kajian kitab barencong (datu sanggul)
Adapun rahasia itu di dalam hati,
dan hati itu di dalam puat,
puat itu didalam jantung,
dan jantung itu di dalam rahasia allah.
Tetapi hati, puat, jantung itu sudah lebur kedalam rahasia allah.
Jadi tuhan itu tiada bertempat dan tiada di tempati oleh makhluk siapa yang sangka bahwa tuhan itu bertempat di hati, di puat, di jantung, di arsy, di langit, di surga, atau di manusia, maka orang itu kafir. Atau rahasia ma’rifat itu tidak terpakai lagi kata-kata yang bagaimanapun, sebab kalau kita masih berpegang kepada kata-kata maka kata-kata itulah yang jadi dinding.
Dan yang di sebut rahasia allah itu tadi, pertama rahasia yang berada di dalam jantung itulah yang bernama allah.
Dan yang demikian bernama rahasia allah, dan kehendaknya, kehendak allah inilah yang berada dalam puad, dan inilah yang bernama rasa. Karena di situlah tempat akan segala kehendak allah, lahir atau bathin. Sekali lagi janganlah di pahami bahwa tuhan itu bertempat kepada manusia, atau manusia bertempat kepada tuhan.
contoh: orang yang sedang tidur, tidak merasa apa apa lagi.
Apa lagi yang di sebut itu sudah tidak ada. Dari itu janganlah lagi mahluk berkehendak, jangan lagi ada Ingatanmu, dan dirimupun tiada. Maka yang ada itupun hanya hayat jua adanya. Jadi, disini adalah rahasia allah itu zat iradat kepada insan dan kepada hayawan, jika rahasia allah itu dan iradat allah zahir dan bathin, tidak ada maka di situlah manusia menganggap ada perbuatan dirinya sendirinya. sehingga sinilah hawa nafsu menunggangi manusia. Bukan manusia menunggangi nafsu, nafsulah yang meng-aku-aku itu dalam setiap setiap saat.
Aku haramkan mulutku,
aku kapirkan hatiku,
bila aku masih mengaku-aku dengan hawa nafsu yang tercela atau dengan nafsu keakuan makhluk aku, sebagai si penyusun kitab ini bertanggung jawab atas kata-kataku tadi. Siapa yang hendak mengambil boleh dan siapa yang menolakpun boleh.
Tidak ada pakaian dalam agama allah. Seorang wali itu tidak meng-aku-aku lagi kecuali dengan keakuan allah. Bukanlah engkau yang mengaku-aku.
allahlah yang beraku-aku sedangkan engkau seharusnya tidak punya aku lagi. Jadi yang beraku-aku di kala itu adalah rahasia allah, bukan engkau.
dalilnya:
"wama romaita idjromaita, walakinnallah aroma"
Artinya:
"bukanlah engkau yang melempar di kala engkau melempar, tapi allahlah yang melempar di kala engkau melempar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar