tidak ada lagi kelazatan yang lebih utama daripada berzikir hanya kepada Allah, dan tidak ada lagi Nikmat yang lebih utama daripada berhubung dan bermesra dengan Allah.
Huraian ini hanya dapat dipahami oleh orang orang yang ber TASSAWWUF atau orang-orang yang memahami IILMU MAKRIFATTULLAH , kerana bermakna sebagai berikut
Kalimat Zikir kepada Allah itu adalah makanan bagi jiwa, dan memuji Allah itu menjadi minuman jiwa mengisyaratkan ILMU HAKIKAT, yaitu
ZIKIR kepada ALLAH itu adalah HAKIKAT
HAKIKAT MANUSIA ADALAH RUH yang dari pemahaman ini dapat MENGENAL DIRI bahwa DIRI SEBENAR-BENARNYA DIRI ADALAH JIWA YANG PENUH DENGAN PENUH KETENANGAN
Jadi ILMU HAKIKAT itu untuk JIWA yang IBADAH UTAMANYA adalah ZIKIR KEPADA ALLAH kerana duduk ilmunya di NYAWA JIWA yang Wajib untuk dibersihkan sebagaimana yang diisyaratkan
ALLAH mengilhamkan kepada JIWA itu jalan KEFASIKAN dan KETAQWAANNYA,sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan JIWA itu,dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.
JIWA inilah yang akan Kembali kepada ALLAH SWT dan hanya dengan kebersihan JIWA boleh didapatkan ketenangan sebagaimana yang di isyaratkan.
Hai JIWA yang tenang,kembalilah kepada ALLAH dengan HATI yang PUAS lagi di REDHOI NYA,maka masuklah kedalam Diri dengan sekaram karamnya didalam Diri Semoga ketemu Diri yang SEJATI.
Jadi ILMU HAKIKAT itu untuk MENCAPAI SEBENAR-BENARNYA TAQWA melalui kebersihan JIWA yang oleh kerananya dapat mencapai KETENANGAN JIWA Dan hanya dengan KETENANGAN JIWA yang di REDHOINYA seseorang dapat BERSERAH DIRI sebagaimana yang di isyaratkan dalam firman ALLAH SWT.
Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah sebenar-benarnya Taqwa kepadaNYA, dan janganlah sekali-kali kamu Mati melainkan dalam keadaan BERSERAH DIRI.