📓Terjemahan kitab alhikam
📄hikmah 65-69Nur, Bashiroh Dan Hati
▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪
الاَنْواَرُ مطَايَا القُلوُبِ والاَسرَارِ
📄hikmah 65. "Nur [cahaya] iman dan nur keyakinan itu sebagai kendaraan yang mengantarkan hati manusia dan asror (rahasia) ke hadirat Alloh."
Syarah
Nur Ilahyyah yang di berikan Alloh kepada hambanya itu biasanya hasil sebab dzikir dan latihan-latihan. Nur itu yang menjadi kendaraan hati dan sir yang menyampaikan pada tujuannya yaitu masuk dan taqorrub kehadirat Alloh swt. Nur ini juga disebut Nur warid.
▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪
النّوُرُ جُندُ القـُلوب، كَماَ أَنَّ الظُّلمَةَ جُندُ النَّفْسٍ ، فَاِذاَ أرَادَ اللهُ أَنْ يَنصُرَعَبْدَهُ، أمَدَّهُ بِجُنوُدِ الاَنْواَرِ وَقطَعَ عَنْهُ عَدَدَ الظُلمِ والاَغيَارِ
📄hikmah 66. "Nur [cahaya] tauhid itu sebagai pasukan [tentara] yang membantu hati, sebagaimana gelapnya syirik itu sebagai pasukan [tentara] yang membantu hawa nafsu. Maka apabila Alloh menolong hamba-Nya, maka di bantunya dengan pasukan [tentara] nur Ilahi dan di hentikan bantuan kegelapan dan kepalsuan."
Syarah
Nur (cahaya) terang yang berupa tauhid, iman dan keyakinan itu sebagai pasukan (tentara) pembela dan pembantu hati,
sebaliknya kegelapan syirik dan keraguan itu sebagai pasukan (tentara) pembantu hawa nafsu.
Sesungguhnya Nurut-tauhid dan gelapnya syirik keduanya akan selalu berperang, Apa bila Alloh menolong hambanya maka Alloh akan melenyapkan kegelapan syirik dan mengganti dengan nur tauhid.
contoh, ketika hatimu ingin mengerjakan kebaikan sedangkan nafsumu mengajak pada perkara sebaliknya, maka keduanya akan berperang untuk saling mengalahkan. ketika seperti itu bagi hamba tidak ada jalan lain kecuali meminta pertolongan dan berserah diri kepada Alloh. Dan di sinilah terlihat jelas pengertian:
"Barang siapa yang di beri petunjuk oleh Alloh, maka tidak ada yang dapat menyesatkannya."
"Dan barang siapa yang di sesatkan oleh Alloh, maka tidak ada yang dapat menunjukinya."
"Barang siapa yang di beri petunjuk (hidaya) oleh Alloh, maka ialah yang mendapat petunjuk (hidayat) dan barang siapa yang di sesatkan oleh Alloh, maka tidak akan mendapatkan pelindung atau pemimpin untuknya."
▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪
النُّورُ لهُ الكشفُ والبَصِيرَة ُلهُ الحكمُ والقـَلبُ لهُ الاِقباَلُ والاَدْبارُ
📄hikmah 67. "Nur yang di berikan Alloh di dalam hati itu bisa membuka arti sesuatu yang samar/rahasia. dan Bashiroh (mata hati) bisa menentukan hukum sesuatu sesuai apa yang di lihatnya, sedangkan hati yang melaksanakan atau meninggalkan sesuatu sesuai apa yang telah di lihat oleh bashiroh”
Syarah
Nur Ilahi itu bisa membuka perkara yang samar dan rahasia seperti baiknya taat dan hinanya maksiat, rahasianya qodar dan lain-lain. dan bashiroh itu juga mempunyai hukum yakni bisa melihat seperti hal tersebut.
lalu kedua kasyaf itu terkadang kurang sempurna, sehingga hamba yang di karuniai kasyaf tersebut tidak boleh mengerjakan dan menceritakan hal-hal tersebut sebelum meminta fatwa pada hatiNya (hati orang yang sudah wushul pada allah)
(kodrat)
▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪
لاَ تـُفـْرِ حُكَ الطَّاعَةُ، لاَنَّهاَ بَرَزَتْ منكَ، وَافرَحْ بِهاَ لاَنَّهاَ بَرَزَتْ مِنَ اللهِ ِليكَ. قـُلْ بِفَضلِ اللهِ وَبِرَحْمَتِهِ فبذٰ لكَ فَليَفْرَحُوا هُوَ خيرٌ مِمَّا يجمَعُونَ
📄hikmah 68. "Jangan merasa gembira atas perbuatan taat, karena engkau merasa telah dapat melaksanakannya, tetapi bergembiralah atas perbuatan taat itu, karena ia sebagai karunia, taufik dan hidayat dari Alloh subhanahu wata'ala kepadamu, 'Katakanlah, Dengan merasa mendapatkan karunia dan rahmat Alloh, maka dengan itu hendaknya mereka bergembira. Itulah yang lebih baik dari apa yang dapat mereka kumpulkan'. [QS. Yunus 58]."
Syarah
Gembira atas perbuatan taat itu jika karena merasa mendapat karunia dan rahmat Alloh berupa ketaatan, maka itulah yang baik.
Sebaliknya jika gembira karena merasa diri sudah kuat dan sanggup melaksanakan taat, maka ini menimbulkan
ujub,
sombong
dan (sum'ah) kebanggaan,
padahal yang demikian itulah yang akan membinasakan amal taat.
Alloh 'Azza wa Jalla telah memperingatkan hambanya yang sombong dan ujub (mengagungkan diri) dengan firmannya dalam hadits Qudsi:
"Kesombongan adalah selendang-Ku dan keagungan adalah sarung-Ku. Barang siapa yang mengambil salah satu dari kedua hal tersebut dari-Ku, maka Aku akan melemparkannya ke dalam neraka.
▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪
قطَعَ السَّاءـرينَ لهُ، والواَصِلينَ مِنْ رُوءْيَةِ أعْمالهِمْ ، وَشُهُودِ أحْوالهِمْ. أمَّاالسّاءـرُونَ فَلاَِ َنَّهُمْ لَمْ يَتحَقــَّقوا الصِّدْقَ مَعَ اللهِ فِيهاَ. أمَّ الواَصِلوُنَ فَلاَِ َنَّهُمْ غيبهُمْ بِشُهُودِهِ عَنْهاَ
📄hikmah 69. "Alloh telah memutuskan orang-orang yang berjalan menuju kepada-Nya, dan yang telah sampai kepada-Nya, dari sifat suka melihat / mengagumi amal (ibadah) dan keadaan diri mereka.
Adapun orang yang masih sedang berjalan, karena mereka dalam amal perbuatan ibadah itu termasuk manusia belum dapat melaksanakan dengan ikhlas menurut apa yang di perintahkan.
Adapun orang-orang yang telah sampai, maka karena mereka telah sibuk melihat kepada Alloh, sehingga lupa pada amal perbuatan sendiri."
Syarah
apa bila ada amal perbuatan diri yang baik maka itu hanya karunia, taufik dan rahmat Alloh subhanahu wata'ala semata-mata.
Tanda bahwa Alloh telah memberi taufik dan hidayah pada seorang hamba, apa bila di sibukkan hamba itu dengan amal perbuatan taat, di putuskan dari sifat ujub dan arogan dengan amal perbuatan itu, karena merasa belum tepat mengerjakannya, atau karena merasa bahwa perbuatan itu semata-mata karunia Alloh, sedang ia sendiri merasa tiada berdaya untuk melaksanakan andaikan tiada karunia dan rahmat Alloh Ta'ala.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar