Minggu, 13 Februari 2022

Thawasin 02 (Kitab Tentang Pemahaman)

 




Thawasin 02 (Kitab Tentang Pemahaman)


al-halaj

(1)/

Manusia hampir tidak dapat
Mengetahui Hakikat
Dan Hakikat tidak berhubungan dengan pemikiran,
Dan pikiran mengenai segala
Sesuatu yang diciptakan.
Apa yang terlintas dalam hati adalah
Gelombang pemikiran
Yang berlalu cepat, tentang ini dan itu,
Dan begitu banyak gelombang pemikiran
Tidak pernah dapat mencapai Hakikat.
Sejauh ini memang demikian,
Sepanjang pengetahuan,
Jadi bagaimana mengetahui Hakikat?
“Kebenaran berada di luar Hakikat,
Sebagai sesuatu yang teridentifikasikan,
Dan Hakikat terpisah dari Kebenaran....”


(2)

Laron terbang mengitari cahaya Lilin,
Sepanjang malam,
Dan dalam bentuk-bentuk yang berbeda
Kembali dengan matahari pagi, di pagi hari
Dan kemudian menceritakan apa yang terjadi,
Bagaimana ini terjadi
Dan dalam apa yang terjadi terdapat keriangan,
Satu-ssatunya kebahagiaannya
Karena dadanya berisi harapan untuk menemui kesempurnaan.


(3)

“Cahaya yang ditebarkan oleh Api
Adalah Pengetahuan
Mengenai Hakikat dan Kilaunya
Menjelaskan Hakikat yang berada
Dalam pengetahuan itu
Tetapi untuk memasuki Kilaunya
Dan untuk mengetahui cahayanya
Adalah dengan “Kebenaran.”


(4)

Laron tidak senang dengan cahaya lilin,
Dengan kehangatan lilin,
Maka ia menjatuhkan dirinya sendiri
Ke dalam api lilin dan bentuk-bentuk yang berbeda
Menunggu kembalinya laron itu,
Jadi, ia memberi kabar-kabar, informasi-informasi
Mengenai apa yang ia lihat atau bagaimana ia hidup
Melalui api itu. Laron itu hanya lebih suka
Apa yagn dilihatnya daripada apa yang didengar
Dan oleh karenanya menjadi tiada,
Sesuatu yang tidak berguna, terpecah
Kemudian, dalam bentuknya yang sekarang ia hidup,
Tanpa nama, tanpa bentuk atau tubuh,


Tanpa tanda atau simbol
Anda menanyai aku mengapa?
Untuk apa ia memiliki bentuk-bentuk yang berbeda itu?
Dan bagaimana ia mencapai kondisi itu?
Laron tidak senang dengan cahaya lilin,
Dengan kehangatan lilin,
Maka ia menjatuhkan dirinya sendiri
Ke dalam api lilin dan bentuk-bentuk yang berbeda Menunggu kembalinya laron itu,
Jadi, ia memberi kabar-kabar, informasi-informasi
Mengenai apa yang ia lihat atau bagaimana ia hidup
Melalui api itu. Laron itu hanya lebih suka
Apa yagn dilihatnya daripada apa yang didengar
Dan oleh karenanya menjadi tiada,
Sesuatu yang tidak berguna, terpecah
Kemudian, dalam bentuknya yang sekarang ia hidup,
Tanpa nama, tanpa bentuk atau tubuh,
Tnpa tanda atau simbol


Anda menanyai aku mengapa?
Untuk apa ia memiliki bentuk-bentuk yang berbeda itu?
Dan bagaimana ia mencapai kondisi itu?
Untuk apa? Untuk apa?
Siapa yang mencapai kondisi melihat,
Menjadi tidak peduli pada kondisi mendengar,
Tentang kabar-kabar, tentang cinta yang disebarkan,
Yang menemukan jalan kepada dia,
Yang sedang diamati melangkah jauh melewati
Kondisi melihat, kondisi mengamati.


(5)

“Tetapi dia yang diberi naluri-naluri
Dan kehendak-kehendaknya,
Dan yang lemah dalam berpikir

Dan yang dipenuhi dosa untuk mengejar
Kehidupan fana,
Tidak akan mendapatkan keberhasilan, seperti aku.”


(6)

“O, jika kau pikir akulah orang yang telah mencapai
Keadaan itu atau yang akan mencapai keadaan itu,
Atau telah mencapai kondisi itu
Di waktu-waktu lampau,
O! Tidak, tidak, tidak pernah!
Aku sedang berada di jalanku untuk menemui-Nya,
Dengan caraku yang menuntun kepada Dia:
O! Aku milik-Nya,
Dan Dia belum memiliki aku.”


(7)

O! Jika Anda ingin mengetahui
Maka ketahuilah bahwa apa Yang Nyata
Tidak diketahui
Oleh seorang pun kecuali Ahmad
Dan Muhammad bukanlah bapak dari kerabatmu
Melainkan Nabi Allah dan Yang Terakhir dari
Nabi-nabi Allah.
Dan ketika ia pergi keluar dari duni ini dan
Bahwa dunia di luar dan melewati keluar dari tempat Manusia
Dan jin, dan tidak ddiketahui oleh Manusia dan jin,


Di sana tidak tersembunyi lagi,
Segala tanda atai bercak kesalahan
Dan kemudian dia mendekati dan menjadi lebih dekat,
Dan hanya berjarak dua jengkal atau lebih dekat
Dan ketika ia mencapai yang Nyata pengetahuannya,
Kondisi pengetahuan dimana
Apa yang Nyata diketahui
Dibuat sendiri mendengrkan kabar-kabarnya,
Dan membuat berpengharapan tinggi
Ketika mencapai kebenaran, jauh dari yang nyata,
Dan menempatkan dirinya di hadapan-Nya
Yag Pengasih
Dan ketika Kebenaran dibuatnya sendiri
Ia kembali dan berkata:

Pikiranku tidak memiliki satu pin kecuali engkau,
Sujud kepada-Mu; hatiku milikmu
Dan pada saat ia mencapai Akhir dari
Yang akhir ia berkata:
Tidak ada kata-kata untuk membatasi,
Tidak ada bahasa untuk mendefinisikan engkau
Dan ketika ia mencapai Yang Nyata dari yang nyata,
Ia berkata:
Engkau sungguh seperti yang engkau katakan
Ia melepaskan semua yang hidup di dunia fana, dan mencapai kejayaan,
Dan hatinya tidak akan menipu apa yang ia lihat
Dan di sidratul muntaha yang menandai batas-batas pengetahuan,
Tak seorang pun mampu melewatinya
Pandangannya tidak pernah membelok dan juga tidak menipu.

.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar