kajian kitab barencong (datu sanggul)
Pasal pada menyatakan hal dan limpahan segala ahli tasawuf yang di lakukan tiap-tiap hari siang dan malam
ketika mengerjakan segala yang di pardukan Allah Ta’ala dengan sekira-kiranya memadai kuatnya jasad pada mengerjakan dia yang di suruh oleh Allah Ta’ala.
dan menjauhkan segala yang di larang. Dan di suruh oleh Allah ta’ala memeliharakan segala rahasia-rahasia ke hati dan melazimkan segala makam yang 11 seperti:
Taubat,
sakit,
sabar,
syukur,
tawwakal,
ridha,
wara,
suci,
ajam,
murakabah
dan lainnya.
Pertama-tama orang yang mengerjakan jalan ini mulai dengan taubat karena taubat itu bersuci dari najis. Demikianlah hal ahli tasawuf. Bermula setengah dari rahasia ketuhanan itu
IMAN DAN KAMIL. Yaitu keluarlah engkau dari dirimu dan menuju pada allah seperti bahwasannya, jangan engkau sekutukan Allah Ta’ala dengan sesuatu dari segala sifatnya yang tertentu dengan allah Dan
“YAKIN KAMIL” Yaitu keluar engkau dari dirimu, artinya keluar dari pada dayamu dan kuatmu dan wujudmu. Jangan engkau sekutukan Allah Ta’ala dengan sesuatu dari segala sifatnya dengan dia yang yakin kamil, yaitu ada pada mukamu, karena wujudmu dan dayamu itu majas., dan bayang-bayang jua. Karena sekalian yang di jadikan Allah Ta’ala hanya ujud hakiki, dan kuat daya upaya yang hakikatnya hanya Allah Ta’ala jua. Maka hendaklah engkau nafikan ujud dirimu dan sekalian yang lan daripada ujud Allah Ta’ala itu. supaya sempurnalah dari pada syirik hafi dan supaya engkau pandang kesempurnaan Allah Ta’ala dan daya upayanya dan kuatnya pada temat ujud dan lemahnya/lemahmu dan daifmu itu. Setengah dari pada rahasia, ketahuilah olehmu akan bahwasannya kita pandang, kita I’tiqadkan, bahwa sesungguhnya akan kita ini tetap selama-lamanya dalam ilmu Allah Ta’ala.
Pertama : Penglihat, pendengar, kelakuan dan kehendaknya.
Sekianlah pada sebenarnya I’tiqad segala nabi-nabi dan wali-wali Allah serta Ulama yang saleh-saleh, janganlah kita berubah I’tiqad ini supaya kita sampai kepada jalan FANA BILLAH – BAQA BILLAH. Yaitu lenyapkanlah kita ke dalam Allah Ta’ala supaya kekal dalam keadaan Allah ta’ala. Bermula di kehendaki lenyap dan hapus itu, tiada lagi kita atau diri kita, hanya yang kelihatan ZAT ALLAH TA’ALA jua semata-mata tetap dengan penglihatannya mata hati dan mata zahir harus menyatu dalam rahasianya. Dan tilik hakikat adalah isyarat umpama besi di dalam api, maka tatkala merah besi, tidak kelihatan besi, hanyalah keadaan api jua yang kelihatah itu semata-mata. Maka ZAT ALLAH TA’ALA – SIFAT ALLAH TA’ALA – AF’AL ALLAH TA’ALA sematamata. Maka apabila tetap di karenakan membagi bagi di dalam keadaan kita niscaya kita ini hilang (pergi dari hadirat allah). Maka tiada tinggal lagi baginya bekas. Maka kita sampailah kepada jalan fana billah dan baqa billah. Adapun dalil akal, apa bila kita tidur lihatlah pada dirimu, adakah kekuasaan, dan kehendak, pengetahuan, penglihatan, pendengaran dan perkataan dan gerakan. Maka dalilnya yang menunjukkan akan tiada mempunyai, hanya dari menerima sifat jua. Dan empunya sifat itulah Allah Ta’ala jua semata-mata. Maka zat adalah dalil tahliklah kita dari ajaran guru yang kamil adanya. SABDA NABI MUHAMMAD SAW pada menyatakan :
Bermula Syareat itu seperti tanah
Tharekat itu seperti air
Hakikat itu seperti angin
Ma’rifat itu seperti api
Maka bertanya Ali, ya, junjunganku adapun Syareat itu seperti tanah, tanah yang mana ? Tharekat itu seperti air, air yang mana ? Hakikat itu seperti angin, angin yang mana ? Ma’rifat itu seperti api, api yang mana ? Jawab Rasulullah s.a.w
Hai ALI dengarlah ini:
Syareat itu seperti tanah, yaitu badanku
Tharekat itu seperti air, yaitu Nur Muhammad
Hakikat itu seperti angin, yaitu nafasku
Ma’rifat itu seperti api, yaitu penglihatanku bertanya Syaiyidina ALI, ya junjunganku sebenar jikalau mati orang syareat apakah kejadiannya? mati orang tharekat apakah kejadiannya? mati orang hakikat apakah kejadiannya? mati orang ma’rifat apakah kejadiannya?
RASULULLAH MENJAWAB : Mati orang syareat hancur luluh
Mati orang tharekat kurus kering
Mati orang hakikat lemak gemuk putih kuning
Mati orang ma’rifat hilang lenyap
bertanya syaiyidina ALI, ya Rasul bagaimana penjelasanya.
Jawab Rasulullah:
barang siapa mengetahui ilmu ini maka sempurnalah serta selamatlah dunia akherat, imannya lagi tiada kurang anugra Allah Ta’ala akan rezeki. Inaya Allah Ta’ala. Maka barang siapa yang tidak mengetahui ilmu ini lebi hina dari binatang, sebab belum mengetahui akan tubuhnya sendiri,
wallahu alam bisawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar